NovelToon NovelToon
Gadis Di Rumah Itu

Gadis Di Rumah Itu

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:119.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dela Tan

Sulit mencari pekerjaan, dengan terpaksa Dara bekerja kepada kenalan ibunya, seorang eksportir belut. Bosnya baik, bahkan ingin mengangkatnya sebagai anak.

Namun, istri muda bosnya tidak sepakat. Telah menatapnya dengan sinis sejak ia tiba. Para pekerja yang lain juga tidak menerimanya. Ada Siti yang terang-terangan memusuhinya karena merasa pekerjaannya direbut. Ada Pak WIra yang terus berusaha mengusirnya.

Apalagi, ternyata yang diekspor bukan hanya belut, melainkan juga ular.
Dara hampir pingsan ketika melihat ular-ular itu dibantai. Ia merasa ada di dalam film horor. Pekerjaan macam apa ini? Penuh permusuhan, lendir dan darah. Ia tidak betah, ia ingin pulang.

Lalu ia melihat lelaki itu, lelaki misterius yang membuatnya tergila-gila, dan ia tak lagi ingin pulang.

Suatu pagi, ia berakhir terbaring tanpa nyawa di bak penuh belut.
Siapa yang menghabisi nyawanya?
Dan siapa lelaki misterius yang dilihat Dara, dan membuatnya memutuskan untuk bertahan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dela Tan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Anak Baru

Bersama waktu yang bergulir, satu per satu orang-orang yang bekerja di perusahaan Bernard pun berganti.

Bermacam-macam alasannya. Ada yang kembali ke kota asal atau kampung halaman, untuk menggarap sawah atau merawat orang tua.

Ada yang karena menikah, sehingga harus mencari pekerjaan lain yang memberikan jaminan penghasilan yang lebih stabil, alias gaji bulanan.

Hanya Wiratama yang masih betah menjadi karyawan di perusahaan ekspor itu. Selain sebagai orang pertama sehingga lebih mempunyai rasa memiliki, juga karena Qing Qing.

Ia merasa sebagai ayah anak yang baginya seperti malaikat itu. Ia merasa lebih layak baginya, daripada wanita sialan bernama Miranti yang mata duitan.

Tuan memang memanjakan Qing Qing, tetapi karena dia harus membagi waktu yang adil antara ke tiga istrinya, dalam satu tahun dia hanya berada di Indonesia selama empat hingga lima bulan, paling lama enam bulan, itupun dipecah dalam dua durasi.

Karena itu, Bernard lebih menghujani Qing Qing dengan uang dan perhiasan, karena menurut Bernard itu pun salah satu bentuk kasih sayang.

Hati Miranti tentu saja semakin dipenuhi rasa tidak rela. Matanya yang bulat besar itu sering membelalak penuh rasa marah dan iri, setiap kali melihat Bernard menyodorkan amplop merah, yang tentu saja isinya lembaran-lembaran rupiah, sebab selalu dibarengi kata, "Ditabung ya, anak manis, anak Papa yang cantik..." sambil mengelus rambut halus Qing Qing yang tergerai indah.

Qing Qing kemudian akan memeluk ayahnya erat dan mencium pipinya, seraya berkata, "Terima kasih, Papa. Qing Qing sayaaanggg... banget sama Papa."

"Papa juga sayaaanggg... banget sama Qing Qing, udah cantik, otaknya encer. Nanti kuliah di Cina, mau?" Bernard tersenyum dengan mata penuh haru, tidak habis pikir orang tua Qing Qing membuang anak seberharga ini. Sekaligus berterima kasih pada mereka, karena sekarang gadis istimewa ini ditakdirkan menjadi anaknya.

Mata phoenix Qing Qing mengerjap-ngerjap dipenuhi binar-binar bintang. "Benarkah, Papa? Qing Qing boleh kuliah di Cina?"

Ia memang belum pernah diajak Bernard ke mana pun. Jangankan ke luar negeri, ia hanya pernah ke Jakarta.

