Awal dari kisah seorang pria bernama Mikey Alexander yang diwarisi Makhluk Mistis oleh para pendahulunya untuk membalas dendam atas kematian kedua orang tuanya.
Mikey tidak menyangka kalau yang membunuh kedua orang tuanya ternyata adalah kakeknya sendiri yang menyamar sebagai ayah dari wanita pujaan hatinya..
Ditemani oleh ketiga saudaranya dan para wanita-wanitanya yang juga dibekali Makhluk Mistis, Mikey mempunyai rencana besar untuk berperang melawan musuh-musuhnya.
Bagaimanakah kelanjutan kisahnya? Mari kita simak bersama dalam novel yang berjudul PEMBALASAN SANG MONSTER.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mikey69, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berduka
Di Ruangan Bu Kurnia.
Tok..
Tok..
Tok..
"Masuk.." Ucap suara dari balik pintu.
"Permisi.. Ibu memanggil saya??" Ucap Mikey dengan sopan.
Bu Kurnia sedang duduk di mejanya sambil mengetik sesuatu di laptop nya, dia pun melihat Mikey dan mempersilahkannya duduk
"Silahkan duduk pak.." Ucap bu Kurnia.
"Baik Bu.. Ada perlu apa dengan saya??" Tanya Mikey.
"Ooh... Ini bisa bapak lihat proposal ini.." Ucap bu Kurnia.
"Ini kan proposal untuk pembangunan dermaga di daerah kita kan Bu.." Tegas Mikey.
"Benar.. Jadi begini, rencana perusahaan suami saya akan ikut tender untuk pembangunan dermaga itu.." Ucap bu Kurnia.
"Tapi lawannya adalah Celestial Company bu.." Jawab Mikey.
"Saya tahu Celestial Company adalah perusahaan yang cukup kuat, apalagi dari informasi yang saya dapatkan mereka perusahaan yang menghalalkan segala cara untuk kemenangan tender.. Aku butuh kamu untuk memperbaiki proposalku ini.. Agar kami memenangkan tender itu.." Jelas bu Kurnia.
"Itu agak sulit bu.. Tapi saya akan coba pelajari proposal ini.." Ucap Mikey.
"Terima kasih ya.. Ditunggu secepatnya.. Hari ini ajudan ku tidak masuk padahal dia ingin berkenalan dengan mu.. Kau masih single kan??" Tanya Bu Kurnia.
"Oh iya bu... Saya masih sendiri.." Ucap Mikey.
"Kenapa belum mencari pasangan??" Tanya bu Kurnia.
"Belum ada yang siap sama saya bu.." Ucap Mikey.
Dia langsung berdiri dan bersalaman dengan Bu Kurnia karena takut dia akan terus bertanya jika tidak mengakhiri pertemuan ini.
Mikey bergegas pergi dari ruangan bu Kurnia menuju ruangannya tapi tidak menemukan Kharis. Hanya ada satu orang di kantor.
"Mana yang lain??" Tanya Mikey pada Ratih, salah satu orang yang tersisa di kantornya.
"Semuanya pergi ke acara lomba desa bersama Kharis bos.." Jawab Ratih.
"Apa mereka mau kembali ke kantor apa langsung pulang??" Tanya Mikey.
"Katanya langsung pulang bos.." Jawab Ratih.
"Oooh.. Ratih, kau tidak pulang juga?? Aku yang akan jaga kantor.." Ucap Mikey.
"Saya sebentar lagi bos.. " Ucap Ratih sambil merapikan mejanya.
Mikey pun berlalu masuk ke ruangannya dan mulai membaca detail setiap proposal yang diberikan oleh bu Kurnia.
Kesempatan ini bagus buat misi Mikey. Dengan pertarungan antara perusahaan bu Kurnia dan Celestial Company, mereka bisa merusak tanpa di ketahui oleh kedua belah pihak.
Dan sepertinya Ibu Kurnia belum mengetahui bahwa Mikey sebagai pesaing utama Celestial Company.
