Seorang murid mesti mematuhi apa kata gurunya. meskipun itu sulit. yah mengambil senjata ampuh memang bukan perkara mudah. bakalan ada halangan dan rintangan. baik di perjalanan maupun menghadapi musuh. namun semua di perlukan untuk melakukan perjalanan ke barat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 3112, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3
Orang itu menubruk.
Dengan mudah di elakkan Hongli.
“Ih… Anda memaksa.”
“Makanya, Segera kau serahkan benda itu.”
“Tidak akan. Aku akan terus mempertahankannya. Hingga tetes darah penghabisan.”
Namun dia terus berusaha. Yah siapa tahu bisa lolos.
Sementara musuh terus saja merangsek. Dengan jurus-jurus andalan. Siapa tahu bisa memperdaya musuh. dengan mudah berhasil mendapat apa yang di incar itu. Dan lalu membawa ke atasannya.
Sebab dengan begitu, maka dia akan mendapat kepercayaan dari atasan, yang kemudian akan naik segalanya. Baik penghasilan maupun kepercayaan. Dimana bila dalam suatu perguruan silat begitu, bakalan naik Tingkat. Yang bisa saja lebih dari satu Tingkat. Karena apa yang dilakukan sangat berjasa bagi perguruan. Untuk itu berusaha sekuat tenaga. Apalagi kali ini hanya seorang saja. Sudah itu terlihat tak terlampau perkasa. Jadi kalau bukan sekarang kapan lagi, yang tentunya akan semakin kesulitan kalau sampai berpindah tangan serta sudah berada di kelompok yang lebih tinggi tingkatannya.
Yang jelas sangat kuat serta sudah berpengalaman kalau mesti adu jiwa begitu. Inipun mumpung masih belum terlalu berat, sebisa mungkin harus mampu menanganinya. Sehingga lain waktu kalau mesti berhadapan dengan yang lebih tinggi akan bisa di lakukan dengan mudah. Tapi kalau mengatasi yang begini saja tidak berhasil, maka akan di ragukan kemampuannya.
Bahkan untuk selanjutnya tentu tak bakalan di beri kepercayaan. Kecuali kalau hendak melenyapkannya. Sebab tugas juga ada yang demi kebaikan, ada juga yang mengharap sesuatu supaya dia lenyap. Ada yang mengincar harta bendanya, atau sekedar mendapat Wanita. Atau malahan Cuma ingin dirinya lenyap karena di anggap kelilip yang pantas di musnahkan supaya tak mengotori pandangan yang diakibatkan selalu gagal dalam menyelesaikan tugas. Dimana kalau di beri kewajiban, malahan di abaikan, sementara dalam kehidupannya juga tak mempunyai apa yang dibanggakan. Untuk itulah pantas tak ikut lagi.
“Kau menyebalkan ya. Terpaksa kami berbuat kasar.”
“Sudah aku duga. Dan aku pertahankan. Semua keinginanku ini.”
Hong-li terus saja mencoba menyerang lawan. Dia juga tak ingin semudah itu kalah. Yang pasti akan menyedihkan.
Kalau Cuma kehilangan benda yang juga bukan miliknya ini, tentu tak masalah. Namun kepercayaan sang guru yang sudah begitu besar padanya, apapun itu harus di pertahankan. Apalagi dia merasa kalau semua ini suatu kebenaran. Dimana bertahan untuk satu benda yang masih dia pegang.
Walau tak ingin memiliki, akan tetapi tugas menyerahkan pada yang berhak, itu suatu yang pantas untuk di teladani. Siapapun itu. Tak terkecuali dengan dirinya yang juga sama seperti kebanyakan orang. Dimana mempunyai kelemahan, dan perlu banyak belajar. Sehingga lawan yang banyak serta tangguh itu belum tentu berhasil dia kalahkan. Dan kenyataannya, kali ini sangat sulit.
Musuh juga tak mudah membiarkan dia berlalu dengan membawa apa yang di punyainya. Serta ingin memiliki apa yang bukan milik mereka. Itu yang pantas dia tolak. Harus berusaha semaksimal mungkin. Serta tak membiarkan kalau orang lain Bahagia, sementara dia merana karena kehilangan semuanya. Barang itu, dan kepercayaan orang-orang yang mencintainya.
Serta mempunyai kepercayaan, bila dia sanggup untuk memikul beban tugas yang tak seberapa berat tadi, namun butuh pengalaman supaya lain waktu di kala mendapat tugas yang lebih berat, tentu akan mudah di tangani nya.