NovelToon NovelToon
I'M Coming Daddy!

I'M Coming Daddy!

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Lari Saat Hamil / Anak Genius
Popularitas:10.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: kenz....567

"Dimana ibumu?" Tanya seorang pria berwajah dingin itu.

"Kabul, cali daddy balu," ucap bocah berumur 4 tahun itu.


Filbert Revino, anak kecil berumur 4 tahun yang mencari ayah kandungnya. Hingga dia bertemu dengan Gilbert Ray Greyson, pria dingin dan datar. Yang ternyata adalah ayah kandung dari Revin.

"Dia putraku kan?! Revin putraku! Selama ini kau kabur dan menyembunyikan benihku?! Kau sangat keterlaluan Emily!" Bentak Gilbert pada seorang wanita yang menatapnya dengan tangisan.

"Maafkan aku." Hanya kata itu yang mampu wanita bernama Emily Beriana. Istri Gilbert yang pergi tanpa sebuah pesan apapun.


Bagaimana pertemuan mereka kembali setelah 5 tahun lamanya? Apakah usaha Revin untuk menyatukan orang tuanya berhasil? Apakah tidak dan harus hidup pada salah satunya?

Yang kepo langsung cusss baca aja, di jamin kucu, baper, sedih, campur aduk deh.

PERINGATAN!!! HANYA CERITA FIKTIF BELAKA, KARANGAN DARI AUTHOR. BUKAN K

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan ibu kandung

Emily mengamati suaminya tidur dengan damai, Alfred memintanya untuk menemani Gilbert di kamar agar saat pria itu bangun tidak histeris saat tak mendapati Emily di sebelahnya.

"Em, maaf mommy hanya ingin mengantar teh jahe hangat untukmu." Ujar Hana yang masuk ke kamar Gilbert sambil membawa segelas jahe hangat.

"iya mom, maaf merepotkan." Ujar Emily sambil mengambil gelas itu dari tangan ibu mertuanya.

Emily sedikit demi sedikit menyeruput tehnya, sedangkan Hana menatap putranya yang terlelap tidur dengan damai.

"Kamu tahu Em, semenjak kamu pergi Gilbert menjadi insomnia. Dia sulit tidur sehingga harus meminum obat tidur," ujar Hana dengan tersenyum pedih.

"Apa yang terjadi dengan mas Gilbert mom? obat apa yang di minumkan tadi?" Tanya Emily dengan wajah penasaran.

Hana menghela nafas pelan, dia duduk di tepi kasur tepat di samling Emily.

"Itu obat penenang, semenjak kepergian kamu emosi Gilbert tidak terkontrol Dia akan mengamuk dan melukai diri sendiri saat dia mengingat kamu. Kita sudah membawanya ke psikiater, tetapi Gilbert marah pada kami karena mengira kalau kami menganggapnya gila." Terang Hana.

"maafkan aku mom." Lirih Emily merasa bersalah atas kepergian nya, seharusnya dia menunggu keputusan suaminya. Bukan asal main pergi saja dengan meninggalkan suaminya yang frustasi mencarinya.

"Tidak sayang, keputusan mu telah benar." Ujar Hana sambil memegang pipi Emily.

Hana mencoba untuk mengatur nafasnya, dia menatap pintu kamar Gilbert yang sebelumnya dia tutup. Kemudian dia menatap menantunya yang menunggunya berbicara.

"Jika kamu tidak pergi, bisa saja kamu kehilangan Revin," ujar Hana.

"maksud mommy?"

"Sebenarnya ... mommy bukan ibu kandung Gilbert."

JDERR!!!

Emily membekap mulutnya, dia benar-benar kaget saat mengetahui fakta itu. Tak pernah dia menyangka jika Hana bukanlah ibu kandung suaminya, benar-benar di luar dugaan.

"Emily mommy mohon, jangan katakan ini pada Gilbert. Dia bisa membenci mommy, mommy hanya mengatakan ini padamu, Gilbert dan Danzel tidak tahu soal ini. Jadi, jaga rahasia ini baik-baik." Ujar Hana sambil menatap Emily dengan wajah memohon.

"Tapi kenapa mom?" Bingung Emily.

Cklek!