Di sibukkan dengan urusannya Mikey tidak menyadari kalau Ratih telah masuk diruangannya dan duduk di depan Mikey.
"Bos.. Maaf mengganggu.." Ucap Ratih.
Mikey kaget sejak kapan Ratih ada didepannya. Sepertinya dia lagi ada masalah. Terlihat dari sorot mata nya yang terlihat suram.
"Maafkan aku Ratih.. Aku terlalu fokus membaca ini.." Ucap Mikey.
"Aku yang mengganggu anda.. Maafkan aku bos.." Ucapnya sambil berdiri dan ingin pergi. Tapi Mikey langsung menggenggam tangannya.
"Kau ada masalah apa??" Tanya Mikey.
Ratih merasa risih dengan genggaman Mikey dan melepaskannya. Ratih adalah anak buah Mikey yang tidak banyak bicara. Mikey heran karena Ratih menemuinya pasti ada sesuatu masalah yang terjadi makanya dia menghentikan langkahnya.
"Duduklah.. Cerita masalahmu... Aku ini bos mu.. Aku akan jadi pendengar yang baik dan mungkin aku bisa memberikan solusi dari masalahmu.." Jelas Mikey.
Ratih kembali duduk di sofa tamu. Sudah lama Mikey memperhatikan Ratih tapi bukan memperhatikan tubuhnya.
Namun dia memiliki kesedihan di setiap sorot matanya. Meskipun dia cukup baik menyembunyikannya namun Mikey memahaminya. Ratih terdiam cukup lama.
"Ibu saat ini sedang sakit.." Ucap Ratih menahan air matanya.
"Sakit apa ibu mu??" Tanya Mikey.
"Beberapa hari ini dia mengeluh sakit pada perutnya, jadi ku bawa ke puskesmas. Pihak puskesmas menyuruhku untuk langsung konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam.." Jelas Ratih yang mulai mengeluarkan air mata.
Mikey pindah dari posisinya lalu duduk di sampingnya. Mikey mengusap kepalanya yang masih menggunakan jilbab kerja itu.
"Harusnya kau bilang pada ku dan jangan menunjukan wajah surammu itu ke Ibumu.." Ucap Mikey. Ratih menangis tersedu-sedu.
"Sekarang kita antar ibumu kerumah sakit.." Ucap Mikey. Lalu menelepon seseorang untuk meminjam mobil.
Tidak beberapa lama orang itu datang dengan menyerahkan kunci mobil. Mikey pun bergegas menuju rumah Ratih. Rumahnya cukup jauh dari lokasi kantornya.
Tiba disana rumah Ratih cukup jauh dari jalan utama sehingga harus berjalan kaki menyusuri irigasi sawah.
Tiba di gubuk kecil di ujung sawah. Mikey melihat wanita tua yang sedang meringkuk menahan perut yang sakit sendirian.
"Harusnya kau tidak meninggalkan ibumu sendiri dirumah dalam keadaan sakit.." Ucap Mikey.
Ratih hanya terdiam memaku lalu Mikey mencoba untuk menggendong ibu Ratih.
"Ibu saya teman Ratih dikantornya.." Bisik Mikey pada ibu Ratih.
Ibunya berusaha memegang Mikey lalu dia memasukkannya perlahan ke dalam mobil. Kemudian Mikey pergi menuju rumah sakit swasta yang terbaik di daerahnya.
"Ibu tahan ya.. Sebentar lagi kita sampai rumah sakit.." Ucap Ratih terus memegang tangan dingin ibunya. Wajah ibunya pun semakin pucat.
Menempuh perjalanan yang cukup lama akhirnya mereka tiba dirumah sakit.
"Bapak tunggu disini.. Tidak boleh ada yang masuk.." Ucap salah satu perawat.
"Ibu.. ibu.." Teriak Ratih saat melihat ibunya masuk keruang IGD.
"Tunggu disini aku akan membayar administrasi dan konsultasi pada dokter.." Terang Mikey pada Ratih.
"Iya bos... Makasih untuk bantuannya.." Ucap Ratih sambil menangis meskipun matanya telah bengkak.
