Bagaimana perasaanmu selalu dituduh mandul dan selalu diselingkuhi bahkan sang suami terus membawa pulang wanita yang berbeda-beda setiap harinya.
Hingga saat sudah tidak kuat lagi akhirnya Rialina menggugat cerai suaminya, sang suami yang mendengar itu tentu senang bukan main dan tanpa pikir panjang langsung menandatangani surat cerai itu.
Ayo simak kelanjutan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Sampai di dalam mansion Realina terkesima melihat semua barang-barang yang ada di dalam. Terlihat sekali barang-barang di mansion ini harganya selangit.
"Permisi nyonya anda ingin langsung ke kamar atau berkeliling mansion terlebih dahulu?" tanya salah satu pelayan paruh baya yang baru saja menghampirinya.
"Sepertinya lebih baik berkeliling saja."
"Baik nyonya mari ikuti saya, saya akan memandu ada dalam mengelilingi mansion ini" Realina tentu mengangguk antusias lalu dia mengikuti kemana pelayan itu berjalan.
"Saya hampir lupa mengenalkan diri saya kepada anda, perkenalkan nyonya saya Meeya saya kepala pelayan di sini. Jadi kalau nyonya membutuhkan sesuatu anda bisa memanggil saya saja."
"Baiklah bibi Meeya, tidak papa kan aku memanggil bibi?"
"Tentu tidak papa nyonya" Meeya tersenyum ramah menanggapi Realina.
"Disebelah sini ada studio room, kalau nyonya ingin melihat film dari berbagai negara di sini ada anda tinggal memilih saja."
"Wah asik sekali, layar televisinya sungguh lebar sekali."
"Benar nyonya, ayo kita lanjut sebelah sini" tunjuk Meeya pada ruangan yang ada di depan studio room.
"Ini ruangan apalagi? kenapa ada meja panjang dan banyak kursi di sini?" tanya Realina pada ruangan yang ada di depan studio room.
"Ini ruang pertemuan yang ada di mansion ini."
"Pasti ini ruangan untuk mas Farel ya?"
"Benar nyonya, mari sebelah sini nyonya" ajak Meeya.
"Ini ruangan apa?" tanya Realina.
"Saya jamin ruangan ini anda akan sangat suka sekali, ini ruangan spa nyonya. Apakah anda ingin di pijat agar tubuh anda lebih rileks" tawar Meeya.
"Apakah boleh?"
"Tentu saja boleh nyonya, silahkan anda berganti pakaian dulu saya akan memanggilkan orang yang akan memijat anda."
Realina segera berganti baju lalu menggunakan handuk sebatas dada dan panjangnya diatas lutut. Setelah berganti dengan handuk, Realina kembali ke dalam ruangan spa lagi. Ternyata di dalam ruangan spa sudah ada dua orang yang sedang menunggunya.
"Silahkan nyonya baringkan tubuh anda di atas kasur."
Realina menurut, dia membaringkan tubuhnya ke kasur dengan telungkup. Dua orang itu pun mulai memijat tubuh Realina, Realina pun yang merasakan pijatannya yang sangat enak hingga membuat tubuhnya rileks. Sangking enaknya Realina sampai tertidur pulas saat dipijat.
Saat Realina bangun dia tidak melihat satu orang pun di dalam ruangan. Realina segera beranjak dari tidurnya lalu berganti pakaian terlebih dahulu sebelum keluar dari ruangan. Keluar ruangan ternyata Meeya sedang menunggunya di depan ruangan.
"Anda sudah bangun nyonya?"
"Sudah Meeya, aku kira tadi aku ditinggal di dalam ruangan spa ternyata kamu menungguku di depan ruangan."
"Saya menunggu di luar karena tidak ingin menganggu tidur anda, anda juga terlihat sangat capek jadinya saya tidak membangunkan anda sama sekali."
"Astaga benarkah aku terlihat capek padahal selama ini aku tidak pernah melakukan kerja terlalu berat."
"Walaupun anda tidak pernah melakukan pekerjaan berat tapi kalau pikiran anda bekerja dengan keras itu tetap akan membuat tubuh anda capek."
"Bi Meeya apakah aku tidur dengan estetik tadi?"
Meeya hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari Realina. Realina yang melihat senyum bi Meeya menjadi berpikir bahwa tidurnya memang tidak estetik, haduh Realina jadi malu sendiri.