Keduanya terperanjat kaget saat pintu terbuka, terlihat Alfred masuk sambil membawa Revin yang sepertinya habis menangis.

"Maaf, Revin tidak betah berada di kamar Danzel. DIa terus mencari kamu," ujar Alfred pada Emily.

Emily segera menghampiri putranya, dia mengambil Revin dari Gendongan Alfred.

"Om Danjel gangguin Lev tidul, di gigit telus pipi Lev. Dacal! hilang otakna!" Adu Revin.

"Benar sekali, hilang dia otaknya nya mengganggu cucu kesayangan opa ini tidur hm!" Seru Alfred menatap gemas pada cucu tunggalnya.

Emily membawa Revin tidur di sebelah Gilbert, dia mengusap kepala putranya agar segera tertidur.

"Cucu mommy," ujar Revin.

"Jangan, bisa mules kamu tengah malam. Biarkan dia tidur tanpa susu Em, setengah jam lalu dia baru meminum susu." Sahut Alfred.

Revin menatap tajam Alfred, sementara yang di tatap hanya menatapnya dengan senyum.

"Nda lek opa pokokna! nda lek!" Pekik Revin.

"Bener kata opa, udah tidur. Besok pagi bunda buatin susu yah," ujar Emily.

Dengan kesal, Revin pun memunggungi Emily. Dia memeluk leher Gilbert yang tertidur dengan tenang.

"Sayang, ayo kita ke kamar. Aku ngantuk." Ujar Alfred sambil merangkul Hana.

"Iya ayo mas." Ujar Hana.

Mereka.keluar, tetapi sebelum keluar. Hana menatap Emily dan mengedipkan kedua matanya.

Emily kembali menutup pintu, dia berbalik dan memijat keningnya. Banyak hal yang dia tidak tahu tentang suaminya, dan banyak hal pula yang harus dia perhatikan termasuk keamanan sang putra.

"Apa maksud mommy? kenapa bisa mas Gilbert akan membenci mommy kalau tahu mommy bukanlah ibu kandungnya? Bukankah mommy selama ini sangat baik dengan mas Gilbert. Apa yang tidak aku tahu." Lirih Emily.

***

Pagi menjelang, suara burung berkicau terdengar nyaring. Gilbert membuka matanya saat sinar matahari menyinari wajahnya.

Gilbert mulai mengerjapkan matanya, dia menatap sekeliling kamarnya yang kosong.

"Emily, Emily?!" Panik Gilbert saat mengingat istrinya.

Gilbert langsung terduduk, dia menatap sekeliling kamarnya dan tak ada tanda-tanda sang istri.

"Emily! Emily!" Panik Gilbert.

Gilbert akan turun dari brankar, tetapi tangannya terasa sangat sakit. Gilbert melihat tangannya yang ternyata tertancap infus, dia sedikit bingung mengapa dirinya di infus.

"Jam berapa ini?" lirih Giber.

Gilbert menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 10 pagi, sungguh dia terlambat bangun. Dia lun tidak sadar mengapa dia bisa bangun setelat ini.

Cklek!

Gilbert mengalihkan pandangannya, dia menatap pintu yang terbuka. Terlihat Emily masuk sambil membawa nampan berisikan piring dan juga segelas air. Hatinya mendadak lega melihat istrinya itu masih ada di rumahnya.

"Sayang!" Panggil Gilbert dengan suara bergetar.

Emily mengerutkan keningnya kala melihat Gilbert yang sudah bangun dan kini menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"E-eh mas kamu mau ngapain?!" Pekik Emily saat melihat Gilbert akan berjalan ke arahnya.

Emily segera menghampiri Gilbert, dia menyimpan nampan itu di atas nakas. Setelahnya dia memeriksa infus suaminya, apakah infus itu terpasang dengan baik.

"Jangan banyak bergerak, dokter baru memberikan kamu infus tadi. Lebih baik kamu kembali rebahkan diri, ayo mas aku bantu," ujar Emily dengan lembut.

Gilbert bergeming, dia menatap Emily tanpa berkedip. Seperti takut jika dia berkedip Emily akan hilang dari pandangannya.

"Ada apa? ayo naik ke atas kasur, aku akan menyuapimu." Pinta Emily.

