Linda adalah adik kandung dari Rani. Linda di boyong Rani ke rumahnya untuk melanjutkan pendidikan di kota tempat tinggalnya sekarang.
Rani sudah berkeluarga tapi belum kunjung di karunia anak. Rumah tangga Rani awalnya adem ayem,tapi semenjak kedatangan sang adik suaminya mulai berubah.
Kebohongan demi kebohongan terus suaminya ucapkan untuk menutupi perselingkuhan denga sang adik ipar.
Apakah Linda tega menghancurkan rumah tangga kakaknya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ba 13
Matanya langsung terbuka lebar saat melihat jam sudah menunjukan pukul lima lidah puluh.
"Mati gue,gue kesiangan." Gadis itu bergegas turun dari ranjangnya Menuju kamar mandi untuk melepaskan hajat dan mencuci muka.
Gadis itu bergegas menuju dapur,melihat apakah menu sarapan yang akan ia buat dengan cepat. Ia membuka magic com dan melihat nasi masih banyak. Lalu melihat isi kulkas apa yang ia cari sudah ia keluarkan.
Gadis itu dengan gesit memotong sayur - sayuran dan bumbu - bumbu lainya untuk membuat sarapan pagi ini.
Ia berencana memasak nasi goreng seafood, karna tidak perlu waktu yang lama. Tangannya cekatan mengolah bahan - bahan,ia tidak sadar ada sepasang mata memperhatikan tingkahnya dari tadi.
Wangi harum nasi goreng menggugah selera.
"Kamu masak apa,Lin?" sapa Ari saat sudah duduk di meja makan.
"Eh mas Ari. Ini aku lagi masak nasi goreng seafood. " jawabnya tanpa menoleh sama sekali karna fokus dengan masakannya.
"Kaya enak. Udah matang belum?" tanya Ari sudah tidak sabar karna cacing di perutnya sudah berteriak minta diisi.
"Sebentar lagi,mas. Tunggu ya." Linda bergegas mengaduk nasi yang ada di pengorengan lalu memindahkan kedalam panci dan menyajikan di hadapan Ari.
"Wangi." ucap Ari mencium aroma nasi goreng yang masih mengepulkan asap pertanda masih panas.
"Kak Rani mana,mas?" tanya Linda yang tidak melihat kakaknya.
"Sebentar lagi juga turun." Ari memberikan piring nya pada Linda minta diambilkan nasi goreng untuk dirinya.
"Wah,kayanya enak." Tau - tau Rani sudah duduk disamping suaminya yang tengah menyuap sarapannya.
"Kak Rani mau juga. " tawar Linda.
" Boleh, tapi sedikit aja." Rani sebenarnya sudah lama tidak makan makanan berat di pagi hari. Ia sangat menjaga asupan makanannya supaya bentuk tubuhnya terjaga. Pagi itu mereka bertiga menikmati nasi gorengnya buatan Linda tanpa bersuara.
"Kakak berangkat dulu,hari ini kamu ga kemana - mana kan?" tanya Rani saat ia sudah mau berangkat.
"Ga. Lagian aku ga tau jalan sekitar sini yang ada malah aku nyasar ." kekeh Linda saat mengantar kakaknya kedepan. Mobil roda empat Rani meninggalkan rumahnya membelah jalanan menuju tempat kerjanya.
Sementara Ari masih betah duduk di meja makan,belum ada tanda - tanda kalau ia akan berangkat ke kantor.
"Mas ga berangka?" tanya Linda saat mau membereskan sisa sarapan mereka.
"Mas siangan berangkatnya." Jawab Ari sambil memperhatikan Linda yang tengah mencuci piring.
Kembali kejadian kemaren melintas di kepalanya,secara tidak sadar kakinya melangkah dan memeluk Linda dari belakang.
Linda berteriak karna kaget tidak menyangka bahwa Ari akan memeluk dirinya. Untuk dirumah cuma ada mereka berdua karna ART Rani sedang ijin pulang kampung.
Ari memutar tubuh Linda mengahadap kearah dirinya. Bibir ranum Rani sedari tadi terus menggoda dirinya. Rasa manis bibir adik ipar membuat candu bagi Ari,ia ingin terus mengecap manisnya bibir Linda.
Tanpa ada - aba bibir Linda sudah di bungkam oleh Ar dengan mulutnya. Linda yang masih kaku hanya diam membuat Ari gemas. Ia mengigit bibir Linda supaya terbuka dan bagai orang kehausan menyesap dan mengobrak arik mulut Linda.
Tubuh Linda bergetar terdengar lenguhan dari mulutnya membuat Ari semakin bergairah. Tangan kokoh Ari mengangkat tubuh Linda supaya duduk diatas pangkuanya.
Linda merasakan sesuatu yang berkedut seakan menusuk area sendirinya. Tanpa sengaja Linda mengoyang tubuhnya sehingga menimbulkan sensasi yang tidak bisa diungkapkan.
"Mas." racau Linda yang meliuk - liuk diatas pangkuan Ari membuat keduanya merem melek.