"Tidak perlu malu nyonya, ayo kita melihat ruangan lain lagi."
Mereka lanjut melihat ruangan lain, mulai dari ruangan nail art, salon, ruangan karaoke serta ruangan terakhir mereka kunjungi yang ada di lantai satu adalah ruangan yang berisi banyak snack, minuman dan jajanan lain. Ruang itu sudah mirip seperti minimarket pribadi yang ada di dalam rumah. Realina yang melihat pun tentu ingin langsung mengambil semua yang ada.
"Wah aku tidak menyangka dalam mansion ini ada ruangan yang seperti ini kalau aku tinggal di sini pasti akan cepat gemuk."
"Kan memang anda akan tinggal di sini selamanya nyonya."
"Kenapa aku tinggal di sini selamanya padahal aku bukan siapa-siapa lagian apartemen itu cukup untukku tinggal seorang diri."
"Kalau masalah itu saya kurang tahu nyonya lebih baik anda tanya langsung ke tuan Farel."
"Baik nanti aku akan tanya dan menuntut penjelasan dari mas Farel."
"Sekarang ruangan terakhir yang akan anda tuju adalah kamar pribadi anda sendiri, mari nyonya ikuti saya."
"Memang kamarku ada di lantai berapa bi Meeya?"
"Kamar anda ada di lantai dua nyonya" mereka menaiki tangga yang menghubungkan ke lantai dua.
Di lantai dua banyak sekali pintu-pintu yang Realina tidak tahu ruangan apakah itu. Tapi untuk mengobati rasa penasarannya Realina bertanya kepada bi Meeya.
"Bi pintu-pintu itu memang terdapat ruangan apa?"
"Pintu-pintu itu hanya kamar biasa nyonya, semua ruangan yang ada di lantai dua ini hanya berisi kamar saja."
"Memang mansion ini terdapat berapa lantai bi?"
"Mansion ini ada tiga lantai, lantai pertama tadi sudah saya beritahu apa saja ruangannya, lantai dua hanya berisi kamar-kamar saja sedangkan lantai tiga berisi buku-buku dan berkas perusahaan tuan Farel" ucap Meeya memberitahu.
Realina mengangguk paham, mereka terus berjalan hingga sampai pintu yang lumayan besar tapi lebih besar pintu yang berada di sampingnya. Bi Meeya membuka pintu itu dengan perlahan, hingga terpampang kamar yang mewah seperti kamar kerajaan.
"Kamarnya besar sekali, apakah bi Meeya tidak salah menunjukkan kamar untukku?"
"Tidak nyonya, ini memang kamar anda yang sudah disiapkan tuan khusus untuk nyonya saja."
"Benarkah aku tidak menyangka mas Farel menyiapkan kamar untukku seperti ini."
"Baiklah kalau begitu saya tinggal dulu ya nyonya, silahkan anda istirahat."
"Terima kasih ya bi Meeya" Realina tersenyum manis.
"Saya hampir lupa memberitahu anda, kalau semisal nyonya membutuhkan sesuatu anda bisa memencet tombol yang ada di atas nakas itu, nanti tombol itu akan menghubungkan langsung ke bodyguard dan para pelayan."
"Baik bi, terima kasih sekali lagi ya bi."
"Sama-sama nyonya, saya permisi" bi Meeya menundukkan sedikit tubuhnya lalu pergi keluar dari kamar.
Setelah kepergian bi Meeya, Realina segera menghubungi Farel untuk menuntut penjelasan darinya kenapa dia mesti pindah ke mansion ini. Panggilan pertama tidak di jawab, Realina terus menelpon Farel hingga panggilan yang kelima baru Farel mengangkatnya.
"Bagaimana apakah kamu suka dengan kejutannya?" tanya Farel yang memang sudah tahu Realina akan segera menelponnya setelah sampai di mansion.
"Mas kenapa kamu tidak bilang kalau aku harus pindah ke mansion kamu, aku tadi sempat kaget dan mencurigai orang-orang yang kamu utus ke apartemen. Lagian kenapa sih kamu nyuruh aku tinggal di mansion ini padahal aku tinggal di apartemen saja sudah cukup" ucap Realina tanpa memberikan jeda sama sekali.
pikiran pun licik ..
walau akibatx nnt merugikan dri x
nama x keburukan gk mungkin
gk kecium ...