Dendam Sang Putri

Di area terlarang Kerajaan Kejora, di mana pasar gelap berada seorang wanita dan dua pengawalnya nampak menggunakan jubah berwarna hitam. Wajahnya tidak terlihat, sama seperti dua pengawalnya yang lain.

Dia nampak memasuki sebuah tempat yang sangat mengerikan, beberapa pria bertubuh besar berada di sana. Disanalah jasa pembunuh berada, pembunuh bayaran yang siap melakukan apapun demi uang.

"Ada yang dapat saya bantu?" Seorang pria dengan jari yang dipenuhi cincin menggosok-gosokan tangannya. Wajahnya ditutupi topeng, namun emas yang mengitari leher dan jam tangan mewahnya nampak tak ia sembunyikan, padahal di sana sebuah pencurian sudah sangat wajar terjadi setiap waktunya.

"Aku ingin seorang rubah pria yang menawan." Ucap wanita itu, pria itu nampak tertawa dan membawa wanita itu masuk ke dalam sebuah ruangan.

"Bawakan aku dua pria dari rubah," Ucap pria itu pada salah satu pelayannya. Hingga akhirnya dua orang pria yang mengenakan topeng keluar.

"Aku ingin melihat wajahnya," Wanita itu melemparkan sekantong uang, pria gemuk yang terlihat seperti bos itu memberikan aba-aba dengan tangannya.

Dua orang pria itu membuka wajahnya, hingga tampak dua pria menawan yang membuat kewan*itaan menjerit ingin di puaskan.

"Bagus, aku ambil dua jasa ini dalam 1 tahun. Ini bayarannya!" Wanita itu kembali melemparkan 5 kantong uang dengan jumlah yang sangat besar.

"Hahaha, bayaran anda cukup memuaskan." Ucap pria besar itu meminta kedua pria itu untuk mengikuti sang wanita.

Mereka menaiki sebuah kereta kuda dan sampai di depan kediaman Duke Kaiter, dialah Lilia Kaiter. Lilia berjalan dengan langkah gemulai memasuki kediaman itu, dua pria tampan di belakangnya mengikuti Lilia.

"Pelayan! Siapkan dua kamar untuk dua pria ini." Ucap Lilia, dia melepaskan jubahnya dan masuk ke dalam kamarnya.

"Mandikan mereka dan bawa ke kamar ku setelahnya," Ucap Lilia lagi, kedua pria yang telah dibeli hanya dapat menurut. Sedangkan Lilia mandi mawar malam itu, dia memang sengaja membeli dua pria tampan itu untuk kesenangannya.

Namun bukan hanya itu, usia Lilia yang tergolong telah pantas menikah tak mungkin melakukan skandal dengan bangsawan. Itulah mengapa Lilia lebih memilih membeli pria, bukan karena kepuasan dirinya sendiri.  Namun dia sangat yakin, bila Iris yang begitu menyukai ketampanan akan jatuh hati pada salah satu prianya.

"Akan ku buat kau berlutut Iris!" Umpat Lilia kesal, sedangkan tak lama kemudian dua pria nampak masuk ke dalam kamar Lilia dengan pakaian terbuka.

Otot perut dan dada mereka seolah dibiarkan begitu saja untuk di perlihatkan, sedangkan Lilia juga nampak baru keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya.

Lilia tidur di atas ranjang dan menatap kedua pria itu, salah satu pria itu mendekat dan dan mengecup punggung tangan Lilia. Lilia tersenyum dan mengangkat dagu pria itu, dari dekat pria nampak sangat mempesona. Matanya yang seindah telaga dan rambut hitamnya seolah membuat dada terbakar dan ingin menyantap pria itu secepatnya.

Sedangkan pria yang lainnya juga ikut mendekat dan menyentuh jemari Lilia dengan lembut, Lilia tersenyum dan mengecup bibir pria itu penuh bira*hi. Lilia membuka seluruh pakaian pria di hadapannya dan tersenyum sejenak.

"Lumayan juga, ayo bersama-sama sayang ku." Ucap Lilia membuka seluruh pakaiannya, dua pria itu nampak saling berpandangan dan tersenyum.

