Kisah wanita yang tinggal dengan segala lika liku tinggal dengan mertua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FEZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuti membangun rumah
Siang hari bu Ratmi mengumpulkan anak perempuan nya di ruang tamu
"Tuti, Nia, Asih ibu mau minta tolong pekerjaan rumah ibu dibantu oleh kalian karna Mirna sudah tidak mau lagi mengerjakan pekerjaan seperti biasa"
Tuti menjawab "bu aku ga bisa badan ku sedang ga enek "
"mba beneran badan nya sakit tapi tadi makan pagi satu piring penuh" timpal Nia adik perempuan kedua Harun
"eh Nia yang sakit kan badan aku bukan mulut aku ya jelas bedalah" balas Tuti
Asih pun ikut membalas kata -kata Tuti " memang bedanya apa si mb badan mb ya sakit ma mulut mb kan sama satu tubuh"
"Asih kamu ga usah ikut bicara ya kalo aku ga mau ya tetap ga mau kalian mau apa" balas Tuti
bu Ratmi jadi pusing mendengar anak nya bertengkar akhirnya bu Ratmi ambil keputusan dengan sua orang nyuci baju sendiri -sendiri
Di rumah Mirna suasananya lebih nyaman bagi Mirna karena Mirna ga perlu cape-cape mengerjakan tugas rumah ,ga perlu liat muka saudara iparnya yang penuh kebencian seperti saat ini setelah mengantar Harun bekerja Mirna sedang duduk istirahat didalam tanpa ada yang menegur
Sore pun tiba Harun pulang kerumah begitupun Tio suami Tuti pulang kerja langsung kekamar dan melihat Tuti yang sedang rebahan main hp tanpa mau perduli dengan Tio. setelah melihat Tio selesai mandi Tuti bangkit dari rebahan nya duduk disebelah Tio.
"Mas kita ikutan bikin rumah seperti mas Harun yu"Tuti menyampekan keinginan nya pada Tio
"memang kamu ada uang untuk membangun rumah kalo rumah seperti kakak mu itu aku ga mau rumah nya kumuh"kata Tio dengan sombong nya menghina rumah Mirna dan Harun
"tenang aja mas kita akan bangun rumah yang bagus " kata Tuti
"memang kamu ada uang buat bangun rumah bagus"Tio kembali berucap
"ada dong mas selama ini uang upah kerja mas selalu kusimpan ga pernah ku pake lumayan lah bisa buat rumah nanti ku bilang sama ibu untuk bikin rumah disamping rumah ibu dan sekalian minta ibu untuk membantu biar uang kita ga habis"
"bagus itu kalo begitu saya setu dengan idemu "
"ya kalo mas udah setuju aku mau langsung bilang sama ibu biar lebih cepat"
setelah perbincangan Tio dan Tuti selesai mereka menemui bu Ratmi dan pak Abdul untuk membahas pembangunan rumah dan bu Ratmi dan pak Abdul pun menyetujui keinginan Tuti untuk membangun rumah ditanah keluarga tanpa harus membayar sewa seperti Harun
betapa senang nya hati Tuti keinginan nya tercapai.
keesokan harinya Tuti mulai membeli bahan bangunan rumah dan sore harinya Tuti datang ke rumah Harun untuk membantu pembangunan rumah milik Tuti.
"mas besok aku mau membuat rumah dari bata dan aku minta kamu membantu tapi kamu makan dirumah sendiri" kata Tuti
Harun hanya membalas "ya" setelah itu Tuti pulang tanpa berpamitan bahkan sejak datang pun Tuti malas menyapa Mirna. Mirna cuma bisa geleng -geleng kepala melihat kelakuan adik dari suaminya yang tidak menghargai kakak nya.
keesokan harinya Harun sesuai janji nya datang ketanah yang akan dibangun rumah untuk Tuti. tuti menggunakan dua tukang dan dua pesuruh termasuk Harun
waktu bergulir sudah seminggu pembangunan rumah Tuti dan kebiasaan kalo kuli bangunan bayaran setiap sabtu dan Mirna pun tak kalah senang karna berarti suaminya juga mendapat bayaran.
Harun pulang dengan membawa amplop yang diberikan Tuti dan amplop itu diberikan ke Mirna dengan hati senang setelah dibuka deg ga salah ini cuma tuju puluh.
Harun melihat wajah aneh istrinya pun bertanya "ada apa Mir dengan isinya"
Mirna pun memperlihat kan isi amplop itu dan Harun hanya menghela nafas saja
Mirna merasa sedih hatinya melihat kerja keras suaminya tidak dihargai oleh adiknya namun mau bagai mana lagi karna suaminya ga perna mau meribut kan masalah apa pun dengan keluarganya
jdi jantan kok plinplan
seru