NovelToon NovelToon
Nilai Penyembuh Dari Antagonis

Nilai Penyembuh Dari Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Enemy to Lovers
Popularitas:23.7k
Nilai: 5
Nama Author: Febbfbrynt

Mara, gadis yang terbaring koma berbulan-bulan, terpaksa harus menerima tawaran sesuatu yang disebut "sistem", yang di mana dia harus pergi ke dunia novel untuk meningkatkan nilai baik antagonis sebagai ganti tubuh aslinya tersembuhkan perlahan. Hanya saja, sang target merupakan orang sangat sulit didekati, paranoid, dan dibenci banyak orang.
______

Suatu hari, Mara menyelesaikan tugasnya dan akan pergi. Tapi tiba-tiba dia ditangkap pria menakutkan yang telah dia jinakkan.

"Jangan berpikir kamu bisa memanjat jurang gelap yang telanjur kamu lompati sesuka hati!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertandingan

"Mara, apa kamu mau ikut melihat pertandingan setelah kelas selesai?" Luna tiba-tiba bertanya saat tengah makan siang bersama di kantin.

Mara yang tengah mencari keberadaan Rahan langsung teralihkan atensinya pada temannya itu. "Ah? Pertandingan apa?"

"Basket mungkin? Setiap sore selalu ada latihan untuk turnamen antar sekolah yang akan segera diadakan sebentar lagi. Meskipun banyak olahraga lain, tapi yang paling populer di sini adalah basket. Karena di sana banyak orang-orang menarik dan paling menonjol di sekolah ini."

"Benarkah?" tanggap Mara biasa saja. Tapi ia langsung teringat bahwa Rahan juga mengikuti ekskul basket! Pasti dia akan ada di sana bukan? Wajah Mara tiba-tiba membangkitkan senyum. "Aku ikut!"

Ia tak peduli siapa orang-orang menonjol yang dimaksud Luna itu, ia hanya ingin melihat Rahan!

Luna merasa lucu dengan berbagai warna ekspresi Mara. Ia terkekeh dan memberitahu. "Karena ketua klub kita juga mengikuti ekskul basket, kumpulan rutin hari ini juga akan diliburkan."

"Oh benar. Aku baru ingat Arslan juga mengikuti ekskul basket juga."

"Bukan baru ingat. Kamu memang tidak pernah memperdulikan apapun tentang orang lain selain sesuatu yang berhubungan dengan Rahan Aku juga tahu bahwa kamu ikut melihat latihan karena di sana ada Rahan, bukan?" ujar Luna dengan memutar bola mata.

Mara tersenyum memperlihatkan giginya yang memiliki gingsul kecil. "Kamu mengenalku dengan baik."

Sebenarnya banyak alasan mengapa dia ingin bertemu Rahan. Salah satunya karena Mara ingin memberikan ponsel Rahan yang sudah diperbaiki. Ia memiliki janji hanya semalam, tapi ternyata ponselnya membutuhkan dua hari untuk diperbaiki. Selain ingin berterima kasih lagi karena merawatnya saat demam lusa kemarin, ia juga ingin meminta maaf.

Sejak pemberitahuan nilai target dimatikan, ia menjadi sangat jarang berkomunikasi dengan sistem. Bahkan, ia benar-benar tak mendapat hukuman lagi setelah melakukan percobaan tak menemukan Rahan dengan sengaja tak menaiki nilai. Mara langsung merasa ternyata begini rasanya jika seandainya ia hidup nyata seolah tidak memiliki tugas dan sistem.

Karena ibu dan adik tirinya sudah banyak diam, dengan sistem jarang berkomunikasi, dia merasa hidupnya sangat damai dan santai. Hanya saja, Mara tidak boleh terlena. Ia tidak pernah tahu berapa nilainya saat ini dan harus segera meningkatkan.

~•~

Pada saat bel berbunyi pertanda pulang, banyak mahasiswi yang berjalan ke lapangan outdoor alih-alih ke luar gerbang sekolah untuk pulang. Tentu saja untuk menikmati keseruan latihan untuk turnamen nanti. Ah, lebih tepatnya untuk cuci mata karena para pemainnya kebanyakan anak lelaki tampan dan terkenal di sekolah ini.

"Mara! Jalan lebih cepat! Nanti kita tidak mendapat bangku depan!"