Di Ruangan Dokter
"Bagaimana keadaannya ibu tadi dok??" Tanya Mikey.
"Maaf, bapak ini siapanya ibu ini.." Tanya dokter itu.
"Saya anaknya dok.." Ucap Mikey berbohong.
"Usus buntu ibu ini sudah membengkak harus segera melakukan operasi namun yang jadi masalah adalah keadaan ibu ini sangat lemah tensi darah pun rendah.. Apalagi ibu ini punya riwayat terkena serangan jantung.. Kami tidak bisa melakukan operasi karena beresiko dalam pelaksanaan operasinya.." Jelas dokter itu.
"Lakukan yang terbaik.." Ucap Mikey.
"Kami akan berusaha.. Tapi kita harus melihat sampai nanti malam keadaan tubuh ibu sudah bisa dilakukan operasi apa belum pak.." Ucap dokter kembali.
Setelah konsultasi dengan dokternya Mikey tahu kemungkinan kecil bisa dilakukan operasi jadi ini tergantung pada ibu Ratih sendiri.
Mikey mendekati wanita yang terduduk lesu dengan menyenderkan tubuhnya ke dinding bercat putih. Matanya masih menyorotkan kesedihan.
Apa yang bisa Mikey lakukan saat ini?? Meskipun Mikey pemilik saham 70% dari rumah sakit ini pun, dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Ini bersifat medis, uang tidak akan mampu menolong dalam hal seperti ini. Jika bisa mungkin Mikey akan menyerahkan seluruh hartanya kepada siapa pun agar kedua orang tuanya kembali.
Uang tidak bisa membeli sesuatu kebahagiaan yang sempurna hanya mampu membeli kebahagiaan fiktif yang tidak berguna.
"Ratih kita makan dulu.." Ucap Mikey. Dia hanya menggelengkan kepalanya.
"Kalau kau juga sakit, tidak ada yang mengurus ibu mu.." Ucap Mikey membujuknya.
"Apa kata dokter bos??" Balas Ratih.
"Mereka sedang menanti perkembangan ibumu.. Kalau ibu membaik mereka akan langsung melakukan operasi nya.." Ucap Mikey mencoba menenangkannya.
"Bos tidak pulang?? Aku bisa menjaga ibu disini sendiri.." Ucap Ratih.
"Bos macam apa jika aku meninggalkan anak buahnya yang kesusahan.." Ucap Mikey tersenyum untuk mencairkan suasana yang tegang.
Akhirnya Ratih mau di ajak untuk makan. Setelah makan untuk mengisi perutnya mereka kembali keruangan tempat ibu Ratih.
Kali ini mereka diizinkan masuk. Ratih langsung duduk di samping ibunya. Kesadaran ibunya pun masih terjaga meskipun di bantu alat pernafasan dan perekam jantung.
Mikey mencoba menjauh dari mereka untuk melihat handphonenya yang ternyata drop. Pantas saja tidak ada yang menelepon.
Lalu Mikey pun pergi keluar menuju ruang jaga perawat berniat meminjam charger untuk mengecas handphonenya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Mikey masih menggunakan seragam dinasnya dan kembali ke ruangan tempat Ratih dan ibunya.
Mikey melihat Ratih sedang mengaji di samping ibunya, dia tidak ingin mengganggunya. Jadi Mikey merebahkan tubuhnya di sofa tunggu.
Wajar saja dia meminta kamar VVIP jadi ruangan ini cukup luas dan bersih bahkan Mikey terlelap tidur di sofa itu.
Tiba-tiba perekam jantung menunjukkan penurunan detak jantung. Tubuh ibu Ratih mulai terguncang. Seketika Ratih langsung panik.
"Ibuuu.. Ibuuuu.. Ratih disini.." Teriak Ratih.
"Ratih cepat panggil perawat jaga.." Ucap Mikey. Ratih pun segera berlari keluar, Mikey menggenggam tangan ibu Ratih.
"Ibu harus kuat.." Bisik Mikey pada ibu Ratih sambil mengucap berapa lafaz yang dia ingat.