Dengan lembut, Emily membantu Gilbert bersandar di kepala ranjang. Dia duduk di tepi kasur dan mengambil piring.

"Makan dulu, aku sudah membuat nasinya lembek agar mudah kamu memakannya. Ini sayur kesukaanmu, kau suka sayur bayam bukan? aku buatkan, jadi buka mulutnya." Linta Emily dan mengarahkan satu suapan pada bibir pucat Gilbert.

Gilbert masih menatap Emily, tetapi perlahan dia membuka bibirnya.

"Nah bagus, tapi buka lebih lebar lagi. Sendoknya tidak akan muat." Canda Emily.

Gilbert membuka lebih lebar mulutnya, dia mengunyah makanan iyu dengan perlahan dengan tatapan yang tak lepas dari sang istri.

"Kenapa melihatku seperti itu?" Tanya Emily dengan bingung.

"Mas pikir kamu pergi lagi." Lirih Gilbert.

Emily tersenyum, dia kembali menyuapi suaminya. Tepat jam 6 pagi tadi, dia mendadak panik saat melihat wajah pucat suaminya. Suhu tubuh suaminya sangat panas, sehingga dia meminta mertuanya untuk memanggil dokter.

"Memang aku mau pergi nanti," ujar Emily dan akan menyuapkan kembali suaminya.

Mendadak Gilbert tak membuka kembali mulutnya, dia menatap Emily dengan air mata yang mengalir di pipi nya.

Emily pun menjadi bingung, ada apa dengan suaminya ini.

"Jangan pergi, mas mohon. Maafkan mas, mas akan berubah sesuai apa yang kamu mau. Tapi, jangan pergi," Lirih Gilbert.

"Iya tapi, aku pergi untuk bayar hutangku di warung dekat kontrakan di kampung mas." Ujar Emily sambil menahan tawanya.

Raut wajah Gilbert berubah menjadi datar, sebenarnya dia malu karena telah salah paham karena mengira istrinya akan pergi.

Sedangkan di luar, Revin tengah mengambil ancang-ancang untuk membuka pintu kamar sang daddy. Tinggi badannya tak sampai gagang pintu, sehingga dia harus memutar otaknya untuk membukanya.

"Berlciaaappp!!! lompaaattt!!!" Seru Revin.

Revin melompat, dia memegang gagang pintu dan bergelantungan di sana.

BRAAKK!!

Pintu terbuka cukup keras menabrak tembok, terlihat Revin masih bergelantungan di handle pintu dan baru melepasnya saat pintu terhenti.

"MOLNING!!!" Seru Revin.

Dia kembali keluar dan mengambil botol susu yang dia taruh di dekat pintu sebelum memulai aksinya tadi.

"Halta yang paling belhalga adalah cucu bunaa." Seru Revin membuat keduanya terbengong akan tingkah ajaibnya.

____

Sabar yah kawan, aku usaha up satu lagi. Mudah-mudahan cepet lolosnya yah🤭🤭

1
MARIA LEO Nevy
keterlaluan sekali eyang, gk ingat tanah kuburan ?
MARIA LEO Nevy
semoga eyang gk marahin emily
kala
/Heart//Heart/
Yustina Sumarti
Biasa
Meriam Tehupelasury
Luar biasa
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
eh😭
Pica Zahra
Luar biasa
Susi Sayadi
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Sella Darwin
Luar biasa
awesome moment
om danjel kena hukuman dengel cuala aneh
awesome moment
wkwkkwkwk...bnr2 y mrk berdua tu
awesome moment
on danjel malah
awesome moment
wkkwkwk
Aina Arissa Shahran
😂😂😂Biang keroaknya datang lagi🤣🤣🤣
Aina Arissa Shahran
ada lagi satu spesis sama Gan revin,reynan ,danzel sekarang galang ermmm benar² jiwa kocak😂😂😂
Aina Arissa Shahran
ternyata begitu alurnya
Aina Arissa Shahran
kembar. kan mereka anaknya dirga
Aina Arissa Shahran
astaga selingkuh dengan serigala ka😂😂😂😂 singa 😁
Aina Arissa Shahran
😂😂😂😂lucu sekali Thor ngidam ya kayaknya anak perempuan ya....pakai niat segala🤣🤣🤣
Lisma Wati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!