Mara yang malas berdesakan dan bersaing dengan kericuhan gadis-gadis yang lain, akhirnya terpaksa mengikuti tarikan Luna. Untungnya mereka mendapat bangku paling depan sehingga dapat melihat seluruh ruangan.

Karena lapangan terletak di luar ruangan, sinar matahari sore menyorot hangat sehingga Mara menutupi matanya yang kesilauan dengan kipas yang dia bawa.

"Di sini panas," keluh Mara.

"Tahan saja! Yang penting kita bisa melihat pertandingan mereka lebih dekat!" antusias Luna.

"Bukankah ini hanya latihan?"

"Ya. Tapi karena anggota ekskul ini cukup banyak, para pemainnya bertanding satu sama lain untuk mendapat pemain terbaiki. Tak peduli di tingkat mana kelasnya, jika timnya memenangkan tempat pertama, dia akan dimainkan di turnamen nanti," terang Luna.

Mengangguk-angguk sembari melihat para lelaki jangkung yang sudah mengenakan kaus basket antara dua tim berbeda. Dia tak melihat Rahan sama sekali, namun ia malah bertabrakan dengan tatapan Arslan sehingga lelaki itu tersenyum serta melambai padanya.

Reaksi Mara bingung, tapi telinganya langsung di tusuk jeritan gadis-gadis di belakangnya.

"Hei! Apa aku tidak salah lihat?! Arslan melihat ke sini dan tersenyum!"

"Aaah! Aku pikir hanya aku saja yang menyadarinya! Dia juga melambai!"

"Benar! Tapi pada siapa? Aku merasa mimpi jika itu aku."

"Itu aku!"

"Itu aku! Aku melihat jelas matanya melihat ke arahku!"

Mara menutupi kupingnya yang berdengung karena kaget.

"Itu kamu bukan?" Luna bertanya penuh arti.

"Hah?"

"Aku tahu Arslan melihat ke arahmu," kekeh Luna berbisik.

Apa-apaan itu? Mara mengangkat bahu dan tak ingin berurusan dengan orang yang akan merepotkannya. Ia tahu, jika memang Arslan menatap ke arahnya, dan gadis-gadis di belakang tahu, pasti mereka akan memusuhinya seolah saingan. Sangat merepotkan.

Mara pura-pura tak tahu dan mengalihkan pandangan bersikeras mencari keberadaan Rahan.

Tapi setelah satu pertandingan berlalu, Mara tak kunjung melihat Rahan sebagai pemain selanjutnya maupun yang sudah bertanding. Ia sudah sangat bosan dan berdiri. Namun, Luna langsung tahu apa yang di pikirkan dan menariknya duduk kembali.

Luna berbisik. "Tahan sebentar. Orang yang kamu cari akan datang sebentar lagi. Lagi pula, sepertinya tidak mungkin Rahan tidak datang. Apa kamu tidak mendengar rumor bahwa meskipun Rahan banyak tidak disukai dan memiliki kesan buruk di benak orang-orang, tapi dia telah menjadi pemain terbaik di beberapa pertandingan berturut-turut sejak tahun kemarin. Para pelatih sangat mempertahankannya."

"Benarkah?"

Mara sedikit terkejut. Karena tentang ini ia benar-benar tidak tahu. Ia hanya tahu bahwa Rahan mengikuti ekskul dan menyukai basket. Itu saja. Tidak sampai tahu bahwa anak lelaki itu merupakan pemain terbaik.

"Wah! Tim ketua kita memenangkan pertandingan!" Luna berdiri semangat dan bertepuk tangan tak mengalahkan kemeriahan gadis lain yang sampai menjerit serta berteriak sebagai dukungan.

Mara ikut berdiri dan bertepuk tangan.

"Mara, bukankah itu orang yang cari sedari tadi?" goda Luna melihat ke suatu arah

Mara menemukan sekumpulan tim basket yang lain di sudut lapangan dengan Rahan paling tinggi dan menonjol di sana. Sepertinya dia baru datang. Ekspresinya langsung cerah dengan mata berbinar.

Luna langsung menduga betapa senangnya Mara sehingga langsung tertawa melihat perubahan ekspresinya yang cepat. "Sepertinya timnya akan main setelah ini. Bukankah kamu harus mendukungnya?"