"Ibuu haanya jadi beban Ratih saja.." Ucapnya samar-samar di balik alat bantu nafasnya.
"Tolong jaga Ratih.." Ucapan Terakhirnya.
Kemudian ibu Ratih mulai tidak sadarkan diri. Perekam jantung mulai menunjukan garis yang lurus. Dan beberapa bunyi (beeb.. beeb..) terdengar. Dokter dan perawat pun segera melakukan pertolongannya.
"Ibuuuu.. Ibuuuuuu.." Teriak Ratih.
Mikey memeluk tubuhnya, menahan badannya yang ingin menggapai ibunya. Dokter masih berusaha menolong ibunya, dia mulai menggunakan elektrik shock untuk mengejutkan jantung ibu Ratih. Beberapa kali ia melakukan itu tapi perekam jantung tidak lagi berdetak.
"Pukul 3 pagi ibu Shanti meninggal dunia.." Ucap dokter itu.
"Ibuuu.. Ibuuuu.. Jangan tinggalkan Ratih sendiri.." Teriak Ratih dengan tangisannya yang mulai parau.
Mikey mematung tidak percaya apa yang dilihatnya. Dia melepaskan pelukan pada Ratih. Ratih pun berlari ke perempuan yang sudah tidak bernyawa itu. Dokter menghampiri Mikey dan berkata.
"Maafkan kami pak.." Ucap dokter itu memukul pelan pundak Mikey.
Tiba-tiba Ratih pingsan tidak kuat dengan cobaan besar ini. Mikey lalu memapah tubuhnya ke sofa di bantu oleh seorang perawat.
Mikey membereskan seluruh administrasi ibunya Ratih. Jenazahnya pun sedang dipersiapkan sebelum meluncur ke rumahnya.
Mikey mengambil handphonenya lalu diaktifkannya, banyak chat yang masuk dari Kharis dan beberapa informasi dari grup.
Dia menelepon satu persatu kasubbagnya untuk memberikan informasi meninggalnya ibunda Ratih. Dan memberikan perintah untuk memberitahu seluruh stafnya. Hingga Mikey mengirim broadcast juga keseluruh stafnya.
Mikey kembali melihat keadaan Ratih. Dia masih dalam keadaan pingsan. Dibopong tubuhnya dan diletakkan di kursi depan.
Mikey melihat ambulan yang mengantar jenazah pun sudah siap meluncur. Lampu sirine ambulan pun menyala.
Mikey langsung mengikuti laju ambulan menuju rumah Ratih. Di perjalanan Ratih siuman dan dia melihat ke arah Mikey.
"Ikhlaskan semuanya.." Ucap Mikey pelan. Dia pun mulai kembali menangis dan menutup wajahnya.
"Maafkan aku tidak bisa menyelamatkannya.." Bisik Mikey. Dibiarkannya Ratih menangis agar bisa merasa lebih nyaman. Mikey pun merasa seperti Ratih empat tahun yang lalu.
Tiba dirumah Ratih, Mikey sudah berjumpa dengan beberapa staf kantornya yang telah tiba terlebih dahulu. Rumah kecil ini pun penuh sesak dengan jumlah orang yang membludak memenuhi setiap sisi rumahnya.
Mikey melihat Kharis tiba bersama dengan kak Yuli. Terpikir olehnya mengapa mereka bersama.
"Lama sekali kau.. Darimana saja??" Tanya Mikey.
"Maaf bos, maklum bawa mobil dalam keadaan ngantuk.." Balas Kharis.
"Dimana Ratih pak??" Tanya kak Yuli.
"Dia didalam, temani ya kak.." Ucap Mikey.
"Mana kunci mobilku.. Dan ini kunci mobil dinas, pulangkan ke kantor ya.." Lanjutnya.
"Oh ini bosku.." Ucap Kharis.
"Aku mau istirahat dulu.." Ucap Mikey meninggalkannya menuju mobil.
mari terus saling mendukung untuk seterusnya 😚🤭🙏
mari terus saling mendukung untuk seterusnya 😚🤭🙏