NovelToon NovelToon
Mendadak Nikah

Mendadak Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:165.4k
Nilai: 4.5
Nama Author: aisy hilyah

Denis Agata Mahendra, seorang bocah laki-laki yang harus rela meninggalkan kediamannya yang mewah. Pergi mengasingkan diri, untuk menghindari orang-orang yang ingin mencelakainya.

Oleh karena sebuah kecelakaan yang menyebabkan kematian sang ayah, ia tinggal bersama asisten ayahnya dan bersembunyi hingga dewasa. Menjadi orang biasa untuk menyelidiki tragedi yang menimpanya saat kecil dulu.

Tanpa terduga dia bertemu takdir aneh, seorang gadis cantik memintanya untuk menikah hari itu juga. Menggantikan calon suaminya yang menghamili wanita lain. Takdir lainnya adalah, laki-laki itu sepupu Denis sendiri.

Bagaimana kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ancaman

Sementara itu, di kamar lain Haris tengah menyergap Nana dan Radit yang berada di atas ranjang. Bahkan, gadis itu juga menyewa seseorang untuk mengambil gambar mereka.

"Jangan bergerak!" bisik Haris sambil menodongkan pistol tepat di leher laki-laki yang sedang mengambil gambar itu.

Ia mematung, menjatuhkan kamera yang menggantung di dada. Mengangkat kedua tangan, menyerah tanpa perlawanan. Dari suaranya saja ia sudah tahu siapa yang sedang berada di belakang tubuhnya.

Seseorang berjalan ke sisi Nana yang sedang berbaring hanya mengenakan pakaian dalam saja. mengangkat pistol dan menodongkannya pada gadis itu.

Nana tak menyadari keadaan, ia asik berpura-pura tidur, sedangkan Radit tak sadarkan diri karena meminum obat yang sama dengan Larisa. Nana berniat merebut posisi sebagai istri tuan Mahendra. Siapa yang tak tahu Raditya Mahendra, dia adalah pewaris tunggal dari seluruh kekayaan keluarga Mahendra.

"Hei, apa kau sudah selesai mengambil gambar?" tanya Nana dengan suara mendayu-dayu.

"Baiklah. Jika sudah beritahu aku," lanjut Nana lagi kembali berpura-pura.

Radit seperti sebuah boneka yang dia permainkan. Seharusnya yang tidur bersama Radit adalah Larisa bukan Nana, tapi otak licik Nana tak terima jika Larisa menjadi nyonya Mahendra.

Nana membuka mata, terlonjak ketika melihat Haris yang berdiri di samping laki-laki suruhan itu. Buru-buru ia menutupi dadanya, melirik pakaian yang berserak di lantai.

"Perempuan licik! Ini yang kau inginkan, hah! Akan aku kabulkan, setelah ini kau harus berterimakasih kepadaku," desis Haris sambil menyeringai seram membuat tubuh Nana semakin mengkerut.

"Ke-kenapa Anda bisa ada di sini, Tuan? Ini seharusnya tidak menjadi urusan Anda, bukan?" tanya Nana memegang erat selimut di dadanya.

Ia melirik samping ranjang, berdiri satu sosok dengan pistol yang diarahkan kepadanya. Ia terkejut, bergetar seluruh tubuhnya. Keringat sebesar biji jagung bermunculan di sekitar wajah, menetes pada selimut.

"Apapun yang berhubungan dengan Denis dan istrinya, sudah pasti menjadi urusanku. Kau sudah berani bermain-main dengan mereka, sekarang aku akan memberikan yang terbaik untukmu," ujar Haris seraya menggerakkan jari telunjuknya memanggil seseorang.

Pintu kamar terbuka, enam orang menerobos masuk berdesakkan. Tiga di antaranya mengenakan kamera dan sebuah nametag menggantung di leher mereka.

Wartawan? Ini bagus, dengan begini Radit tak akan mungkin mengelak. Hatinya bersorak gembira, tapi ketika mengingat konsekuensi yang harus dia terima rasa bahagianya menguap begitu saja.