"Tentu saja." Setelah mengatakan itu, Mara langsung bingung karena tidak tahu bagaimana cara mendukung tanpa harus berteriak seperti gadis lain yang akan membuat tenggorokannya sakit.

Tak sengaja melihat Arslan di kerumuni gadis-gadis yang menyodorkan air minum, ia langsung mendapat ide.

"Aku akan ke sana sebentar membeli minum."

Luna yang mengerti langsung mengangguk dengan senyum geli. "Oke."

Pertandingan kedua sudah di mulai saat Mara kembali dengan membawa dua botol minum. Saat gadis itu akan berjalan menuju bangku penonton tempat Luna berada, sebuah siara menghentikannya.

"Apa kamu membelinya untukku?"

Mara menoleh ke arah suara dan melihat Arslan datang ke arahnya. Semua mata timnya melihat ke arah Mara dengan penasaran, sedangkan beberapa gadis yang belum fokus melihat pertandingan pun melihat ke arahnya dengan tajam.

"...Apa?"

Saat Mara bingung, Arslan datang mendekat dam dengan santai mengambil botol minum dingin di tangan kanannya.

"Ini untukku, kan?"

"Ah ... itu." Mara merasa tak enak karena niatnya untuk Rahan dan untuk diri sendiri. Karena sangat tak nyaman dengan situasi. Badannya seolah dilubangi oleh tatapan panas dan tajam para gadis yang ditolak minumnya oleh Arslan sebelumnya.

Mara berkata kaku. "Ambil saja."

Melihat reaksinya, Arsan langsung tersadar bahwa dia terlalu narsis. Ia langsung merasa malu. "Bukan untukku, ya? Maafkan aku."

"Eh? Tidak apa-apa! Ambil saja. Lagi pula aku membelinya dua. Bukankah kamu harus setelah pertandingan?" Mara berkata canggung.

Rasa malu Arslan terhapus dan menatapnya tersenyum. "Terima kasih."

Mara rasanya ingin langsung pergi merasakan banyak tatapan.

Tiba-tiba, suara ribut terdengar dari lapangan yang tengah berlangsung pertandingan kedua.

"Sial! Apa kau sengaja?! Dia melemparkan bolanya ke wajahku!"

Mara melihat hidung orang yang berteriak marah itu mimisan dan menunjuk si penyebab yang ternyata ... itu Rahan.

Sedangkan Rahan melihat ke arahnya sehingga Mara langsung melakukan kontak mata dengan tatapan suramnya. Ia langsung merasa merinding.

Sejak kapan Rahan menatapnya di tengah pertandingan seperti itu? Tapi kenapa?

Jika notifikasi nilai target tidak dimatikan, Mara memiliki firasat bahwa nilainya turun!!

1
Lippe
author hiatus atau emang mau berhenti bikin cerita? Aku rindu berat /Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
selir Caesars
thorrrrrr upppppp ya Alloh
selir Caesars
thorr tenggelam kemana kau thorrr kok ga upp,thorrrrrrr uppppppo dongggggggg
fiza
Lumayan
Xi Feng Jiu
Gw bolak balik noveltoon cuman nunggu nih cerita doang, authornya kemana nih😭
Xi Feng Jiu
Kapan up kak😭
Alfiananda Puspita
author nya lagi bertapa
Alfiananda Puspita
Lamak juga ya gaes wkwk
Alfiananda Puspita
author nya ngilang lama banget ya hehehhee
Alfiananda Puspita
sabar banget Ya Allah ini
Alfiananda Puspita
masih menunggu author nya update
Alfiananda Puspita
masih menunggu update an
Alfiananda Puspita
yah belum update
putri dwi tania
lanjut kak
Alfiananda Puspita
dulu mba penulis nya sering update, sekarang kenapa ya?
Reni Purnama Sari
bagus lanjut kk
Alfiananda Puspita
gabut banget bolak-balik nungguin mba penulis update wkwk
Alfiananda Puspita
gara2 liat kim mingyu versi rambut cepak, ak slalu bayangin arhan kayak beliau wkwkwk
ganteng, gapura kabupaten, tiang listrik, bisa masak wkwkwk
Xi Feng Jiu: Rahan gak sih kak
total 1 replies
Alfiananda Puspita
rajin komen sama kasih gift, biar mba penulis rajin update wkwk
Alfiananda Puspita
masih memantau
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!