Nabila tidak pernah membayangkan jika harus di hadapkan dengan situasi rumit seperti ini, dirinya harus terjebak dengan pernikahan semu bersama dengan seorang pria yang bernama Revan Alvaro.
Di usia pernikahan yang ketiga tahun ini dirinya harus berpisah karena Revan sudah ada wanita lain yang sejak dulu singgah di hatinya.
Nabila pun berusaha menerima semua keputusan Revan, dan tanpa dirinya tahu ternyata Allah sudah menitipkan janin di balik perceraiannya itu. Apakah Nabila bisa menemukan kebahagiaannya setelah ini?? temukan jawabannya hanya di manga toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34 Penyesalan Revan.
Sekali dayung dua pulau terlampaui, mungkin peribahasa itu patut dia sandang saat ini, betapa tidak dalam satu tempat dirinya mendapatkan dua keberuntungan. Saat ini Delon sudah berada di depan gedung pencakar langit milik atasannya itu, Dia segera melaporkan hasil meeting nya tadi kepada atasannya itu.
"Tok ... Tok ... Tok." Suara pintu di ketuk.
"Masuk," ucap suara bariton di dalam sana.
"Terima kasih Tuan," sahut Delon.
"Duduk," suruh Revan.
"Tuan ini hasil dari meeting tadi," ucap Delon sambil menyerahkan berkas terhadap atasannya itu.
"Wah bagus sekali, kamu memang selalu bisa di andalkan Delon," puji Revan yang selalu merasa puas dengan kinerja asisten pribadinya itu.
"Tuan, ada yang ingin saya sampaikan," ucap Delon hati-hati.
"Tentang apa?" tanya Delon.
"Ini tentang nona Asmirandah," sahut Delon.
Seketika pria tampan ini mengerutkan keningnya ketika mendengar asisten pribadinya mengetahui hal tentang istrinya itu.
"Memang apa yang kamu ketahui tentang Andah?" tanya Revan sedikit ragu.
"Ini lihat," ucap Delon sambil menyodorkan handphone nya.
Seketika Revan merasa terkejut, marah kecewa semuanya menjadi satu dia tidak pernah membayangkan jika istrinya akan berbuat seperti itu di belakang dirinya, tapi di sini Revan tidak mau gegabah dia terus menyuruh Revan untuk membuntuti gerak-gerik Asmirandah sampai dia menemukan waktu yang tepat untuk membongkar semua kebusukan istrinya itu.
"Awasi dia nanti kalau ada sesuatu hubungi saya!" perintah Revan pada Delon.
"Baik Tuan," sahut Revan.
Revan mulai gelisah dia seakan tidak percaya kalau Andah sampai-sampai tega mengkhianati dirinya seperti ini, bahkan dia mulai menilik ke belakang akan perlakuannya dulu terhadap Nabila, tampa dia sadari dirinya sudah menyakiti hati dan fisik Nabila waktu itu bahkan dirinya sampai detik ini belum mengutarakan kata maaf terhadap mantan istri yang dulu pernah dia sia-siakan itu.
"Nabila ...." Tidak tahu kenapa ketika memanggil nama itu air mata Revan luluh begitu saja, betapa jahatnya dulu dirinya terhadap Nabila sampai-sampai dia lepas kendali menampar pipi wanita tidak bersalah itu, sungguh hal itu hanya pernah di lakukan Revan terhadap Nabila saja, bahkan Revan melakukan itu di detik-detik akhir pernikahannya.
"Anak-anakku, betapa tidak berdosanya Daddy terhadap dirimu nak, bahkan sampai detik ini Daddy belum pernah meraba wajah-wajah kalian, maafkan Daddy nak, maaf ... Ter'untuk Ayana Daddy minta maaf, karena Daddy tidak bisa menolong mu waktu itu," ucap Revan frustasi.
*****
Keesokan harinya, di Palembang saat ini nenek Miranti dan kakek Alex akan kembali ke Jakarta hari ini juga, ketiga bocah kembar itu merasa sedih karena akan berpisah dengan mereka berdua, meskipun anak-anak masih belum mengetahui yang sebenarnya, tapi mereka bertiga seolah merasa nyaman dengan kehadiran pasangan sepuh itu.
"Nek buyut jangan lupa ya kabari kami jika sudah sampai ke Jakarta!" pinta Ayana.
"Iya Sayang, itu pasti," sahut nenek Miranti.
"Kakek buyut kapan-kapan ajak kita ke Jakarta ya, soalnya Aras pingin sekali merasakan indahnya kota Jakarta," ucap bocah kecil itu pada kakek Alex.
"Suatu saat nanti Aras pasti akan datang ke sana tentunya sama ibu dan ayah kalian," sahut kakek Alex.
"Ibu apa kita akan ke sana?" tanya Aras.
"Iya nanti kita akan ke sana," jawab Nabila.
