Elina wanita terkuat di akhir zaman yang paling ditakuti baik manusia, zombie dan binatang mutan tiba-tiba kembali ke dunia tempat dia tinggal sebelum-nya!
Di kehidupan pertamanya, Elina hanyalah seorang gadis biasa yang hidupnya dihancurkan oleh obsesi cinta dan keputusan-keputusan keliru.
Sekarang, dengan kekuatan kayu legendaris dan ruang dimensi yang memberinya kendali atas kehidupan, Elina ingin memulai kembali hidupnya dengan membuat pertanian besar!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si kecil pemimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah baru Elina
Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Elina. Karena rumahnya sudah selesai di renovasi dan siap dihuni kembali, Elina berencana untuk pindah nanti sore.
Untuk merayakannya, Elina memutuskan untuk mengundang dua sahabatnya, Edgar dan Dimas, untuk menikmati makan malam yang istimewa.
Elina ingin menyajikan hidangan yang benar-benar spesial. Berbekal bahan-bahan dari ruang pribadinya—bahan-bahan yang memiliki kekuatan untuk meningkatkan rasa dan kualitas makanan.
Untuk hidangan utama, ia memilih beef wellington. Potongan daging sapi yang lembut, dibalut dengan lapisan adonan pastry yang renyah, diisi dengan jamur yang dipanen dari ruang pribadinya.
Jamur-jamur tersebut memiliki rasa yang kaya dan unik, menambah sensasi dalam setiap gigitan. Dagingnya sendiri ia rendam dalam rempah-rempah khusus dari ruang itu, membuat rasanya begitu lezat dan menggugah selera, seperti meleleh di mulut.
Sebagai pendamping, ia menyiapkan kentang gratin yang dimasak dengan krim dari susu hewan ternak dalam ruang itu—krim yang menghasilkan tekstur yang lembut dan kaya, sementara keju yang meleleh di atasnya memberikan rasa gurih sempurna. Ada juga salad segar dari sayuran seperti selada dan tomat yang baru dipetik dari ruangnya, segar dengan campuran vinaigrette yang ringan namun aromatik.
Tak lupa, ia menyiapkan hidangan penutup berupa crème brûlée, dengan gula, blueberry dan stroberi di atasnya yang ia karamelisasi tepat sebelum disajikan. Krim manis lembut dengan sedikit rasa vanila memberikan akhir yang manis pada makanan mereka.
Untuk minuman, Elina membuka sebotol anggur merah yang langka—dari kebun anggur yang tumbuh di ruangnya, menghasilkan buah yang memiliki rasa penuh dan dalam, dengan catatan buah beri hitam dan sedikit rempah-rempah. Setiap tegukan terasa seperti perpaduan sempurna, melengkapi rasa dari setiap hidangan yang ia sajikan.
Saat meja telah tertata dengan apik dan aroma makanan memenuhi udara, Elina merasa puas.
Edgar dan Dimas tiba di saat yang bersamaan, masing-masing membawa hadiah di tangan mereka. Elina menyambut keduanya dengan senyum hangat dan mempersilakan mereka masuk. Mereka kemudian duduk di meja makan yang telah tertata rapi.
"Anggur yang enak," kata Dimas sambil menghirup aromanya dengan dalam, membiarkan keharuman buah anggur itu memenuhi hidungnya. Elina tersenyum mendengar pujiannya.
"Mari makan," katanya dengan ramah.
Namun sebelum mereka mulai, Edgar mengangkat gelas anggurnya sedikit, sambil tersenyum lebar. "Sebelum kita mulai, aku ingin mengucapkan selamat Elina atas rumah barunya!" katanya, mengangkat gelasnya ke udara, seolah memberi isyarat toast.
Dimas juga tidak mau kalah, dia mengangkat gelasnya dan berkata "Selamat Elina dan terima kasih atas hidangannya".
Elina tersenyum, meraih gelas anggurnya, dan mengangkatnya ke udara, mengikuti gerakan mereka.
"Terima kasih," ucapnya lembut.
Gelas mereka bertemu dengan bunyi lembut, “Cheers,”.
Mereka mulai menikmati hidangan dengan penuh selera, setiap suapan terasa lebih nikmat dalam suasana hangat yang menyelimuti meja.
Sesekali, Dimas mengangguk puas sambil berkata, "Ini enak sekali, Elina."
