agung seorang pemuda dari kalangan biasa yang baru saja menyelesaikan kuliah S-1 nya,.
agung terus bermimpi bisa meraih kesuksesan meskipun dia bukan anak bangsawan maupun hartawan.
untuk mewujudkan mimpinya agung terus berjuang dengan otak dan ototnya.
disaat berjuang untuk meraih mimpinya, agung jatuh cinta pada seorang gadis bernama Fika.
ketika agung menyatakan cintanya, dilema kehidupan muncul, karena Fika mengatakan dia akan menerima cinta agung asal agung akan melamar fika secepatnya.
pilihan antara cinta atau cita-cita harus ditentukan ......
dan perjalanannya untuk menggapai cinta dan cita-citanya harus menempuh liku-liku yang terkadang menegangkan
bahkan dia terkadang harus bertarung menggunakan ilmu silat warisan almarhum ayahnya.
dan Agung juga bertemu dengan orang-orang karena dia mereka dengan ilmu pengobatan tradisional warisan almarhum ayahnya.
maaf cerita ini adalah cerita fiksi jika ada persamaan nama atau tempat itu hanya kebetulan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Roy
"maaf nona kalau boleh tahu, siapa yang memberi ATM ini pada nona?"
"oh ternyata atm-nya bukan punya lu"
"emang iya ATM ini bukan punyaku'
"kupikir lu udah jadi orang kaya, ternyata atm-nya punya orang lain toh,
" jadi kalau punya orang lain kenapa? yang penting aku bisa membelanjakan berapa saja dari ATM ini"
"oh jadi lu sekarang sudah jadi simpanan"
"diam dulu Siska .!!, maaf nona Dila kalau boleh tahu tuan mana yang memberikan nona di ATM ini?'
'Hahaha ! Lu emang lucu Siska kenapa rupanya kalau bukan aku pemilik atm-nya ? eh, by the way memangnya kenapa dengan pemilik ATM ini?"
Hendra terlihat bimbang untuk menjawab, apakah dia akan mengatakan yang sebenarnya atau tidak.
sementara itu agung hanya diam tidak ingin menjawab atau menjelaskan apapun, bahkan dia sedikit penasaran kenapa Hendra begitu ketakutan melihat ATM miliknya.
"mungkin nona Dila tidak tahu kalau ATM ini adalah milik para petinggi yang setara dengan GM ke atas di perusahaan Cemerlang Jaya"
Dila melirik agung yang berdiri di sampingnya, sementara Agung hanya mengangkat bahunya seakan tidak peduli dengan ucapan Hendra.
"ayo cepat gesek kartunya, kami masih ada urusan lain...!"
mendengar ucapan agung si penjaga toko kelihatan ketakutan dan langsung ATM dan akan menggesek nya"
"tunggu....!!" terdengar teriakan Roy dari jauh.
Roy berjalan sangat cepat dari luar toko dan wajahnya terlihat penuh emosi.
penjaga toko yang sejak tadi sudah emosi melihat tingkah Siska yang terus-menerus menekan Dila sehingga dia terpancing dan ikut-ikutan, padahal kenyataannya Dila memiliki uang yang cukup banyak di atm-nya dan tiba-tiba muncul seseorang yang melarangnya untuk menggesek ATM Dila, tentu saja hal ini membuat si penjaga toko sangat marah.
"maaf tuan kenapa Tuan melarang saya? Saya rasa ini bukan urusan Tuan sebaiknya Tuan pergi dari sini"
berbeda dengan si penjaga toko, Hendra yang mengenal Roy terlihat ketakutan, karena semua orang di kota Medan kenal bagaimana tempramen dari Roy.
semua orang tahu tidak ada seorangpun di kota Medan yang boleh menyinggung perasaan Roy dan kali ini si penjaga toko kelihatannya sedang mencari masalah.
"lancang kau ...!! apa kau nggak kenal siapa aku? cepat panggil managermu ..!"
melihat wajah Roy yang begitu berwibawa layaknya seorang tuan muda, penjaga toko tidak berani untuk menyahut lagi dan langsung masuk ke dalam ruangan manager.
beberapa saat kemudian seorang lelaki berumur 35 tahunan keluar dari ruang manajer bersama si penjaga toko berjalan ke arah toko.