Nana gemetaran, tubuhnya menggigil tiba-tiba, lemas tak bertenaga. Harusnya dia pulang setelah pengambilan gambar dan akan menyimpan gambar tersebut sebagai bukti bahwa mereka pernah tidur bersama untuk mengancam Radit.

Ugh!

Radit mulai siuman, Haris dan kedua orangnya berjalan keluar. Tak lupa menyingkirkan pakaian milik mereka berdua. Para wartawan mendekat, mulai memotret mereka. Tiga lainnya mendesak, bertanya banyak hal kepada Nana.

Radit menutupi mata dengan tangan kanan di saat hendak membuka kelopaknya. Sinar cahaya lampu menyorot, menyilaukan. Ia perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.

Kenapa ramai sekali?

Hati Radit bergumam, belum menyadari keberadaannya kini. Suara-suara wartawan yang bertanya, mengusik ketenangan tidurnya. Sementara Nana, diam tak dapat melakukan apapun.

"Hei, apa yang kalian kalian!" bentak Radit saat melihat para wartawan itu menyerang Nana yang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Radit mengira itu Larisa, ia tersenyum berpikir sudah berhasil menjebaknya. Setelah ini dia akan mengancam Denis untuk segera menceraikan istrinya itu.

"Tuan Radit! Benarkah apa yang terjadi saat ini? Siapa wanita yang tidur bersama Anda sekarang ini?"

"Tuan Radit, bagaimana dengan istri Anda sendiri? Bukankah dia sedang mengandung anak Anda?"

"Tuan Radit, tolong jelaskan kepada publik agar semua orang tahu seperti apa hubungan Anda dengan wanita ini?"

Dicecar pertanyaan sedemikian rupa, membuat kepala Radit berputar-putar tak keruan. Ia ingat ketika datang untuk melihat Larisa. Radit meminum secangkir jus, setelahnya dia tak ingat apapun lagi.

Jangan-jangan aku pun dijebak sama seperti Larisa. Lalu, siapa gadis yang tidur bersamaku ini sekarang?

Radit menggeram dalam hati, emosi tiba-tiba meluap kala mengingat kelicikan keluarga tersebut. Ia menyibak selimut dengan cepat, menunjukkan rupa dari wanita yang berada satu ranjang dengannya kini.

"Kau!" Radit menuding wajah Nana dengan bengis, kemarahan perlahan menguasai dirinya hingga membuat kulit wajah Radit menghitam.

"Perempuan licik! Kau melakukan perbuatan kotor ini hanya untuk naik ke atas ranjangku. Cuih!" Radit meludah tepat di depan wajah Nana.

Lalu, melirik tubuhnya sendiri dan menghela napas lega saat melihat bagian bawah yang masih terbungkus celana. Itu artinya tak ada apapun yang terjadi.

"Tuan Radit! Bagaimana penjelasan Anda?" tanya wartawan itu lagi membuat Radit sadar akan bahaya yang mengancam.

Kedua mata laki-laki itu terpejam, jengkel dan malu sekaligus berkumpul jadi satu. Semua orang pastilah melihat berita itu.

"Aku tidak tahu siapa wanita ini? Dia memasukkan sesuatu ke dalam minumanku dan menjebakku di sini." Radit mencengkeram rahang Nana dengan kuat hingga membuat adik tiri Larisa itu meringis merasakan sakit.

Air mata luruh, malu rasanya karena Radit justru menjadikannya sebagai kambing hitam untuk terlepas dari masalah.

"Katakan apa tujuanmu? Apa kau ingin menghancurkan keluarga Mahendra, hah? Kau ingin menghancurkan rumah tanggaku?" bentak Radit seraya menghempaskan wajah Nana dengan cukup kuat.

Gadis itu menggeleng sambil terus menangis. Tak dapat mengucapkan sepatah kata pun untuk membela diri.

"Kau ingin mendekatiku dengan cara licik seperti ini. Kau pikir aku akan tertarik padamu? Bahkan, di dalam mimpi pun kau tidak berhak mendapatkan itu. Lancang! Kau harus menerima hukuman dari apa yang sudah kau lakukan ini," ancam Radit seraya beranjak dari ranjang dan meninggalkan kamar.