"Nanti kalau ke sana di rumah siapa Bu?" tanya si sulung Shaka.
"Ya ke rumah nek buyut," jawab Nabila.
Semua orang yang berada di rumah nenek Soraya seakan merasa lega mendengar jawaban Nabila yang ingin mengajak anak-anak berkunjung ke rumah nenek Miranti, mungkin sekarang Nabila sudah mulai berdamai dengan masa lalunya sehingga dirinya bisa setenang itu menghadapi pertanyaan-pertanyaan sulit yang di lontarkan oleh anak-anaknya.
"Ya sudah kalau begitu kakek dan nenek buyut ijin pulang dulu, sampai jumpa di lain tempat," pamit kakek Alex kepada semua orang yang ada di situ.
"Sayang sesekali kunjungi rumah kita bersama dengan suami mu!" pinta nenek Miranti sambil memeluk erat tubuh ibu hamil itu.
"Insya Allah Nek," sahut Nabila, tidak terasa air mata lolos begitu saja.
"Abi jaga dan sayangi dia Nak, aku titip Nabila dan cicit-cicit ku ya!" pinta nenek Miranti sambil memeluk tubuh Abi.
"Itu akan selalu aku lakukan Nek bahkan sampai nafas ini sudah tidak berhembus lagi," tutur Abi.
"Kamu memang laki-laki yang baik, aku percaya itu," tukas nenek Miranti.
Selesai berpamitan dengan keluarga kecil Nabila sekarang saatnya pasangan sepuh itu berpamitan dengan sahabatnya kecilnya itu, siapa lagi kalau bukan dengan nenek Soraya wanita sepuh ini berpelukan untuk ya terakhir setelah itu mereka akan terpisah oleh jarak dan waktu, suasana haru menghiasi pemandangan di pagi ini.
Puas berpamitan dengan semua, akhirnya mobil yang menjemput dua pasangan sepuh ini datang juga, di sinilah suasana haru semakin mendera apalagi dari pihak nenek Soraya, kalau boleh egois rasanya ingin pulang ke Jakarta, tapi sayang rumah mereka yang di sana sudah terjual.
"Sampai jumpa di lain waktu, aku akan menunggu kedatangan kalian di jakarta," ucap nenek Miranti ketika sudah masuk di dalam mobilnya.
****
Abi dan Nabila saat ini sudah berada di rumahnya, anak-anak sekarang sudah tertidur karena sebelum pulang mereka meminta berhenti di salah satu wahana permainan, karena kelelahan akhirnya mereka tertidur pulas.
Di sini Abi sedang mengelus-elus perut istrinya rasanya tidak sabar dirinya ingin melihat darah dagingnya lahir ke dunia, sesekali Abi mengajak bicara janin yang ada di dalam sana, hal ini yang membuat Nabila selalu bersyukur memiliki Abi sebagai suaminya bagaimana tidak, selama ini Abi selalu memperlakukan dirinya sebagai ratu, cinta Abi terhadap Nabila teramat besar sehingga dirinya takut jika harus kehilangan wanita cantik di hadapannya itu.
"Abang sudah Ah geli!" protes Nabila.
"geli ya Sayang, maaf ya," ucap Abi.
"Abang apa Abang akan mencintaiku sampai nanti aku menjadi tua keriput dan nenek-nenek?" tanya Nabila dengan frontal.
"Selamanya aku akan selalu mencintaimu bahkan sampai maut memisahkan," jawab Abi.
"Jangan ngomongin mati aku masih belum siap," tutur Nabila.
"Loh kan mati itu sudah menjadi ketentuan Allah Sayang," terang Abi.
"Iya tapi jangan sekarang, tahukah kamu setiap malam aku selalu berdoa agar umur kita berdua di panjangkan, karena aku takut kalau salah satu dari kita di panggil tuhan lebih cepat, aku takut kehilanganmu, kalau kamu meninggal siapa yang jaga aku dan anak-anak, aku belum siap kehilanganmu Abang," ucap Nabila.
"Iya aku tahu Sayang, semoga Allah selalu memberikan kita umur yang panjang sehingga kita bisa menemani proses anak-anak kita menuju gerbang kesuksesan," ucap Abi sambil membawa tubuh istrinya kedalam dekapannya.
Selamat pagi kakak-kakak semoga kalian suka ya untuk bab ini, teruntuk konflik Revan sabar dulu ya, masih ada beberapa proses jadi intinya sabar ya.🙏🙏🙏Selamat membaca ...
Zahra yg dibisik aku yg kaget dan mukaku merah padam krna nahan malu 😍😍😍
mau kabur atau diusir bisa lah duduk teras bntr nunggu hjn reda br pesan grab yg sllu online. klo dia jln pake mantel ujan msh ok lah..
yahh namanya alur dibuat dramatis tp kdg tak logis..ngikut aja dan jg crta bagus n rapi
TAMAT