NovelToon NovelToon
Oh, My Teacher

Oh, My Teacher

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Dosen / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: @Alyazahras

Tristan dan Amira yang berstatus sebagai Guru dan Murid ibarat simbiosis mutualisme, saling menguntungkan. Tristan butuh kenikmatan, Amira butuh uang.
Skandal panas keduanya telah berlangsung lama.
Di Sekolah dia menjadi muridnya, malam harinya menjadi teman dikala nafsu sedang meninggi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Alyazahras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bergairah di...?

'Umur dibawah rata-rata minggir dulu. Bahaya!'

•••••

"Ehem, jangan terlalu dekat, kita sedang di Sekolah," ucap Amira was-was sambil membuang muka.

"Kenapa memangnya? Pintu dan jendela sudah saya kunci. Tirai juga sudah ditutup. Saya hanya ingin menghukummu dengan lebih intens, kamu keberatan?" goda Tristan dengan senyum tipisnya. Tangannya memainkan ujung rambut Amira.

Aroma kuat dari parfum Tristan menyeruak ke dalam hidung. Membuat Amira sedikit mabuk kepayang.

"Ayolah, jangan membuatku dalam masalah. Jam istirahat seperti ini biasanya banyak siswi yang menemuimu dengan membawa makanan, kan?"

"Sudah ada Damar yang berjaga diluar. Dia akan mengusir siapapun yang mengganggu. Tenanglah," kata Tristan lirih.

Benar saja, begitu menoleh ke arah jendela, siluet Damar tampak sedang berlalu-lalang di luar.

Damar adalah kaki tangan Tristan, termasuk Guru BK di sekolah tersebut. Hanya dia satu-satunya orang yang tahu rahasia antara Amira dan Tristan di Sekolah.

Tristan menggenggam keseluruhan rambut Amira dan menyapu anak-anak rambut, lalu mulai menghujani leher Amira dengan kecupan manja.

"Oh, çok güzel (sangat baik)," ucap Tristan candu sambil menghirup aroma harum tubuh remaja 19 tahun ini yang selalu memikatnya sambil terpejam nikmat.

Amira refleks menjepit tengkuk lehernya karena jambang tipis Tristan menusuk menggelitik. "Uh, geli! Hentikan," pintanya dengan perasaan tak karuan karena mendengar suara murid-murid yang berlalu lalang di luar. Rasanya takut ketahuan.

"Tadi di jam pelajaran saya kamu bilang suka yang super-super, jika biasa-biasa saja tidak mau meladeni. Apa maksudnya? Kamu sedang mencoba menggoda saya, kan?" tuduh Tristan. Tangannya mulai liar menyelusup ke dalam rok abu Amira.

"Tan!" Amira berusaha menghentikan.

Tristan menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. Dia biasa memasang tatapan seperti itu setiap kali melakukan sesuatu yang tidak boleh dibantah, termasuk hal ini.

Namun, Amira tidak akan membiarkan Tristan menang kali ini. Gila dia ingin melakukannya di Sekolah!

Amira berjinjit berusaha menyamakan tingginya dengan Tristan dan memiringkan wajahnya, lalu dia mengecup bibir Tristan dan lanjut menyesapnya. Semoga saja dengan ciuman ini Tristan akan lupa dengan hal lainnya.

Benar saja, Tristan menarik tangannya dari dalam rok Amira dan melepas kacamatanya, lalu mencengkeram leher Amira. Dia balas isapan itu dengan yang lebih liar dan kuat.

Tristan menggendong tubuh Amira dan mendudukkannya di atas meja sambil terus memainkan bibir.

Dia isap bibir Amira dan memasukan lidahnya ke dalam mulut Amira. Amira menyambutnya dan lidah mereka saling berpagutan.

Darah di sekujur tubuh mereka terasa mengalir dengan panas. Wajah mereka memerah. Gairah sudah menggebu di ujung kepala.

Sudah tersulut begini, mana bisa Tristan berhenti. Dia malah semakin menjadi.

Tak tanggung-tanggung, Tristan melepaskan kancing seragam putih Amira dan meremas dadanya sambil membaringkannya di atas meja.

Tristan kembali mengulum bibir Amira meski Amira sudah minta berhenti. Sudah dibilang Tristan tak bisa berhenti. Api yang sudah menyala, perlu dipadamkan!

