NovelToon NovelToon
MELINTASI DUA DUNIA

MELINTASI DUA DUNIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Beda Dunia / Iblis / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:495
Nilai: 5
Nama Author: Putri Karlina

Hai..
Namaku Ziqiesa. kalian bisa memanggilku dengan sebutan,Zi. Aku seorang gadis cantik yang masih erat kasih sayang dari Ayah dan Ibuku. suatu hari aku tersesat ke dunia yang tidak aku ketahui. dan kasih-sayang itu masih sama adanya, tapi seakan terputus karena jarak kami yang tidak dapat di ketahui.

Aku,ingin mengajak kalian untuk ikut menemani perjalanan ini, sampai kembali pada pangkuan Ayah,dan Ibuku. bagaimana? kalian mau kan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Karlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7.Beristirahat Dengan Damai

Zi, benar-benar mengumpati orang-orang yang melewatinya dengan mata menutup tidak peduli. Karena merasa kesal Zi melayangkan tendangan bebas ke arah pangkal leher pria jelek itu, persetan dengan tangannya yang terluka karena tergores ujung pedang pria itu.

"Hei.. kalian kalau hanya ingin menonton lebih baik pergi!" Teriak Zi mengusir beberapa orang yang berhenti di pinggiran jalan sebelah sananya. Zi,mengacungkan pedangnya ke arah orang-orang yang mulai ramai berhenti untuk melihat aksinya. "Kalian mau Saya lempar dengan pedang ini!" Pekik Zi semakin tersulut emosi karena menjadi bahan tontonan, tapi tidak ada yang bersuara.

Pria itu tergeletak dengan lehernya yang terbalik,patah! Tapi Dia masih bernapas karena tidak mengenai bagian vital, jadi Zi tidak perlu repot-repot untuk menjelaskan kepada pihak berwajib jika ia di tuntut nantinya. Setidaknya jika pria itu tidak sampai mati maka Zi tidak akan mendapatkan denda, ataupun tuntutan semacam pembunuhan terang-terangan.

"Rasakan itu Paman jelek. Sudah saya katakan,Andalah yang sial karena bertemu dengan gadis ingusan seperti,Saya." Lirih Zi di depan wajah pria itu. Zi berdiri dari jongkoknya, melemparkan pedang pria jelek kearah kerumunan orang-orang yang semakin ramai saja datang dari dua arah yang berbeda.

"Makan tuh,pedang! Sudah tau orang dalam kesusahan kalian hanya berdiri menonton, tanpa ingin membantu." Zi, benar-benar kesal. Mengibaskan rambut panjangnya sambil berjalan anggun hampiri kudanya.

Tidak ada respon dari orang-orang yang diam menyaksikan kemarahan Zi, mereka hanya mundur saat pedang itu melayang di udara. Mereka tidak membuka suara, hanya saling melirik dalam diam, tidak ada yang mau berurusan dengan penjahat seperti pria jelek itu. Karena jika mereka membantu,sudah di pastikan malam harinya mereka akan meregang nyawa dengan tragis. Tidak satu,dua kali lagi kejadian seperti sore ini terjadi, hampir setiap hari,namun korbannya selalu mati tragis dan mengalah dari amukan si pria jelek itu.

"Syukur-syukur tidak kubunuh. Hanya memberikan sedikit rasa jera,agar tidak ada lagi korban berikutnya. Tapi siapa bilang begitu..?" Zi menjeda omelannya,"besok-besok kalau sudah sembuh, pasti Dia balik lagi, selalu saja begitu!" Ulas Zi, yang kini sudah kembali menemukan tempat penginapan berikutnya.

Zi, menepikan kuda dan menghampiri karyawan penginapan itu. Kali ini tidak seramai yang sebelumnya, Zi,rasa masih ada kamar yang kosong.

"Apakah ada kamar kosongnya, kakak?" Zi bertanya dengan kepala yang terangkat tinggi. Karyawan penginapan mengangguk dan tersenyum manis. "Masih Nona. Silahkan isi formulir terlebih dahulu. Apakah Nona ingin sekalian mengambil paket kamar beserta tempat penitipan kuda?" perempuan berparas cantik itu, mencuri-curi pandang pada Zi yang terlihat lebih cantik dan glowing.

"Iya. Saya mau mengambil paketan kamar beserta penitipan kuda,kuda yang berwarna hitam itu, kakak." Jawab Zi menunjukkan kudanya yang berada di pinggiran jalan sebelah ke sana. Wanita itu mengangguk,"Baik, Nona. Terima kasih atas kepercayaan Anda, untuk kudanya biar teman saya yang mengurusnya. Ini kunci kamar,dan kamarnya berada di paling ujung nomor 16,Nona." Seraya memberikan kunci kamar kepada Zi.

Zi,berjalan dan tinggalkan pelataran depan rumah penginapan. Mencari nomor kamar yang sesuai dengan pesanannya. Berjalan di lorong, Zi, berpapasan dengan dua jenis manusia, mereka hanya berjalan tegap tanpa terganggu sama sekali dengan pejalan yang lainnya.