Pria mana yang tidak akan tergiur dengan tubuh mulus Putri Kaiter, bahkan kecantikan Lilia yang di gadang-gadang sebagai bunga sosialita itu telah menjadi pusat perhatian.

Pria dengan rambut panjang nampak mengangkat tubuh Lilia dari depan dan bermain di sekitar dada Lilia dengan ganasnya, sedangkan yang satunya yang memiliki rambut pendek mulai menyentuh aset milik Lilia.

"Emm, lanjutkan sayang!" Ere*ngan nikmat Lilia kian terdengar nyaring, bahkan kedua pria itu juga sudah mulai menggila. Mereka mengecup dan menjilati seluruh aset Lilia, dari mulai dada hingga ke bawah dada.

Aset di bawah pusar milik Lilia telah basah oleh lendir dan air liur, sedangkan Lilia terus menge*rang kenikmatan dengan suara de*sah panas malam itu.

Hingga inti dari panasnya malam itu terjadi, sungguh gila mereka agaknya. Lilia harus menahan dua gempuran sekaligus, yang satu dari depan dan yang satu dari belakang.

Meski Lilia telah sering merasakan surga dunia itu, namun dia tak pernah merasakan yang luar biasa seperti itu. Di layani oleh dua pria yang mahir memang sangat luar biasa, meski awalnya terasa perih saat salah satu tongkat di masukan ke dalam liang belakang. Namun, lama-kelamaan rasa nikmat mulai terasa lebih gila.

Lilia berdiri dengan posisi itu dua orang pria terus maju mundur dengan ritme yang sama, bahkan peluh yang membasahi tubuh mereka tak dapat menggambarkan puncak dunia yang saat ini tengah mereka nikmati.

Dada Lilia di rem*as dengan kasar namun justru terasa nikmat, bibirnya habis di lum*at. Lilia menyeringai saat dua pria itu hendak sampai ke puncak kenikmatan, sebagai seorang pengguna sihir hitam. Lilia jelas tak takut hamil, begitulah resiko menjadi penyihir hitam.

Sihir hitam memiliki berbagai tahapan, sama seperti halnya sihir suci. Sihir hitam terbagi atas tiga bagian, bagian pertama adalah mereka yang menggunakan mantra dan mengabdi saja, dan orang-orang ini rata-rata masih memiliki kel*amin, meski tak bisa punya anak.

Yang kedua adalah mereka yang telah memberi tumbal dan menggunakan tubuh mereka sebagai wadah sihir hitam, mereka juga masih memiliki kel*amin namun akan sangat gila.

Yang ketiga adalah golongan sihir iblis, tubuh mereka sepenuhnya telah bertransformasi menjadi bukan manusia,  mereka tak memiliki ke*lamnin namun memiliki bira*hi yang luar biasa, merek sering kali merasakan siksaan hebat namun kekuatan mereka juga luar biasa hebat.

Lilia menyeringai setelah melewati malam yang panjang, kedua prianya masih setia dan bermanja di samping Lilia setelah menjilati habis seluruh cairan dalam goa milik Lilia.

"Aku ingin kalian mencarikan aku darah perjaka, kalian juga akan mendapatkan sesuatu yang setimpal.” Ucap Lilia, dibandingkan dengan percaya pada ular di tengah para bangsawan. Mempercayai seorang pembunuh bayaran yang demi uang agaknya akan lebih bisa dinikmati.

Kedua pria itu nampak mengangguk patuh, kedua pria itu memang sering dijuluki sebagai rubah licik. Namun mereka juga akan menjadi ular saat dibutuhkan.

“Apa anda akan membuang kami Nona?” Tanya salah satu pria itu, Lilia terkekeh geli.

“Tentu saja tidak, aku akan menyesuaikan semuanya sesuai dengan apa yang kalian lakukan untukku.” Ucap Lilia, intinya bila mereka memenuhi keinginan Lilia, tentulah emas dan permata akan di berikan Lilia. Namun bila sebaliknya, tentulah ajal yang akan menanti mereka.