"Boleh dong... Koko-koko di sana pasti juga sayang sama Qing Qing. Liburan semester nanti, Qing Qing ikut Papa dulu ke Taiwan ya? Mumpung Papa di sini, kita bikin paspor dan urus visa."

"Aahhh... Papa! Papa memang yang terbaikkkk!" Qing Qing mencium lagi pipi ayahnya, lamaaa... Dan Bernard tertawa-tawa.

Semua interaksi itu tidak luput dari mata Miranti. Apalagi melihat tubuh Qing Qing yang melekat pada Bernard, dan tingkah manjanya.

Hatinya bersungut-sungut, 'Anak genit! Nempel-nempelin dada segala lagi! Lo gak tahu aja, itu bukan ayah kandung lo. Gimana kalo laki-laki itu tergoda?!'

Tentu saja, karena Miranti mendapatkan Bernard dengan cara murahan, dia menilai semua perempuan muda pasti juga seperti dirinya. Menjerat laki-laki dengan tubuhnya, tidak peduli yang dia curigai adalah 'anaknya' sendiri yang masih di bawah umur.

Seluruh adegan berikut perubahan air muka Miranti, tidak sedetik pun terlepas dari pengamatan Wiratama. Ia tahu, Miranti iri dan cemburu pada anak angkatnya itu. Dan mungkin, jika kecemburuan itu membutakan mata hatinya, dia bisa mencelakai gadis yang hanya dianggap sebagai alat itu, apalagi tujuannya memungut alat itu tidak tercapai.

Karena itulah, Wiratama tetap bertahan. Untuk menjaga Qing Qing. Lagipula, sejak ia ikut merawat Qing Qing, Tuan telah memberinya gaji bulanan tetap, bukan tenaga tembak seperti yang lain, yang hanya dibayar jika ada kiriman.

Sekarang, karena sudah banyak tenaga kerja yang pergi, ia sedang merekrut tenaga baru. Sudah ada beberapa orang yang ia rasa cocok, salah duanya adalah Dio dan Hadri, kakak beradik yang bertempat tinggal tidak jauh, sehingga mudah untuk dipanggil mendadak.

Saat ini, di hadapannya berdiri seorang pemuda tinggi langsing, mengenakan kemeja lengan panjang yang dikancing hingga leher, celana jeans rapi, memakai sepatu kulit imitasi yang tampak mengilat karena baru disemir.

Wiratama agak ingin tertawa melihat penampilannya, sebab pemuda itu jadi seperti anak-anak yang sedang berperan menjadi bapak di drama sekolah. Sungguh tidak cocok.

Bagaimana tidak cocok. Walaupun berpakaian seperti bapak-bapak, rambut pemuda itu jelas panjang. Memang dia menggelungnya menjadi cepol, sehingga dari depan tampak rapi. Wiratama menilai, walaupun bersedia berpakaian yang tidak sesuai kepribadiannya, pemuda itu tetap tidak rela memotong rambut panjangnya.

Pemuda itu cukup tampan, dengan kulit kecoklatan terbakar matahari. Warna mata yang ketika terkena sinar matahari tampak kekuningan, hidung lurus dan tinggi, serta bibir yang tampak selalu tersenyum, padahal bibir itu sedang terkatup dengan ekspresi serius.

"Mana surat lamaran dan pengalaman kerja kamu?" Wiratama menadahkan tangan padanya. "Siapa nama lo?"

"Damar, Bang." Pemuda itu menyerahkan map yang sedari tadi ia peluk di depan pahanya. Memanggilnya "Bang", bukan "Pak" seperti yang lain. Tapi Wiratama tidak terlalu mementingkan itu.

Wiratama membuka map dimana terdapat surat lamaran di dalamnya, yang ternyata diketik rapi, bukan ditulis tangan seperti yang lain. Lalu membalik kertas itu, menemukan salinan ijazah SMA dengan nilai yang tidak terlalu buruk, meskipun tidak istimewa. Kebanyakan tujuh, ada beberapa enam dan dua angka delapan.

Melihat tidak ada kertas lain, Wiratama bertanya, "Belum pernah kerja? Kenapa tertarik melamar ke sini?"