"Wah. Kamarnya paling ujung dan pepohonan rimbun langsung terpampang di depannya. Kalau melihat dari dalam kamar, dengan jendela yang terbuka pasti sangat seru." Zi, berkata lirih seraya membuka pintu kamar.

Saat pintu terbuka, Zi, langsung mencium aroma bunga melati. "Wah, tidak begitu buruk. Kamarnya juga cukup luas, nanti kalau ke kota bersama Ayah dan Ibu, lebih baik menginapnya di rumah penginapan ini saja." Seru Zi melangkah masuk, tidak lupa mengunci pintu kamar terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas lainnya.

"Ayah sangat menyukai perabot atau mebel yang sangat minimalis seperti ini untuk hiasan, dengan ukuran kamar yang juga tidak terlalu besar." Zi, menyentuh ornamen mewah yang memanjakan mata. Lukisan pemandangan dan bunga-bunga yang terlihat begitu estetik, Zi, menyukainya.

Tidak lupa juga Zi membuka kaca jendela ruangan kamar itu untuk melihat pemandangan indah di luaran sana."Ternyata di belakang ini ada lembah dan air terjun. Sangat cantik dan ini cocok sekali untuk menghilangkan rasa lelah,Ibu." Zi tidak henti-hentinya menatap kagum tiap jengkal pandangannya terhadap rumah penginapan yang di singgahi saat ini. Biasanya jika ke kota, Zi, hanya menginap di satu tempat, yaitu rumah penginapan yang pertama tadi sempat di tanyanya.

Udara segar dari embun air terjun dari dalam lembah menguar ke atas. Zi, dapat merasakan dinginnya embun air terjun tersebut, yang menempel pada kulit tangannya yang di tumbuhi bulu-bulu pendek dan halus.

"Tempat seindah ini harusnya di jadikan objek wisata untuk orang-orang yang mencintai alam. Sangat indah dan tentunya tidak gampang membuat bosan." Pikir Zi yang masih nyaman berdiri di depan balkon sambil menatap jauh ke bawah sana.

Pintu kamar di ketuk dari luar. Zi, melangkah cepat untuk melihat siapa yang datang mengganggu waktu sore hari menjelang malam tiba. "Maaf Nona. Ini makan malamnya, silahkan menikmati fasilitas yang kami sediakan." wanita yang berbeda dari yang sebelumnya Zi temui di pelataran rumah penginapan, tersenyum manis saat bingkai pintu mulai di buka oleh Zi.

"Terima kasih, kakak." jawab Zi, mengambil nampan berisi makanan dan minuman untuk malam ini. Setelah selesai ia kembali menutup pintu kamar dan menguncinya.

"Zi, belum lapar. Nanti saja makannya,lagi pula kue yang tadi di bawa dari toko juga masih banyak." meletakkan nampan itu di atas meja bundar sebesar 90×70 cm.

Zi, kembali melangkah keluar dari kamar menuju balkon, menikmati sisa sore hari ini di sana sambil memakan kue yang tadi di bawanya dari toko.

Tiba-tiba tubuh Zi seperti di lingkupi oleh aliran hangat yang menjalar di sekujur tubuhnya. Zi, berkedip beberapa kali berharap rasa hangat itu menghilang,namun tidak kunjung menghilang juga. "Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba tubuhku menghangat? Apa karena darah tinggi?" Zi meletakkan kuenya dan mulai meraba sekujur tubuh untuk memeriksanya. Tapi sejauh ini tidak ada perubahan apapun pada dirinya,jika darah tinggi, pasti akan berefek pada leher yang berat atau sakit kepala bagian belakang.

"Aneh!" gumamnya sambil kembali melanjutkan memakan sisa kue. Setelah dirasa puas menikmati waktu sisa sore hari, Zi segera masuk ke dalam kamar dan menutupi kakinya dengan selimut yang telah tersedia.

Zi, berpikir mungkin rasa hangat itu efek dari rasa dingin yang menerpa tubuhnya dalam waktu yang cukup lama. Jadi secara otomatis darahnya mengalir untuk menghangatkan tubuhnya.

Saat mau memejamkan matanya, Zi, teringat jika ia belum menyalakan lentera. Bisa-bisanya ia terbangun nanti di tengah-tengah kegelapan malam. "Lenteranya pun terbuat dari bambu yang di ukir semenarik mungkin. Benar-benar,rumah penginapan yang patut di acungi empat jempol ini." Seru Zi, yang kini kembali ke kasur untuk segera istirahat.

Tidak butuh waktu lama Zi tertidur pulas. Suara detak jantung yang damai dan napas yang teratur memenuhi ruangan kamar tersebut. Jendela sudah di tutup rapat dan terkunci dengan baik, Zi, tidak perlu khawatir adanya maling yang akan masuk melewati jendela kamar itu,lagi pula di belakang itu adalah lembah yang dalam, jadi tidak mungkin manusia biasa mampu menerobosnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!