Rena Agnesia merasa sial saat tertimpa musibah, namun takdir itu mengantarkannya bertemu Jojo Ariando, pangeran tampan yang membuat hatinya meleleh.
Rena menjalin cinta jarak jauh dengan Jojo, seorang pria tampan nan dingin yang dikelilingi banyak wanita karena talentanya dalam pengobatan herbal.
Akankah mereka bersatu setelah konflik yang terus menghalangi cinta mereka? Mampukah Jojo memantapkan pilihan hati ke sosok Rena Agnesia di saat seorang rival berat hadir membayangi?
Saksikan romansa mereka hingga puncak manis yang didamba setiap insan di dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Dikerumuni Penggemar
"Terus?", Rena masih penasaran. Bagaimana bisa istri menghadapi suami jelas tertangkap basah tengah berzina seperti itu dan malah membalas dendam dengan selingkuh.
"Ya, gampang mbak, tinggal pecat saja setelah mereka ketahuan selesai mainnya", jelas Rasya.
"Terus, suami ibu berhenti selingkuh?", Rena tentu ingin tahu akhir kisahnya.
"Ya engga lah mbak. Sejak awal perjanjian, dia lah yang boleh pilih pembantu. Tiap kali, dia selalu memilih perempuan muda dengan alasan tenaganya masih kuat, ngga mudah loyo.
Awal-awal sih aku ngga curiga. Tapi setelah beberapa kali memergoki dan hasilnya dia tetap memilih pembantu muda lagi dan begitu lagi, ya sudah, biarkan saja. Toh saya juga bisa main sama yang lain", kini Rasya benar-benar membuka rahasianya sendiri. Ia tidak nampak khawatir karena jelas suaminya tidak kenal dengan Rena.
Rasya menjelaskan panjang lebar masalah rumah tangganya, seakan mumpung ada Rena yang mendengarkan keluh kesahnya sebagai wanita karir yang mengurus perusahaannya sendiri, sama seperti suaminya. Yang mana mereka sama-sama menduduki jabatan manajer perusahaan berbeda.
"Jadi, sebenarnya ibu tahu kalau suami ibu suka main sama pembantu saat ibu tinggal dan ibu tetap mau memepertahankan hubungan itu?", Rena benar-benar tak mengerti, bagaimana bisa bertahan dalam kondisi rumah tangga seperti itu.
"Selama ini, aku tahu dia main bukan sama pembantu saja. Yah, tapi itu terserah dia. Yang penting uangnya tetap mengalir ke rekeningku", jawab Rasya seolah mencari nilai baik yang dipaksakan sebagai satu-satunya alasan mempertahankan rumah tangga.
Rena hanya bisa diam sekarang, tidak lagi menanyakan apapun. Tak lama, sesi perawatan Rasya pun berakhir.
Setelah melakukan pembayaran, Rasya menyodorkan kartu namanya.
"Ini ya mbak kalau berminat dengan tawaranku tadi", ujar Rasya sembari tersenyum dan meninggalkan salon.
"Benar-benar pantang menyerah mencari korban", batin Rena.
Gadis itu hanya tersenyum simpul sebagai formalitas kesopanan kepada pelanggan saat menerima kartu itu. Ia pun memasukkan kartu nama Rasya ke dalam saku setelah meliriknya sekejap.
Di kota Bangau, Jojo baru selesai menyampaikan seminarnya. Seperti biasa, para pengagumnya mengerumuni Jojo untuk sekedar swafoto dan kalau bisa mendapatkan tanda tangannya di buku modul herbalis yang dibagikan selama seminar.
Saat masih dikerumuni para pengagumnya, terdengar suara ponsel Jojo berdering.
"Maaf, saya permisi dulu", ujar Jojo sopan sembari meninggalkan kerumunan. Nampak sebagian besar wajah perempuan yang ia tinggalkan menyiratkan kekecewaan. Namun pria itu terus berjalan ke tempat yang cukup tenang.
"Iya Ay", Jojo merespon panggilan.
"Dear, kapan pulang? Aku kangen", manja Rena saat senggang menunggu pelanggan. Ia sengaja memanggil pacarnya dengan sebutan dear karena takut ada yang kepo, terutama Tini.
"Em, mungkin lusa aku sudah sampai ke Liman", jawab Jojo setelah mengingat jadwalnya.
"Lama sekali dear, hari ini ngga bisa kah?", Rena ingin segera melepas rindu dengan Jojo. Gadis itu tak berani mengekspos hubungan mereka di depan publik, setidaknya sampai Jojo resmi meminangnya.
"Sabar ya Ay. Sudah ya, nanti malam boleh bertelepon lagi", ujar Jojo ingin mengakhiri panggilan.
"Tunggu tunggu tunggu!", pekik Rena berulang kali.
"Ada apa lagi?", Jojo terdengar kurang senang.
"Ih, sebentar banget telponan sama aku? Kamu lagi dikerumuni cewe-cewe ya?", protes Rena atas nada bicara Jojo yang ia nilai kurang senang mendapat perhatiannya.