Rania Anastasya, adalah anak yatim piatu yang diangkat menjadi anak perempuan keluarga konglomerat sejak remaja.
Farhan Ananta Putra, adalah anak laki-laki satu-satunya keluarga angkat Rania. Hubungan mereka cukup dekat semenjak Rania bergabung menjadi keluarga Ananta Putra.
Namun siapa sangka, ternyata saat dewasa, Rania malah dijodohkan dengan Farhan, kakak angkatnya sendiri.
Sejak saat itu, Farhan berubah menjadi laki-laki kejam yang tak lagi dikenal oleh Rania. Bahkan di malam pertama mereka, Rania harus menerima rasa sakit akibat kekejaman Farhan.
Mampukah Rania melepaskan diri dari Farhan?
Baca kisah lengkap nya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Tinggalkan Aku Sendiri
"Kau! Apa-apaan kau Farhan?" tanya Rania lalu memalingkan pandangannya.
Ia pun segera membelakangi Farhan.
"Kenapa?" tanya Farhan dengan suara sedikit menggoda.
"Kenakan pakaian mu!" perintah Rania.
Farhan tersenyum, lalu melangkah mendekati Rania.
"Kenapa kau memalingkan wajahmu Rania? Bukankah kau pernah melihatnya?" bisik Farhan.
Farhan mengunci tubuh Rania yang berada di tepi wastafel, membuat Rania tidak bisa bergerak. Namun ia tetap berdiri membelakangi Farhan.
Farhan mendekatkan wajahnya pada leher sebelah kanan Rania. "Bagaimana? Apakah kau masih mual dengan aroma tubuhku tanpa parfum?"
Rania tak menjawab. Pandangannya hanya tertuju pada wastafel yang ada di hadapannya. Ia merasa saat ini hatinya berdegup kencang.
Merasakan jarak sedekat ini dengan Farhan, ia kembali mengingat kejadian malam penyiksaan itu. Ada rasa trauma dan takut yang kembali menyeruak, sehingga membuat tangannya sedikit gemetar.
Namun anehnya, aroma tubuh Farhan tanpa parfum itu justru membuatnya candu. Apakah ini bawaan bayinya yang menyukai aroma ayahnya?
Melihat tangan Rania sedikit gemetar, Farhan pun menyentuh keduanya. Rania yang terkejut spontan ingin melepaskan tangannya, namun Farhan menahannya.
"Kau harus membiasakan diri akan kehadiran ku Rania," ucap Farhan sambil menggenggam kedua tangan wanita itu dari tubuh belakangnya.
"Aku tidak mau!" tolak Rania tegas.
"Kau sedang mengandung anakku, kau harus membiasakan diri bersamaku," tutur Farhan lagi.
"Kalau begitu aku gugurkan saja bayi ini!" sahut Rania dengan penuh emosi.
Mendengar itu Farhan pun terkejut. Rasanya ingin meluapkan emosinya, namun tak mungkin di hadapan Rania. Ia harus bisa mengontrol emosinya di hadapan wanita itu.
"Tidak boleh! Rania, apa kau gila?" tanya Farhan menahan amarahnya.
Ia tak mau menyakiti Rania.
"Aku tidak mau mengandung anakmu Farhan, aku tidak mau dia mewarisi sifat kejam mu ke dunia ini," sahut Rania.
Farhan pun menarik pinggang Rania hingga tubuh wanita itu menghadap kepada dirinya. Ia merekatkan tangannya di pinggang Rania, hingga jarak mereka hanya beberapa cm saja.
"Aku tidak akan pernah mengizinkan kamu melenyapkan bayiku Rania," ucap Farhan dengan penuh penekanan.
Rania pun berusaha melawan rasa takut dan trauma nya di hadapan Farhan.
"Kalau begitu, tinggalkan aku sendiri. Aku tidak ingin melihatmu ada di sekitar ku," jawab Rania tanpa menatap Farhan.
"Tatap aku Rania," pinta Farhan lalu mengangkat dagu Rania agar melihat ke arahnya.
"Apa itu yang kau inginkan?" tanya Farhan.
"Ya."
"Mengapa?" tanya Farhan lagi.
"Karena aku membencimu. Aku tidak ingin ada bayanganmu di pertumbuhan bayiku agar sifat nya kelak tidak seperti dirimu!" jawab Rania lalu ia mendorong tubuh Farhan hingga menjauh dari dirinya.
Rania pun pergi meninggalkan Farhan sendiri. Ia berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke kamar nya. Farhan tidak berniat mengejarnya, karena ia khawatir akan terjadi keributan jika ia melakukan hal itu.
Apalagi dengan reaksi Rania yang masih sangat membencinya. Farhan membiarkan wanita itu pergi dengan keinginannya. Ia pun ikut pergi dan bermaksud pulang ke rumahnya sendiri.
"Loh Farhan? Kenapa kau bertelanjang dada?" tanya papa Rangga ketika melihat Farhan melewatinya tanpa pakaian.
"Aku tidak suka pakaianku," jawab Farhan asal lalu melanjutkan jalannya.
Mendengar jawaban Farhan, papa Rangga pun mengerutkan keningnya. Ia berpandangan dengan mama Laura.
"Kau mau kemana?" tanya mama Laura.
"Aku mau pulang ke rumah ku," sahut Farhan berhenti sejenak.
"Baiklah, mama ingatkan untuk tidak membawa Rania kemanapun apalagi tinggal di rumahmu, kau mengerti kan?" tanya mama Laura mengingatkan.
Farhan hanya menoleh sesaat pada Mama Laura, lalu melanjutkan jalannya kembali tanpa menjawab apapun. Ia pun pulang ke rumahnya dengan keadaan tanpa pakaian.
Mama Laura dan papa Rangga pun berpandangan dengan heran.
"Anak yang aneh," ucap papa Rangga dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Apa Farhan menginginkan bayi Rania?" tanya papa Rangga.
"Ya, dia bahkan ingin membawa Rania tinggal kembali bersamanya," jawab mama Laura.
"Lalu?" tanya papa Rangga memastikan.
"Aku melarangnya," sahut mama Laura.
"Mengapa kau melarangnya?"
"Karena aku takut dia akan menyiksa Rania lagi pa. Dia tidak mencintai Rania, bagaimana mungkin mereka akan tinggal bersama?" jelas mama Laura.
"Kata siapa Farhan tidak mencintai Rania?" tanya Papa Rangga.
"Ya... Kalau cinta dia tidak akan menyiksa Rania pa. Rania bahkan sampai trauma akibat ulahnya," sahut mama Laura menjelaskan.
"Itu kan saat itu, tapi sekarang?" ujar papa seperti teka-teki.
"Maksud papa?" tanya mama Laura tak mengerti.
"Apa Farhan pernah mengatakan dia tidak mencintai Rania?" tanya Papa Rangga lagi.
"Hmm," mama Laura terlihat berpikir sesaat.
"Kalau Farhan tidak mencintai Rania, dia pasti sudah mengurus perceraiannya dengan Rania dari awal mereka pisah rumah. Dia tidak akan mengulur proses perceraian nya seperti saat ini," ucap papa Rangga.
kirain ..
malam harinya Rania menemani Farhan tidur..
😀😀😀❤❤❤
jagn sampai mimpimu jadi nyata..
maafkan farhan..
dia juga terluka dan menderita...
ayo bantu satukan ortu kalian..❤❤❤❤❤❤
akankah Rania mau kembali pada farhan?