Edgar pun menambahkan, "Aku harus bilang, ini salah satu makanan terbaik yang pernah aku rasakan." Elina hanya tersenyum, senang melihat teman-temannya menikmati hidangan yang dia sajikan.
...****************...
Sore harinya, Elina bersiap untuk pulang ke desa, ditemani oleh Edgar dan Dimas. Namun, sebelum mereka berangkat, sempat terjadi perdebatan kecil di antara keduanya. Keduanya bersikeras agar Elina naik di mobil mereka masing-masing.
Edgar menegaskan mobilnya lebih nyaman, sementara Dimas tak mau kalah, membanggakan kendaraannya yang lebih cepat.
Elina yang sudah mulai merasa pusing dengan sikap kekanak-kanakan mereka, akhirnya menghela napas panjang. "Sudahlah, kita pakai satu mobil saja," ujarnya dengan suara tegas.
Pada akhirnya mereka pergi menggunakan mobilnya Dimas. Edgar dan Dimas duduk di depan sementara Elina duduk di belakang bersama Alex.
Begitu mereka melangkah masuk ke halaman rumah Elina, suasana langsung berubah drastis. Udara di dalam jauh lebih sejuk, hampir seperti angin lembut yang membelai kulit mereka, sangat kontras dengan panas yang mereka rasakan di luar.
Setiap napas yang mereka hirup seolah mengusir kelelahan, membuat tubuh mereka perlahan rileks, seakan ada kekuatan tak terlihat yang menenangkan.
“Ini aneh... di luar panas banget, tapi di sini rasanya segar,” gumam Dimas, menatap taman di sekitar mereka dengan penuh heran.
Edgar merasakan hal yang sama. "Rasanya seolah kita baru saja masuk ke tempat lain, tenang sekali."
Elina tersenyum penuh rahasia. Tentu saja mereka merasakan perbedaan itu. Setiap tumbuhan di halamannya telah disuntikkan dengan kekuatan kayunya, kekuatan yang mengalir melalui akar, batang, dan daun, menyebarkan aura ke seluruh lingkungan. Energi itu meresap ke udara, mengubah atmosfer sekitar, membuat tempat itu terasa seperti oasis yang terlindungi dari dunia luar.
Siapa pun yang tinggal di sini dalam waktu lama akan merasakan manfaat luar biasa bagi kesehatan tubuh mereka. Energi dari tumbuhan yang disuntikkan dengan kekuatan kayu tidak hanya memberikan kenyamanan, tetapi juga meningkatkan vitalitas.
Mereka akan menemukan diri mereka semakin sehat, dengan stamina yang meningkat dan pikiran yang lebih jernih. Bahkan, efek meremajakan akan terasa, mengembalikan semangat dan kecantikan alami.
Setelah melalui lautan bunga, mereka terpaku menatap bangunan di hadapan mereka. Rumah dengan dua lantai itu tampak sederhana namun elegan, taman bunga disekitarnya tertata rapi, tak lupa diarea pohon beringin bagus banget untuk bersantai.
Edgar memang sudah melihatnya kemarin, hanya saja dia tidak terlalu memperhatikan nya. Elina tersenyum tipis melihat reaksi teman-temannya.
Elina membawa mereka masuk ke dalam rumah, dan begitu pintu terbuka, suasana hangat langsung menyambut mereka. Di dalamnya sederhana namun nyaman, menciptakan rasa betah bagi siapa pun yang melangkah masuk.
Elina telah menghubungi seorang tukang untuk mendekorasi ruangan, memilih setiap elemen dengan cermat agar menciptakan atmosfer yang ramah dan menenangkan. Dindingnya dicat dengan warna netral yang lembut, dipadukan dengan perabotan kayu yang menambah sentuhan alami.
Sofa empuk di sudut ruangan mengundang untuk duduk, sementara jendela besar membiarkan cahaya alami mengalir masuk, menjadikan ruangan terasa lebih hidup. Di atas meja terdapat beberapa hiasan kecil yang menambah karakter tanpa berlebihan.
“Selamat datang di rumahku,” kata Elina dengan senyum, mengajak mereka menjelajahi setiap sudut yang telah ia rancang dengan penuh perhatian.
Dimas dan Edgar terlihat kagum saat menatap dekorasi rumah Elina. “Keren banget, Elina! Kamu punya selera yang luar biasa,” puji Dimas, mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan.