Tangannya masuk ke dalam CD Amira. Amira menahan tangan Tristan, mencoba menghentikan, tapi usahanya sia-sia. Dia tak bisa menghentikan Tristan. Dia pun tak bisa bicara karena bibirnya dibungkam oleh bibir Tristan.

Salah satu jari tangan Tristan berhasil menerobos masuk ke dalam kepemilikan Amira sampai sekujur tubuh Amira mengejang kuat, seolah mendapat sengatan listrik.

'ah'

Desahan kecil pun lolos begitu saja dari mulutnya. Tristan menghentak-hentakkan tangannya perlahan dan hati-hati agar tidak melukai Amira. Mata Amira perlahan menatap sayu dengan air mata bergelinang. Keningnya berkedut. Perih dibalut rasa nikmat.

Amira terus mendesah kecil di bawah kuasanya. Tristan melumat kembali bibir Amira yang merah berair.

Setiap hentakan tangannya diiringi dengan desahan kecil yang menggelitik di telinga sampai Tristan sudah tidak dapat menahannya.

Dia tak ingin bermain-main lagi. Sudah cukup pemanasannya. Gairahnya sudah terbakar habis.

Tristan melepaskan sabuk yang melingkar di pinggangnya dan membuka kedua kaki Amira, lalu menekuk lututnya.

Amira sudah tahu, tak ada kesempatan lagi untuk menghentikan Tristan. Dia membungkam mulutnya dengan tangannya sendiri.

Ketika sesuatu yang keras dan besar menerobos masuk ke dalam kewanitaannya, Amira hanya bisa menjerit kesakitan dalam hati. Hanya air mata yang mengalir di pipi yang dapat menjelaskan rasa sakit dan perih itu.

Tristan tak peduli sesakit apa Amira setiap kali dia menggaulinya, yang terpenting hasratnya sudah tersalurkan pada sang istri tercinta.

Hentakkan demi hentakkan yang Tristan tekan membuat peluh membanjiri sekujur tubuh. Dia begitu menikmati pemandangan Amirahnya di bawah sana yang tengah meringis kesakitan dengan mulut menganga, seakan ingin berteriak tapi kerongkongannya tak membiarkan suara itu lolos.

Waktu berlalu dan Tristan pun sampai pada titik klimaksnya.

Amira sedang ancang-ancang menarik diri. Dia bisa membaca wajah Tristan setiap kali Tristan mencapai klimaksnya. Namun, pada saat Amira akan menarik diri, Tristan dengan gilanya bukan ikut menjauhkan diri malah menekannya semakin kuat.

Sampai Amira merasa sesuatu berkedut dan terasa hangat di dalam kewanitaannya. Tristan pun ambruk di atas tubuh Amira sambil mengerang. Erangan yang membuatnya merasa sangat-sangat puas.

"Tan, kamu ... kamu jangan bercanda!" seru Amira panik dengan perasaan tak tenang. "Kamu pakai pengaman, kan?"

Tristan yang sedang terengah-engah menindih tubuh Amira menggelengkan kepalanya. Detak jantungnya berdegup kencang sampai terdengar jelas oleh Amira.

"Sungguh? Bagaimana bisa kamu ceroboh begini?! Kalau aku hamil bagaimana?!" tuntut Amira sambil berusaha menyingkirkan tubuh Tristan yang beratnya minta ampun.

Tristan kehabisan tenaga, lututnya gemetar lemas.

"Kalau kamu hamil, kontrak diperpanjang," jawab Tristan sekenanya sambil berusaha beranjak bangun sekuat yang dia bisa. Namun, sebelum itu dia kecup pipi tembem merah merona Amira.

Dia merapikan tampilannya, lalu memberikan Amira tisu.

...

"Sebelum lanjut, inget ini cuma cerita hiburan aja, ya. Jangan terlalu serius."

1
𝑮𝒊𝒖𝒍𝒊𝒂𝒏𝒐𝒗𝒂🌷
kok jdi kya berita yg lgi viral ya, guru vs murid yg di gorontalo 😁
Aura Al
makin seru lsnjut
Aura Al
jadi keluarga sudah tau pernikahannya
Aura Al
amira oh amira ada" aja tp lama" pasti ketahuan
Aura Al
cinta segitiga jadi pusing mau dukung yg mana/Grin/
Miss_D
makin penasaran kakak
anyarai
oh, berarti amira pamit keluar kota untk krj,,
tp amira tnpa sepengetahuan ibunya dia lnjutin sekolh,,
iya kah thor
anyarai
ih suami kontrak ternyata,,, lanjut thot
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!