Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story94
Disini Aku akan bahas Versi Dewasa Beby dan Keenan dan semua anggota Farrious...
Please jangan lupa Follow, like, Vote, dan Coment nya ya readers ...
Menceritakan tentang keluarga Marvin
Farrious. Seorang CEO pembisnis sukses yang berkuasa dikalangan Eropa.
Yang mempunyai 3 putra tampan dan mapan dengan sejuta masalah dalam hidupnya.
"Aku tidak pernah menyangka kalau Kamu, sudah bisa membentak dan mengumpat dengan kata-kata yang kasar! "Siapa yang mengajarimu, gadis kecil"? bisik Keenan tepat di belakang kupingnya.
Seketika Bulu kuduk Beby berdiri, ia sudah lama tidak sedekat ini dengan seorang pria.
"Lepaskan, jaga batasanmu tuan Keenan"! sentak Beby yang sudah kembali sadar.
Beby melepas pelukannya dari Keenan, dan langsung berlari secepat kilat dari sana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16 Keenan Terluka
Keenan dan Leo masih berusaha menangani pria itu,
"Anak buah kita juga akan datang sebentar lagi jadi kau tidak perlu khawatirkan Aku"! Elaknya.
"Tidak Keen, Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian disini"! sergah Leo yang mulai panik.
"Bacot kalian berdua"! Buugghhh .. Pria itu sudah menendang Keenan dengan cukup keras.
"Keenan"! teriak Leo lalu meletakkan Bianca diatas kursi kembali, karena gadis itu sudah tidak sadarkan diri lagi. Leo segera membantu Keenan dengan menghajar pria itu secara membabi buta.
Namun kekuatan pria itu cukup kuat, tidak mudah untuk dikalahkan dengan mudah walaupun sekarang mereka posisinya dua lawan satu.
"Kalau diantara mereka ada yang tumbang, Aku akan bisa lolos dari sini dengan mudah". gumam pria itu lalu mengeluarkan sebuah pisau kecil tajam yang selalu ia bawa kemanapun pergi.
Target pria itu Keenan. Dia sangat membenci keluarga Farrious yang sudah melenyapkan kedua orang tuanya dalam waktu semalam.
Pria itu pura-pura akan menancapkan pisaunya pada gadis yang tergeletak dikursi, dan Leo pun melihat pergerakannya ia langsung menghadang pria itu, namun itu hanya sekedar alibinya saja.
Sshhhiiittt ... Arrggghh ... Keenan meringis saat melihat pisau sudah tertancap dibagian tangan kanannya. "Keenan"! teriak Leo menggema.
Keenan yang melihat lebih dulu pergerakan pria itu, langsung mengelak dan untungnya hanya tangannya yang luka bukan perutnya. Gerakan pria itu cepat seperti sudah sangat terlatih dan pisau itu telah menghunus lengan kirinya Keenan.
"Sial .. itu hanya bentuk salam pertemuan pertama kita dariku Keenan Farrious". ucapnya sembari tersenyum smirk. Kemudian ia segera pergi dari sana dengan cepat bersama berapa anak buahnya yang sudah menunggunya didepan gudang itu.
"Keen kau berdarah, lukamu cukup dalam"! sentak Leo yang merasa khawatir pada pria yang sudah dianggap sebagai adiknya itu.
Tidak lama para anak buahnya Leo dan Keenan datang untuk membantu mereka berdua.
"BODOH! DASAR TIDAK BECUS KALIAN SEMUA! KEMANA SAJA KALIAN? KENAPA KALIAN BARU SAMPAI DISAAT BOS KALIAN CELAKA"! teriak Leo dengan amarah yang sudah memuncak.
"Maaf Boss, kita sempat berkelahi dengan para anak buahnya Tuan Bryan". ujar salah satu anak buahnya.
"Bryan? Siapa dia"? tanya Leo yang baru kali ini mendengar nama asing itu.
"Dia yang barusan kabur dari gudang boss"! sahut anak buahnya yang lain.
"Lacak semua data yang berhubungan dengan lelaki itu, dan berikan semuanya padaku"! titah Leo pada semua anak buahnya.
"Ayo kita kerumah sakit sekarang Keen".
"Dan kalian ikut kita kerumah sakit, bawa nona Bianca juga sekalian". titah Leo lalu pergi dari sana secepat mungkin, karena luka keenan mengeluarkan darah yang cukup banyak.
***
"Dokter .. Dokter ..". teriak Leo dengan kuat didalam ruang UGD itu.
"Iya tuan ada yang bisa saya bantu"? tanya salah satu perawat disana.
"Tolong cepat periksa kondisi adik saya".
"Dia terluka ditangan kirinya, dan saat menuju kerumah sakit, dia sudah tidak sadarkan diri".
"Cepat lakukan tindakan, dan siapkan ruangan operasi sekarang juga"! titah seorang dokter yang baru saja tiba diruangan UGD. Sejak tadi dia memperhatikan kondisi Keenan dengan seksama, kondisi Keenan ternyata cukup parah dan membutuhkan penanganan intensif.
"Kenapa harus diope". ucapan Leo terhenti saat dirinya melihat wajah cantik dokter yang dia kenal. Hampir 7 tahun ini dia tidak pernah mendengar kabar dari wanita cantik itu.
"Dokter Luna"? gumam Leo pelan.
"Tuan Keenan harus segera dioperasi saat ini, karena luka pada lengannya cukup dalam".
