ZAVARA

"Btw ada acara apa yah nanti malam? kok gue gak diajak," ucap Rion yang membuat mereka semua terdiam.

"Sudah waktunya," jawab Zavier tenang.

"Gue diundang dong?" tanya Rion lagi.

"Acara keluarga!" tegas Zavier.

"Owwwww jadi selama ini gue bukan keluarga? cukup tau aja," ucap Rion cemberut.

"Malam ini tuh penentuan, jadi biarin gue sama Zavier buat mereka percaya dulu. toh ini baru perkenalan," ucap Kiara.

"Mereka gak perlu kenal lo lebih dalam lagi Ra, mereka udah kenal lo dari smp."

Mereka terdiam apa yang diucapkan Rion memang benar adanya. mereka berteman sejak smp dan mereka sering belajar bersama di rumah Zavier ataupun rumah Rion.

"Bener juga, tapi Kalandra akan curiga kalau lo ikut," ucap Zavier.

"Bokap lo itu woy! sopan banget mulutnya astaga!"

"Gimana sama Riya?" tanya Kiara tiba-tiba.

"Kenapa?" tanya Rion yang tak tau apa-apa.

"Riya adalah wanita pilihan nyokapnya Zavier," ucap Kiara enteng.

"Demi apa! emangnya nyokap lo gak tau kejadian di kota B? kok bisa Riya sih . bagusan Sarah kemana-mana gak sih," ucap Rion tanpa sadar raut wajah Kiara sudah berubah.

"Kak Ara, Zea mau ke toilet."

Rion menutup mulutnya, ia lupa Kiara sangat cemburu dengan  Sarah. Zavier hanya menatap Rion datar. Kiara pamit mengantar Zea ke toilet meninggalkan dua manusia itu.

Zavier baru saja berbaikan dengan Kiara ini harus canggung lagi karna mulut ringan Rion.

"Sorry, gue lupa," bisik Rion.

"Kalau malam ini dia gak mau datang itu semua karna lo!"

"Gue bakalan bujuk Kiara, lo tenang aja."

"Hmmm."

"Zavier, janji sama gue kalau lo gak bakal nyakitin Kiara."

"Lo ngomong gitu kaya punya rasa aja sama Kiara," ucap Zavier tersenyum kecil.

"Emang!"

Zavier terdiam, ia mencari kebohongan dimata Rion namun ia tak menemukannya.

Suasana menjadi tegang karna tatapan tajam Zavier pada Rion yang bersandar santai tanpa melihat kearahnya.

"Gue salah dengar kan?" tanya Zavier serius.

"Anggap aja gitu."

Zavier bangkit dan mencengkram kerah Rion. rahangnya mengeras menatap Rion yang tersenyum singkat.

Saat Zea membuka pintu ia melihat Zavier dan Rion seperti akan berkelahi ia pun berbalik dan menutup matanya.

"Ayah! om Ion!" teriak Zea.

Zavier melepas cengkaraman nya dari kerah baju Rion. Rion memperbaiki penampilannya dan mereka saling membuang muka.

"Apa ada Zea?" tanya Kiara yang baru datang.

"Itu Ayah sama om Ion..." Zea ragu mengatakannya.

"Bukan apa-apa," ucap Rion.

"Gue ada urusan, gue balik ke ruangan dulu."

Rion pergi setelah mengucapkan kalimat itu. Kiara curiga dengan keduanya, tidak biasanya mereka saling diam dan membuang muka seperti itu.

Kiara yakin ada yang terjadi pada mereka saat ia tak ada disana. Kiara akan mencari taunya nanti jika ia ingat.

Sementara diruangan Rion berusaha mengatur napasnya. ada sedikit rasa sesal karna keceplosan mengatakan itu didepan Zavier.

Rion mengalihkan pikirannya dengan memeriksa semua berkas yang ada di mejanya. satu persatu berkas ia cek dan tanda tangani, sampai dimana ada laporan keuangan dari Riya yang sedikit meragukan.

Rion menelpon Riya dan memintanya keruangannya saat itu juga. kebetulan sekali Riya yang membuat salah hari ini.

Suara ketukan pintu terdengar dan terlihatlah sosok Riya.

"Kenapa lo manggil gue?" tanya Riya.

Rion menatap tajam kearah Riya. "Siapa yang bertanggung jawab atas laporan keuangan bulan ini?" tanya Rion serius.

"Gue."

Rion membanting berkas dihadapan Riya. "Kalau kerja yang bener dong! pakai mata! otak lo itu cuma dipenuhi rencana licik!" bentak Rion.

"Apaan sih, tiba-tiba marah!" Riya yang tak terima.

"Gaji staff keuangan bulan ini saya potong 5% karna salah mu!"

"Gak bisa gitu dong pak!"

"Kamu tidak teliti dalam membuat laporan ini, jadi kamu harus bertanggung jawab!"

"Terserah!"

Riya mengambil berkasnya dan membanting pintu Rion. Rion melampiaskan emosinya pada karyawan yang melakukan kesalah hari ini.

Beberapa orang kembali masuk keruangan Rion dan berakhir kena bentakan Rion juga.

Meskipun hanya kesalahan kecil yang biasanya Rion bisa maafkan, tapi hari ini Rion memotong semua gaji karyawan yang bersalah.

Kiara mendengar berita tentang Rion yang hari ini memarahi semua karyawan yang salah, ia pun menuju ruangan Rion.

Saat ia mengetuk pintu tak ada jawaban dari dalam. Kiara memberanikan diri untuk membuka pintu dan masuk.

"Siapa yang izinin masuk!" bentak Rion memutar kursinya.

Terlihat Kiara yang terkejut karna bentakan Rion itu. begitupun Rion terkejut saat tau yang masuk ke ruangannya adalah Kiara.

"Lo bentak gue?" tanya Kiara tak terima.

"Gue gak tau itu lo," ucap Rion santai dan memutar kembali kursinya.

"Lo hari ini kenapa sih?" tanya Kiara.

"Biasa aja, gue mau istirahat tolong keluar!"

"Jangan terbawa emosi! apapun keputusan saat emosi itu gak baik!"

Kiara keluar setelah mengatakan hal itu. Rion memejamkan matanya, ia tau ia salah telah melampiaskan emosinya pada karywan.

Tapi ia juga tak bisa menampung semua emosi yang ingin meledak.