Kelihatannya dia belum melihat dengan jelas kehadiran Roy.
"siapa yang berani berbuat onar di toko ini kenapa nyuruh anggota toko untuk manggil saya"
Hendra ternganga tidak percaya melihat keberanian si manager toko.
"hebat bener lu berani ngomong kayak gitu sama aku, apa lu nggak kenal aku heh?"
Roy berjalan ke arah si manajer toko dan langsung menamparnya
"plaakk..."
"lu nggak kenal tuanmu pemilik toko ini? lu nggak kenal aku?"
"plaakk...duukk.."
kembali Roy melayangkan tamparan ke wajah si manager toko dan menendang perutnya sehingga manajer toko tersungkur di lantai.
ketika manajer toko ingin memanggil petugas keamanan tiba-tiba dia melihat orang yang menampar dan menendangnya, wajahnya berubah pucat ketika mengenali orang tersebut.
si manager toko merangkak ke arah Roy dan bersujud pada Roy.
"ampun bos aku tadi tidak melihat bos, aku tidak tahu bos yang memanggilku ampun bos aku salah…"
"siapa bilang lu salah, lu kan orang hebat , lu kan lebih hebat dari aku?"
"plaakk.."
kembali si manager toko tersungkur di lantai, namun kali ini manajer toko sedikit pun tidak ada niat di wajahnya untuk melawan, malah dia bangkit dan kembali bersujud di depan Roy.
"ampun boss,.."
Roy tidak memperdulikan dan ingin menampar kembali, namun sebelumnya dia ingin mengetahui siapa yang mengatakan kartu yang diberikannya pada agung tidak bisa dipergunakan di toko ini.
"ayo siapa tadi yang bilang kartu adikku ini tidak laku di toko ini? "ucap Roy
kali ini si penjaga toko hampir pingsan mendengar pertanyaan Roy, jangankan dia yang hanya seorang penjaga toko bahkan manajernya sekalipun tidak berani melawan ketika dipukul oleh Roy.
manajer toko akhirnya mengerti mengapa Roy begitu marah ternyata kartu pengenal Roy yang juga bisa menjadi alat pembayaran diperlakukan tidak pantas di tokonya sendiri.
"kurang ajar kau ternyata kau penyebabnya dan berani sekali kau bilang kartunya Tuan Roy tidak laku di toko ini, kau tahu toko ini adalah miliknya keluarga Tuhan Roy"
"plaakk... duukk.."
agung melihat manajer toko yang terus-menerus memukuli si penjaga toko akhirnya menarik nafas dan memutuskan untuk menghentikan manajer toko
agung menangkap tangan si manajer toko yang hendak memukul kembali si penjaga toko.
manajer toko yang tidak tahu orang yang dimaksud oleh Roy adalah agung dan melihat penampilan agung yang begitu sederhana maka dia berbicara dengan sombong.
"siapa kau berani sekali kau mencampuri urusanku?kau tidak tahu toko ini adalah miliknya keluarga Tuan Dedi.?"
sebenarnya agung tidak ingin memperpanjang masalah ini lagi, tapi melihat kesombongan manajer toko akhirnya dia melayangkan tamparan ke wajah si manajer toko.
"plaakk..."
"memangnya kalau toko keluarga Tuan Dedi kau bisa seenaknya memukul orang?"
"plaakk...."
merasakan kerasnya tamparan agung si manajer toko tampaknya tidak berani lagi mencari masalah pada agung dan kini dia. merangkak ke arah Roy.
"tolong tuan dia memukuliku tuan"
"plaakk..."
"jangankan hanya memukulmu bahkan bila dia menghabisi mu itu masih belum cukup, kau tidak kenal siapa dia? adalah adikku, sungguh lancang kau berani memarahinya"
semua orang mendengar ucapan Roy dibuat terkejut, mereka terkejut mendengar bahwa agung adalah adiknya Roy, karena selama ini semua orang tahu kalau Roy hanya memiliki seorang adik perempuan dan tidak memiliki saudara laki-laki
Siska dan Hendra yang mendengar ucapan Roy terlihat pucat pasi, mereka tidak bisa membayangkan jika agung mengatakan kepada Roy bagaimana Mereka mengganggu Dila dan agung.
walaupun manajer toko dan penjaga toko terus meminta maaf dan minta ampun, Roy tetap tidak bergeming dia menelpon GM yang bertanggung jawab pada toko ini.
