Dunia kultivator.
Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga setiap orang berusaha untuk menjadi kuat.
Di Klan Qing.
Seorang pemuda yang ternyata memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah, sehigga menjadi bahan ejekan para murid klan lainnya. Keberadaanya yang di pandang sebelah mata tiba-tiba mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? Simak terus ya Kak PBTB.
Karya ini hadir terinspirasi oleh author-author keren yang ada di mangatoon. Terima kasih kepada Shujinkouron. 🙏.
👉 Belum di perbaiki. 🙏
Terima kasih. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1. Kota Perak
Seorang pemuda menutup kepalanya dengan kain hitam lewat di antara para pemuda klan yang sedang berlatih. Langkahnya tegas dan tenang menyiratkan bahwa pemuda itu adalah anak yang kuat.
"Lihat! si sampah itu." Anak-anak mulai menghinanya.
"Putra sang pahlawan ternyata seorang sampah " ucap anak yang lainnya dan mulai menertawainya.
Anak-anak tersebut semakin berani menghinanya sejak ayahnya menghilang lima tahun yang lalu.
Tanpa memperhatikan hinaan dan cacian dari anak-anak itu, pemuda tersebut terus berlalu.
Pemuda tersebut adalah Qing Ruo. Putra seorang pahlawan Klan yang seharusnya dihormati. Tetapi karena fisik dan kemampuanya yang lemah, penghormatan yang seharusnya diterima itu berganti menjadi cacian dan hinaan.
Qing Ruo heran, mengapa anak-anak itu selalu menghinanya. Dirinya bahkan tidak pernah menyinggung anak-anak tersebut.
"Lihat! itu Qing Ruo," ucap Qing Xiao kegirangan lalu bersama kelompoknya menghadang Qing Ruo.
Qing Ruo hanya bisa menggertakan gigi. bertemu dengan Qing Xiao adalah hari naas karena kelompok tersebut akan tanpa segan memukulnya.
"Qing Mo, Xing, hajar dia!" ucap Qing Xiao dengan wajah kegirangan saat menatap ekspresi tegang diwajah Qing Ruo.
"Baik."
Kedua pemuda tersebut segera bergerak dan menyerang. Tanpa dapat melawan, Qing Ruo yang lemah itu roboh seketika saat pukulan yang disarangkan oleh Qing Mo dan Xing mengenai tubuhnya.
________
Di bagian selatan wilayah klan Qing, disebuah vila sederhana dengan gerbang yang indah, tampak wajah cantik dengan penampilan anggun sedang duduk di kursi taman.
Wajahnya yang cantik dan tenang tidak setenang hatinya yang sedang menunggu kedatangan putranya.
Dia adalah Ling Yun, Ibu dari Qing Ruo.
Tidak beberapa lama kemudian, yang ditunggu akhirnya datang.
"Ruo er, ayo masuk istrahat dulu," ucap wanita itu sambil menatap putra semata wayangnya dengan penuh kasih.
"Baik bu." jawab Qing Ruo sambil menyeka keringat di keningnya. Tampak sebagian pakaianya terlihat kotor.
Ling Yun hanya bisa menatap putranya semata wayangnya dengan sedih lalu memasuki ruangan.
Ibu, kapan ayah pulang?" tanya Qing Ruo sambil memasuki ruangan
"Ruo er, ibu juga tidak tahu, yang ibu tahu ayahmu dalam urusan penting yang menyangkut kepentingan klan kita," jawabnya dengan lembut.
"Ayo bersihkan diri dulu, setelah itu baru kita makan."
"Baik Ibu," jawab Qing Ruo lalu bergegas pergi.
"Ruo er, maafkaan ibu nak, ibu juga tidak tahu keberadaan ayahmu," gumam sang wanita itu sedih. Selama ini wanita itu juga selalu memikirkan suaminya tetapi di depan anaknya, Dia tidak ingin menunjukan kekhawatirannya. Sudah lima tahun berlalu, tetapi tidak ada kabar sama sekali. Dirinya hanya tahu, bahwa sang suami baik-baik saja, terlihat dari kristal giok jiwa sang suami masih bersinar.
Setelah selesai membersihkan diri, mereka berdua lalu makan bersama.
Sambil menikmati makanan.