Ia tak peduli pada pertanyaan wartawan lagi, memungut kemejanya dan pergi. Meninggalkan Nana yang sendirian menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Menjawab setiap pertanyaan dari mereka.

Radit berjalan di lorong menuju lift untuk turun. Dia akan menjelaskan semuanya kepada keluarga saat mereka bertanya.

"Bagaimana, Tuan Raditya Mahendra? Belum puaskah Anda menerima hukuman? Ternyata tuan Denis memang terlalu bermurah hati kepada Anda," tegur sebuah suara dari dalam lift yang terbuka.

Radit yang hendak masuk, urung dan mundur kembali menjauhi lift. Haris keluar, memblokir jalan untuk sepupu Denis itu. Tak membiarkannya pergi begitu saja.

"Tuan Haris! Apa yang Anda lakukan di sini?" tanya Radit mengernyitkan dahi bingung.

Haris tersenyum miring, melipat kedua tangan di perut. Menatap penuh ancaman pada laki-laki di depannya. "Menurut Anda apa yang saya lakukan di sini?" katanya.

Radit membelalak ketika teringat pada wartawan tadi. Menatap Haris dengan mata lebarnya, tapi tak berani meluapkan amarah.

"Tepat sekali! Saya tidak tahu apa lagi yang akan terjadi setiap kali Anda mengganggu nona Larisa dan membuatnya dalam bahaya. Tuan Denis sudah mengampuni Anda sebelumnya karena masih menghargai kekeluargaan, tapi lain kali ... jika Anda masih berani mengganggu nona kami, jangan harap belas kasih darinya." Haris menatap tegas dan mengancam.

"Saya sarankan untuk berhenti dan jalani kehidupan Anda bersama istri Anda. Jangan sampai Agata Grup sendiri yang akan menghukum Mahendra!" Haris berbalik masuk ke dalam lift setelah mengancam Radit.

Menyempatkan diri untuk tersenyum sebelum pintu lift itu terbuka.

"Sial!" Radit memukul dinding, tak habis pikir apa hubungan Denis dengan orang paling berkuasa itu? Ia mengacak rambut frustasi, setelah ini tak akan mudah baginya untuk mendapatkan Larisa kembali.

Dia pergi menuju tangga darurat, terpaksa turun menggunakan jalan itu.

1
Endra Ronggo
semangat kak author,,jangan lama2 up nya ya
Hafifah Hafifah
kasihan ya si denis harus ngeliat sang ibu dilecehkan dan juga mati mengenaskan didepan matanya sendiri
rama
lanjut
Yuli Anah
up'a jgn lama".. nanti keburu bosan yg nungguin..
Ochyie Aguztina
lanjut ka
Chris Antono
jangan terlalu lama y thor update nya
Rohma Wati Umam
Luar biasa
Maulidia Okta
cukup menarik, menggambarkan betapa sifat serakah akan menghancurkan segalanya....
Eemlaspanohan Ohan
lanjut lama. banget.up nya. thor
rama
lanjut
Hafifah Hafifah
wah berkas apa tuh
Hafifah Hafifah
dasar penjilat
Siti Muslimah
semangat thot
Hp Onlaiy
next Thor
Maisari
dijodohkan x Hunter XD di dalam did$ou"odikxjd0f fdidog🇨🇬😅🇪🇭🇧🇸😅🇬🇧🥴😙🤣🥰
Hafifah Hafifah
udah g usah kerja sama ama mahendra lw perlu ambil alih apa yg udah menjadi milikmu
Hafifah Hafifah
yg g pantas tuh kamu tadi aja mencemoh sekarang aja karna udah tau statusnya malah mau cari muka.g akan dilirik ama si dennis
Zarima Enny
hayooook lanjutttt thorrrrrrr
Zarima Enny
hayooook lanjutttt thorrrrrrr
Konny Rianty
lanjut thorrrr, seruuuu cerita nyaaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!