"Apalagi saat ini Tuan Keen sudah kehilangan darah begitu banyak, jika tidak dioperasi saya takut akan terjadi resiko yang tidak kita inginkan kedepannya". ujar Dokter Luna turut menjelaskan kondisi Keenan.
"Lakukan yang sebaik mungkin, Aku percaya Kamu bisa menangani Keenan dengan baik". ucap Leo yakin, dengan tatapan yang serius pada wanita cantik yang ada dihadapannya.
Dokter Luna tersenyum, akhirnya Asisstan Keenan bisa percaya kemampuan yang dimiliki oleh wanita cantik itu. Dia ingat pertemuan pertama mereka tidak lah baik. Karena saat itu Leo tidak percaya padanya, Dokter Luna hanya seorang Dokter magang yang tak lain, Assitan nya Dokter Kean.
***
Italy, Milan ...
"Kak ayo cepat telpon Kak Leo". rengek Beby. Entah sudah berapa kali dia merengek pada Kayden, untuk menghubungi Leo.
"Beby, serius deh bener-bener gak di angkat". jawab Kayden yang menghela nafasnya dengan berat. Adiknya itu begitu membuatnya pusing.
"Sekali lagi Kak, kalau Beby yang telpon pasti gak bakal diangkat, Please". ucap Beby yang sudah memelas untuk kesekian kalinya.
"Hmm .. baiklah, tapi ini terakhir kali ya".
"Kalau sampai gak diangkat juga sama Kak Leo, jangan paksa-paksa Kakak lagi, ngerti"? balas Kayden dengan mendelik tajam pada Beby.
"Baiklah, kak". jawabnya pelan.
Shella terkekeh, melihat tingkah kedua adik kakak itu. Sudah sejak tadi mereka ribut perihal yang tidak bisa menghubungi Leo.
"Nih kakak Speaker ya, dengerin"! cibir Kayden.
"Huuh". Beby mendengus sebal pada Kayden.
Lagi-lagi Shella hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, sungguh kakak adik yang absurd.
Tut ... tut .. tut ...
"Tuh kan gak diangkat". sentak Kayden.
"Iiih bentaran belum mati juga". bantah Beby.
"Hallo Kay ada apa"? akhirnya terdengar juga suara Leo dari seberang sana.
Dan Beby langsung mengacungkan jari tengah pada kakaknya itu. Sedangkan Kayden hanya mengangkat kedua bahunya acuh.
"Kenapa kalian berdua sejak semalam tidak bisa dihubungi Kak"? tanya Kayden spontan.
"Sorry Kay, gue baru bisa kabarin Lo sekarang".
"Ada insiden terjadi pada Keenan". jawab Leo dan itu membuat Beby ternganga. Namun saat Kay ingin menjauh dari sana, Beby langsung menarik lengan kakaknya secepat mungkin.
"Tapi Lo jangan beri tahu Beby ya". lanjut Leo. Beby menatap kakaknya dengan tatapan membunuh, dan memberi kode untuk diam.
"Hmm baiklah kak". jawab Kayden kemudian.
"Keenan sedang diruang operasi sekarang". lirih Leo dengan nada yang sangat pelan.
"Apa"? sentak Kayden begitu kaget.
Beby hanya bisa menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Dia menahan suaranya agar tidak keluar dan terdengar oleh Leo.
"Iya, saat kita menyelamatkan Bianca digudang penyimpanan tadi, dia tertusuk sebuah pisau". jawab Leo yang merasa bersalah sekali.
"Siapa Bianca"? batin Beby.
"Kita akan berangkat sekarang juga ke Berlin". ucap Kayden mencoba setenang mungkin.
"Baiklah, ingat jangan sampai Beby tahu hal ini. gue tidak mau dia khawatir tentang Keenan".
Beby sudah terisak didalam pelukan Shella. Menahan tangisannya agar tidak pecah.
"Baiklah Kak, gue juga akan kabarin Kevyn".
"No Kay, Kevyn dan Daddy kalian, sudah ada disini sejak semalam". ujar Leo kembali.
"Bagaimana dengan Mommy dan Kanaya"? tanya Kayden bingung.
"Mommy, Kanaya dan Beby tidak perlu tahu".
"Kata Daddy, biarkan ini menjadi urusan kita".
"Kak Kevyn dan Daddy juga sudah ada disana? Sebenarnya apa yang kalian sembunyikan dari kita para wanita"? bisik Beby dalam hatinya.
"Oke Kak, Aku berangkat dulu". pamit Kayden.
"Oke Kay sampai jumpa diBerlin". jawab Leo.
Setelah sambungan terputus Beby bangkit dari tempat duduknya, lalu berlari kekamarnya.
"Dek, dengarkan kakak dulu, Beby". teriak Kay.
Braakk .. Beby menutup pintunya dengan kuat. Sampai membuat Kayden dan Shella kaget bukan main. Gadis itu kecewa bagaimana bisa hal sebesar ini, dirinya tidak boleh tahu.
Kayden dan Shella mengusap dada mereka masing-masing. Kayden menatap lekat wajah Shella, ada perasaan yang tidak bisa dikatakan dengan bibirnya saat ini. Baru saja dia melihat wajah gadis itu, malam ini dia harus berangkat pergi lagi ke Berlin dan harus berpisah lagi dengan wanita dihadapannya itu.
Please support yang baiknya ..
jangan lupa Vote, Like dan commentnya ...