Setelah puas menjelajahi rumah, mereka melangkah keluar melalui pintu belakang. Begitu keluar, mereka disambut oleh hamparan tanaman hijau yang subur, sayur-sayuran tumbuh dengan baik di kebun yang tertata rapi. Warna-warni daun dan buah-buahan yang segar seolah menyambut mereka dengan ceria.
Di samping kebun sayur, sebuah sungai kecil mengalir jernih, airnya berkilau di bawah sinar matahari. Suara gemericik air menambah kedamaian suasana.
“Ini luar biasa!” seru Edgar, terpesona oleh keindahan alam di sekeliling mereka.
“Huh, sungguh damai di sini. Kemungkinan aku akan sering main ke sini, Elina,” canda Edgar, tak menyadari tatapan tajam yang dilemparkan Dimas ke arahnya. Namun, Edgar mengabaikannya dan dengan ceria memetik buah tomat yang ada di depannya, lalu langsung memakannya.
“Hm, manis sekali! Sejak aku mencicipi buah dan sayur darimu, perutku tidak bisa menerima sayur dan buah lainnya. Kau harus bertanggung jawab, Elina,” ucap Edgar sambil tersenyum nakal.
Dimas yang merasa sedikit kesal, memutuskan untuk menjauh dan berjalan menuju rak anggur yang terletak di sisi kebun. Di sana, ia melihat anggur Muscat of Alexandria, salah satu anggur termahal di dunia, terkenal dengan rasa manisnya yang luar biasa dan aroma yang sangat khas. Warna anggurnya kekuningan, hampir tembus pandang, seolah mengundang siapa pun untuk mencicipinya.
Ia memetik satu butir dan menggigitnya. Begitu rasanya menyentuh lidahnya, ia merasakan ledakan rasa manis dan segar. Setelah memakannya, rasanya seperti ada aliran lembut yang mengisi setiap sel, membuat tubuhnya terasa nyaman dan ringan.
flashback
Sepulang dari rumah Elina, Dimas membawa sayur itu ke rumah pamannya dan membiarkan Bibi memasaknya untuk makan malam.
Beskk siangnya, Dimas menerima telepon dari pamannya. Suara pamannya terdengar ceria dan bersemangat.
“Dimas, aku harus memberitahumu sesuatu yang luar biasa!” kata pamannya.
“Setelah aku memakan sayur yang kau bawa kemarin, kakinya sudah tidak nyeri lagi di malam hari! Aku bahkan bisa tidur nyenyak tanpa rasa sakit!”
Dimas terkejut tapi juga senang untuk pamannya “Benarkah?” tanyanya ragu.
“Ya! Aku bahkan pergi ke rumah sakit hari ini untuk memastikannya. Dokter bilang kondisiku semakin membaik. Dia bahkan terkejut dengan perubahanku haha” kata pamannya dengan bangga.
Dimas dengan tenang berkata “Aku senang mendengar itu, Paman.
"Dimana temanmu membeli sayur itu, Dimas? bibimu selalu mendesakku untuk bertanya. Berkat sayuran yang kau bawa jerawat diwajahnya menghilang" keluhnya , tapi nadanya penuh kelembutan.
"itu tidak dibeli paman. Dia menanamnya sendiri"
"Bagus, bagus. Temanmu sangat berbakat Dimas. Tolong tanyakan pada temanmu apakah dia menjualnya? Berapapun harganya paman akan membelinya" katanya dengan antusias
"Baiklah paman, saya akan menanyakannya"
flashback off
Dimas menatap Elina dalam-dalam, tapi dia tidak berniat untuk bertanya. Setiap orang memiliki rahasia yang pastinya tidak ingin orang lain tahu.
Tapi yang pasti, dia akan selalu melindunginya dan tidak membiarkan dia terluka
...----------------...
Insting seorang bos memang tajam ya. Untungnya Dimas bukan orang jahat hehe
ini ilustrasi rumahnya, untuk lautan bunganya bayangkan sendiri ya. Karna setelah ku mencarinya di google aku tidak menemukan nya😭
...Beef wellington...
... Kentang Gratin...
...Salad sayur...
...Crème Brûlée...
Tinggalkan jejak ya : like/komen/vote😘
dlu elina yg brjuang ngejar cntanya andra,skrng sbliknya....apa lg andra udh tau rhsia elina jg....