"Ruo er, diusiamu yang ke lima belas tahun ini, apakah dirimu sudah siap memasuki pelatihan anggota klan?" sambil menatap dengan penuh kasih.
Qing Ruo menatap ibunya beberapa saat lalu menghela nafasnya.
"Aku belum siap Bu." jawabnya lemah.
"Tapi Ibu yakin kamu bisa." menyemangati putranya.
"Baiklah, masih ada waktu enam bulan lagi. aku akan berlatih lebih keras lagi."
"Ibu senang mendengarnya." sambil mengusap kepala Qing Ruo dengan lembut.
"Ibu, besok aku akan memasuki kawasan gunung petir untuk berlatih selama beberapa bulan."
"Baiklah, ibu mendukungmu," ucapnya walaupun hatinya khawatir.
Dirinya sangat memahami kemampuan putranya, karena seberapa kuat dan kerasnya latihan itu, tidak pernah sama sekali berpengaruh pada kemampuannya, tetapi justru kemapuan fisiknya semakin lemah.
Untuk anak seusianya, seharusnya Qing Ruo sudah menjadi pendekar bumi puncak, tetapi tidak demikian. Walaupun demikian dia tetap mendukung putranya.
__________
Kota perak.
Keluarga Qing pada awalnya adalah keluarga aristokrat yang memiliki pengaruh cukup kuat di kota Perak.
Pengaruh mereka menurun secara perlahan setelah patriark mereka Qing Xia menghilang. Tidak ada yang tau keberadaanya, bahkan para petinggi klan, bahkan batu giok jiwa Qing Xia juga ikut menghilang, sehingga keberadaannya menjadi teka-teki semua orang berada di dalam Klan itu.
Kota perak merupakan salah satu kota besar di Benua Teratai Biru yang berada di bagian barat benua. Selain kota perak, Ada banyak kota lainya seperti kota emas, kota langit, kota awan biru, kota air dan kota angin serta banyak kota kota kecil lainya.
Kota perak, kota emas dan kota awan biru merupakan kota utama. Ketiga kota tersebut merupakan kota yang cukup berpengaruh di benua teratai biru bagian barat
Kota perak merupakan kota benteng dengan ornamen hiasan dari perak yang indah dengan luas puluhan kilometer. kota ini di kuasai oleh lima keluarga aristokrat dan tiga keluarga suci yang memiliki peran masing-masing untuk membantu kota perak menjadi kota yang kuat dan maju. Selain itu, ada banyak sekte yang terkenal seperti sekte Kristal abadi, sekte gunung giok, sekte rajawali emas dan sekte-sekte kecil lainnya.
Persaingan pengaruh merupakan hal yang biasa, sehingga sering terjadi gesekan dikota tersebut yang justru menjadi penyemangat setiap orang untuk berkompetisi.
_____
Pagi hari di utara kota perak.
Dingin yang menusuk tulang menyapu rantai pegunungan petir.
tampak seorang pemuda dengan penuh semangat melangkahkan kakinya memasuki kawasan pegunungan tersebut.
"Lihat!.. itu si lemah sedang mencari kematiannya." Anak-anak yang berpapasan dengannya mulai mengejeknya.
"Dia adalah aib di keluarga kita." Qing Fan memandang pemuda itu dengan jijik.
"Aku harus menjadi kuat!" batinya sambil terus berlalu tanpa menghiraukan hinaan tersebut.
"Lihat si sampah mencari kemalangannya," ucap Qing Xiao dengan lantang.
"Qing Xiao, tutup mulutmu. Bagaimanapun juga Qing Ruo adalah anggota klan kita." ucap Qing Ling sambil mendengus kesal.
"Ada juga yang mengasihi si sampah ini." sambil menatap Qing Ruo dengan tajam.
"Hei sampah, ternyata dirimu dilindungi oleh perempuan, harusnya dirimu malu!" dengan tatapan kesal.
Bagaimana tidak, gadis paling cantik di angkatannya ternyata peduli dengan orang yang dianggapnya sampah.
Qing Ruo lalu menatap gadis tersebut. Dalam waktu yang lama pandangan mereka beradu sehingga membuat wajah gadis itu bersemu merah. Qing Ruo terkejut dengan perubahan wajah itu. "Apakah dia menyukaiku" batinya.
