Ariana Anjayina, berumur 19 tahun, yang saat ini sedang menjalani masa-masa kuliahnya. Suatu hari, ia mengetahui hal yang sangat menyakitkan dan membuatnya kehilangan konsentrasi saat ia sedang mengendarai motornya. Karena tidak fokus, tiba-tiba saja truk dengan berkecepatan tinggi itu menghantam dan menabrak motor yang sedang dikendarai oleh Ariana. Saat itu juga, Ariana dinyatakan telah tewas di tempat.
Ariana membuka matanya, melihat-lihat ke arah sekitar. Tunggu, apa ini? ternyata dia berada di rumah sakit?
"kamu sudah bangun?" tanya seorang pria berahang tegas, berhidung mancung, serta memakai kemeja berwarna hitam dibaluti dengan dasi berwarna merah. Ia berdiri di depan pintu sambil memasang mukanya yang datar
Ariana terkejut, lalu melirik ke arah pria itu "siapa dia?" pikirnya. Ariana menelan ludahnya dengan susah payah, lalu ia pun berbicara "ganteng." ucapnya, tanpa ia sadari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rreannaf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan di Pinggir Jalan
Mereka bertiga kini berada di rumah makan yang terletak di pinggir jalan, berbagai jenis makanan terdapat pada menu itu. Itu ide Ariana, dia hanya ingin makan di pinggiran jalan, melihat-lihat motor yang berlalu lalang, dan menikmati enaknya makanan yang ada di sana. Serta umumnya harganya lebih terjangkau. Itulah mengapa Ariana menyukai makanan yang ada di pinggiran jalan.
Ariana membaca makanan apa yang ingin ia makan pada daftar menu yang ia pegang. "Wah, di sini ada ikan lele juga?" tanya Ariana kepada pelayan yang tengah menunggu untuk mencatat menu makanan yang ingin mereka pesan.
"Iya bu, di sini terdapat berbagai jenis makanan rumahan. Dan di jamin rasanya juga mantul,"
"Ya sudah, saya pesan ikan lele nya satu porsi ya,"
"Hah, mama suka ikan?" tanya Alea bingung. Karena setahu Ariana mamanya itu tidak suka ikan, karena baunya yang amis. Alea jadi tampak berpikir lagi, kalau amnesia selain bisa merubah sifat, penampilan, ternyata juga bisa merubah selera makanan seseorang ya?
Sama halnya dengan Alea, Reynand juga tampak bingung. Ia sudah lama mengenali Ariana, jadi dia tahu betul semua selera istrinya itu, termasuk apa yang tidak disukainya. Reynand benar-benar memperhatikan hal-hal kecil tentang istrinya. Jadi, mustahil jika ada sesuatu yang tidak diketahui nya.
"hahahah, mama pengen merubah selera makanan aja sih. Kan mau mencoba hal-hal yang baru," elak Ariana. Ini si Ariana Ananda kok jadi manusia sok banget sih, tidak suka ikan cuman hanya karena baunya yang amis, toh kalau sudah digoreng pasti amis nya bakalan hilang. Memang lidah orang kaya mah berbeda dengan Ariana yang hidup dengan sederhana. "Kalian berdua mau pesan apa?" tanya Ariana kepada Alea dan Raymond. Tidak mau dirinya terus di tatap dengan pandangan yang aneh.
"Punya saya samain saja seperti punya kamu," ucap Reynand. Karena juga kebetulan Reynand juga sangat menyukai ikan lele, karena mamanya yang sering memasak berbagai jenis ikan termasuk ikan lele untuknya. Hal itu membuatnya jadi teringat dengan mamanya.
Cukup kaget, Ariana pikir selera Reynand dengan istrinya tidak jauh berbeda. Tetapi ternyata berbeda jauh, lelaki ini sangat sederhana, meskipun ia hidup dengan yang bisa dibilang cukup mewah. Tanpa sadar, Ariana tersenyum saat sedang menatap Reynand. Hal itu tidak luput dari pandangan Alea, ia jadi salting sendiri.
"Alea juga deh, samain dengan punya papa dan mama,"
"Memang kamu suka ikan lele? kan kamu belum pernah memakannya," tanya Reynand.
"Ya, makanya itu papa. Alea pengen mencoba hal-hal yang baru seperti mama."
"Jika makanannya tidak sesuai di lidah kamu bagaimana? terbuang dong makanannya." ucap Reynand lagi. Reynand sebenarnya tidak masalah dengan nominal uang yang akan di bayar dari pesanan makanan mereka. Tetapi Reynand hanya tidak mau makanan yang mereka pesan ada yang tersisa ataupun terbuang, sayang sekali.
"Ih, ya kan Alea cuman mau mencoba makanan yang belum pernah Alea makan. Masa tidak di bolehin sih?" Alea memutar bola matanya malas. Kenapa sih papanya selalu membuat nya kesal sendiri.
Ariana memijit keningnya, pusing sekali melihat perdebatan antaran bapak dengan anak. Sekaligus juga tidak enak dengan pelayan yang masih menunggu makanan yang ingin di pesan mereka. Ia pun meleraikan keduanya, "Udah-udah dong, kok malah jadi berantem gini sih,"
"Kita makannya berbagi ya," ucap Ariana kepada Reynand. "Dan satunya lagi, untuk Alea. Jadi semisalnya Alea tidak suka dengan makanannya, nanti mama yang habisin," ucapnya, guna untuk meleraikan bapak dengan anak yang sedari terus berdebat satu sama lain. Mana tidak ada satupun yang berniat ingin mengalah, kan Ariana jadi pusing sendiri.
"Mba, pesan dua porsi untuk di makan disini. Dan dua porsi lagi untuk di bawakan pulang ya,"
"Dua nya lagi untuk siapa ma?" tanya Alea.
"Untuk abang-abang kamu, kasian mereka belum ada makan malam ini,"
Alea hanya mengangguk paham. Kedua Abang nya itu kira-kira suka tidak ya dengan ikan? Karena selama ini, mereka tidak pernah memakan ikan sekalipun, dikarenakan Ariana Ananda yang juga sangat tidak menyukai bau-bau ikan, apalagi memakannya.
Setelah mencatat makanan yang ingin di pesan, pelayan itu bertanya "Baik bu, ada tambahan lain?"
"Tidak, itu saja. Terimakasih ya,"
"Baik bu, ditunggu ya pesanan nya." Setelahnya, pelayan itu langsung pergi untuk memproses makanan yang dipesan.
****************
Mereka telah menghabiskan semua makanannya sampai habis, tidak tersisa sedikitpun. "Wahh ma, ternyata rasa ikan enak tidak seperti baunya," ucap Alea. Ternyata dia sangat menyukai makanan tersebut. Tau gitu mah pesan tiga porsi!
Sama halnya, dengan Ariana dan Reynand. Mereka menghabiskan makanan itu dengan durasi waktu yang sangat cepat. Karena keduanya sangat menyukai ikan lele tersebut, sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk menghabiskan makanan mereka.
"Di bibir kamu ada sisa makanan yang menempel" Reynand memberi tahu kepada Ariana. Sepertinya karena Ariana memakan makanannya terlalu lahap, jadi makannya sampai berserakan di bibirnya gitu deh.
"Hah, di mana?" tanya Ariana, berusaha menghilangkan bekas makanan yang menempel di bibirnya.
"Sebentar, biar saya yang membersihkan nya," Reynand memajukan badannya, lebih mendekat kan dirinya kepada Ariana yang berada di seberang meja makan mereka. Membuat muka keduanya menjadi sangat dekat, sampai keduanya dapat merasakan deruan nafas satu sama lain.