Roy memerintahkan GM untuk memecat si manager toko dan menjaga toko dan memberikan pesan kepada GM agar kedepannya memberikan pengarahan kepada seluruh pekerja di bawah perusahaan Tuan Dedi untuk memperkenalkan jenis kartu yang bisa dijadikan alat pembayaran.
"maaf dek mungkin ini salahku karena aku tidak menyangka mereka tidak mengenali kartu yang aku berikan padamu"
"hahaha santai aja bang, aku nggak akan masukkan ke dalam hati, tapi Dila tadi yang emosi karena dibilang punya cowok miskin dan penipu, mau bayar baju pakai kartu nama"
Dila yang mendengar ucapan agung terlihat malu sampai-sampai wajahnya merah padam.
"nggak usah dengarkan ucapan si agung bang Roy"
"hey hey siapa yang berani mengejek adik iparku di kota Medan ini?"
mendengar ucapan Roy yang mengatakan dia adalah adik ipar Roy membuat Dila semakin malu.
Siska dan Hendra yang mendengar Roy yang mengatakan Dila adalah adik iparnya kelihatan sangat ketakutan sehingga mereka bergegas ingin meninggalkan toko.
"eh lu berdua sini, pasti lu yang ngejek adik iparku, berani amat lu emangnya lu udah pernah makan jantung harimau makanya berani ngejek adik iparku?"
melihat Roy berjalan ke arah mereka Hendra dan Siska semakin ketakutan.
"maaf tuan Roy bukan aku yang mengejek Dila tapi dia yang mengejeknya, dan demi nama ayahku tolong maafkan aku"
"memangnya siapa ayah lu?makanya aku harus maafin lu"
" ayahku adalah pak Bambang manager keuangan di perusahaan Cemerlang Jaya "
"siapa itu Bambang? aku nggak kenal kalau lu mungkin anaknya Tuan Hendrik aku masih bisa maafin lu, tapi karena aku gak kenal ayahmu, jadi kaki dan tangan kalian berdua akan aku patahkan.
agung sedikit terkejut ketika mendengar bahwa Hendra adalah anaknya pak Bambang manajer keuangan di perusahaan Cemerlang Jaya dan tentunya dia harus menyelamatkan Hendrik demi memandang wajah pak Bambang
maka ketika Roy memerintahkan beberapa orang pengawal yang ikut dengannya untuk mematahkan kaki Hendra dan Siska akhirnya agung menghentikannya.
"sudahlah bang nggak usah diterusin kebetulan aku kenal ayahnya"
Hendra sangat terkejut mendengar agung mengenal ayahnya namun saat ini yang penting dia harus berterima kasih kepada agung Karena dia telah diselamatkan oleh agung
"untung adikku kenal ayah lu, kalau nggak habis lu"
Karena agung tidak ingin memperpanjang masalah akhirnya Roy juga menghentikan para pengawal yang akan mematahkan kaki Hendra dan Siska.
Hendra dan Siska yang mendapat pengampunan dari Roy langsung bersujud mengucapkan terima kasih
"terima kasih Tuan,... muda Roy terima kasih Tuan muda Roy" ucap mereka.
"ngapain lu berdua ngucapin terima kasih sama aku, yang menolong kalian adalah adikku"
tanpa menunggu lama Hendra dan Siska berjalan ke arah agung dan Dila
"terima kasih Tuan minta agung terima kasih Dila"
agung dan bila hanya mengangguk dan menyuruh mereka pergi dan tentunya Hendra dan Siska juga tidak ingin lama-lama tinggal di tempat ini.
setelah Hendra dan Siska pergi, Roy mengajak agung dan bila makan ke sebuah restoran yang tidak jauh dari tempat mereka saat ini.