"Katanya di sini eksportir ular Bang. Aku yakin gak banyak yang berani. Aku berani pegang dan nyembelih ular, Bang." Damar menjawab dengan yakin.

"Emang lo pernah pegang dan nyembelih ular, di mana?"

"Ular sawah, Bang, di kampung dulu sering." Ujar Damar seraya menggerakkan tangannya, membuat perhatian Wiratama teralih pada tangan yang besar dengan jari-jari panjang itu.

"Yang digarap di sini sih bukan ular sawah. Macam-macam jenis, tergantung yang ketangkep. Kadang ular sanca, kadang ular phyton, ular weling, bahkan kobra." Wiratama melihat wajah Damar tidak berubah.

"Iya, Bang. Aku gak takut."

"Kalau ular jarang-jarang. Yang reguler itu belut. Lo mau nanganin belut juga gak?"

Setelah terdiam sejenak, Damar menggeleng. "Kagak, Bang. Ular aja."

Wiratama agak heran. "Apa alasan lo cuma mau ngegarap ular? Berarti lo bakal jarang dapat duitnya. Belum tentu sebulan sekali."

"Gak apa-apa, Bang. Kalau ular kedengeran lebih laki-laki aja gitu. Ini kerjanya malam kan? Kalau siang, aku ada kerjaan lain."

Wiratama mengangguk-angguk. Tak peduli pemuda itu bekerja dobel. Toh ular memang hanya datang sekali-sekali. Dan benar apa yang dia katakan, tidak banyak yang berani mengerjakannya.

Karena itu, Wiratama setuju menerima Damar bekerja di sana, sebagai bagian dari tim ular.

1
Omar Diba Alkatiri
Luar biasa
Wawan Wawan
d aplikasi in apa membaca bisa dapat uang ,/Smile/
Yu~
hmmmmm
Lella Tunnur
Luar biasa
Reksa Nanta
novel yang bagus, rapi. aku merasa novel ini lebih dari sekedar novel misteri. banyak isyu yang diangkat dalam novel ini.
Reksa Nanta
good job author .. terima kasih banyak untuk karyanya.

yang masih jadi pertanyaan di benakku adalah, asal usul Damar.
Dela Tan: Sama2, terima kasih utk jempol + komen + * nya 🙏
total 1 replies
Reksa Nanta
kalau dihitung hitung, Arwina seharusnya dua tahun lebih tua dari Surya.
Reni
cerita luar biasa
keren abis
penulisan biar alur maju mundur tapi runtut
semoga banyak yg baca dan suka Thor semangat
sehat selalu author
Reksa Nanta
hamil dengan Bisma tapi ditentang orang tua karena berbeda ras.
Reksa Nanta: oke .. aku sudah baca lanjutannya kok.
Dela Tan: tidak hamil oleh Bisma
total 2 replies
Reksa Nanta
jangan jangan Qing Qing adalah anaknya Arnita.
Reksa Nanta
sudah terbaca sejak Wiratama mengamati Damar dengan intens. lelaki mengagumi lelaki lain itu memang mungkin terjadi, tapi tidak sampai mengamati peluhnya mengalir. 😂😂
Reksa Nanta
belok ? 🤔
Reksa Nanta
bukti bahwa cinta saja tidak cukup untuk berumah tangga.
Reksa Nanta
dua remaja yang masih labil .. berusaha saling menguatkan, tapi tanpa sadar malah saling menghancurkan.
Reksa Nanta
asal jangan sampai belok.
Reksa Nanta
pantas saja Qing Qing mencret. susu formula kalau sudah lebih dari satu jam saja tidak boleh dikonsumsi lagi. ini malah dihangatkan. 😅
Reksa Nanta
ada apa dengan Wiratama ? apakah dia mandul ?
Reksa Nanta
apa iya Bernard bisa semudah itu dikelabui ?
Reksa Nanta
harusnya dari awal Pak Wira melakukan pendekatan dengan cara yang halus ke Dara.
Reksa Nanta
ikut ke alam lain mau ?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!