"Terima kasih." ucap Qing Ruo dengan tulus lalu melangkahkan kakinya.
Selama ini, Qing Ruo jarang meluangkan waktunya untuk bermain bahkan untuk mencari teman. Yang dilakukannya adalah berlatih dengan giat sehingga dirinya tidak mengetahui siapa gadis cantik yang telah membelanya tersebut. walaupun demikian, dia tentu pernah mendengar tentang gadis tercantik yang ada di klannya yang merupakan putri dari keluarga Duan.
Jiwanya bergetar dan merasakan bunga-bunga mulai mekar didalam hatinya.
Bagi sang gadis. ini adalah keempat kalinya dirinya melihat wajah itu. wajah yang selalu membuat hatinya berbunga -bunga.
________
Memasuki kawasan gunung petir.
Qing Ruo yang hanya mengandalkan keberanian dan beharap bertemu dengan keberuntungan yang dapat mengubah nasibnya terus melangkahkan kakinya dengan tenang. Dengan kekuatan pendekar bumi tingkat dasar keberadaanya didalam hutan itu hanya akan menjadi santapan hewan buas.
Tingkat kekuatan manusia dan hewan pada dasarnya sama. Yaitu di mulai dari tingkat bumi, tingkat langit dan tingkat surga. Selain itu, setiap tingkatan terbagi lagi menjadi tiga tingkatan utama yaitu tingkat dasar, tingkat menengah dan tingkat tinggi
Menjelang Siang. Qing Ruo akhirnya menemukan sebuah danau dengan air yang sangat jernih.
Dengan tubuh kepanasan dan keringat yang mengotori pakaiannya. Qing Ruo lalu beniat membersihkan diri sebelum melanjutkan perjalanannya.
Saat hendak melepaskan pakaiannya, tiba-tiba roar.. raungan keras terdengar dari arah utara seperti begerak ke arah danau. Dari jauh, tampak pohon - pohon besar itu satu- persatu roboh.
"Mungkin hewan siluman tingkat tinggi!" Qing Ruo memincingkan matanya pada arah sumber suara sambil tetap waspada.
Saat suara itu semakin mendekat, tanpa pikir panjang Qing Ruo langsung melompat kedalam danau dan bersembunyi di bawah air.
Dengan mengandalkan kemampuan fisiknya yang lemah, Qing Ruo hanya mampu bertahan beberapa menit di dalam air itu lalu kembali menjulurkan kepalanya di permukaan untuk menghirup udara.
Setelah cukup lama menunggu, akhirnya suasana menjadi tenang kembali.
"Sepertinya sudah aman." batinya lalu keluar dari air dan mengganti pakaiannya yang telah basah dengan pakaian yang baru.
Rasa penasaran bergejolak dipikirannya. "Apakah aku harus memeriksanya?" batinya ragu.
Setelah cukup lama berpikir, Qing Ruo memutuskan untuk memeriksa tempat itu lalu melangkahkan kakinya dengan hati-hati.
"Hewan apa yang melakukannya?" Batinya penasaran saat melihat pohon-pohon besar roboh. Dengan memberanikan diri, Qing Ruo terus memasuki tengah kawasan hutan tersebut.
Deg..., jantungnya berdetak dengan cepat saat melihat seekor Macan batu bersayap terbaring dengan luka bakar pada sayapnya.
"Berdasarkan bentuk fisiknya, hewan ini merupakan hewan buas tingkat surga."
Jantungnya berdetak semakin kencang. "Hewan apa yang mampu membunuh hewan tingkat tinggi ini?" sambil mengitari matanya pada kawasan tersebut.
Setelah mengamati situasi cukup lama, akhirnya Qing Ruo berpikir untuk mengambil daging dan kulit macan itu serta mengambil inti jiwanya.
"Lumayan."
Setelah selesai mengambil daging dan kulit macan itu, Qing Ruo kembali melanjutkan perjalannya.
Di dalam perjalananya tersebut, ternyata ada banyak macan batu bersayap yang telah mati. Dengan girang Qing Ruo kembali mengumpulkan kulit dan mengambil kristal jiwanya.
"Lumayan untuk dijual." ucapnya sekali lagi tersenyum senang lalu meneruskan perjalanannya.
balik menekann..sampah betul