NovelToon NovelToon
Dendam Berakhir Cinta.

Dendam Berakhir Cinta.

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Angst
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: selvi serman

Danisha Putri atau yang akrab di sapa Anis, tidak menyangka niatnya ingin menolong persalinan seorang wanita yang menderita keracunan kehamilan justru berujung menjadi sasaran balas dendam dari seorang pria yang merupakan suami dari wanita tersebut, di kala mengetahui istrinya meregang nyawa beberapa saat setelah mendapat tindakan operasi Caesar, yang di kerjakan Anis.


Tidak memiliki bukti yang cukup untuk membawa kasus yang menimpa mendiang istrinya ke jalur hukum, Arsenio Wiratama memilih jalannya sendiri untuk membalas dendam akan kematian istrinya terhadap Anis. menikahi gadis berprofesi sebagai dokter SP. OG tersebut adalah jalan yang diambil Arsenio untuk melampiaskan dendamnya. menurutnya, jika hukum negara tak Mampu menjerat Anis, maka dengan membuat kehidupan Anis layaknya di neraka adalah tujuan utama Arsenio menikahi Anis.


Mampukah Anis menjalani kehidupan rumah tangga bersama dengan Arsenio, yang notabenenya sangat membenci dirinya???.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebencian Ansenio Wiratama.

Dengan aura wajah yang tampak merah padam Ansenio mendatangi rumah sakit.

Anis yang berada di ruang staf medis untuk memeriksa beberapa reka medik pasien, tiba tiba mendengar suara keributan yang berasal dari depan ruangan.

Penasaran dengan apa yang terjadi, Anis lantas beranjak keluar untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di depan.

Baru saja membuka pintu ruangan, Anis sudah di buat terkejut ketika ibu dari Ananda menunjuk ke arahnya dengan tatapan tak bersahabat.

"Ada apa ini??." Anis yang merasa bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi lantas kembali mengayunkan langkahnya mendekat.

Baru beberapa langkah, tiba tiba Anis dikejutkan dengan tindakan seorang pria tampan yang menarik kerah bajunya layaknya seorang Lawan yang harus di enyahkan.

"Jadi anda yang telah membunuh istri saya??." dengan tatapan tajam bak elang yang hendak menerkam mangsanya, Ansenio menatap Anis.

Dengan sekuat tenaga Anis menepis cengkraman tangan kekar Ansenio pada kerah bajunya. Namun bobot tubuh Anis yang jauh lebih kecil dibanding tubuh atletis milik Ansenio, membuat usaha Anis berakhir sia sia. Untungnya ketika itu, Dr Atala yang tengah melintas segera membantunya untuk lepas dari cengkraman tangan kekar Ansenio.

"Apa yang anda lakukan, tuan ??? Apa anda tidak malu memperlakukan seorang wanita dengan kasar seperti itu??." tutur Atala setelah berhasil membantu Anis lepas dari cengkraman Ansenio.

"Selama dua puluh delapan tahun saya hidup di Dunia ini hal yang paling pantang saya lakukan adalah bertindak kasar pada seorang wanita, tetapi untuk kali ini sepertinya ada pengecualian untuk wanita ini." jawab Ansenio dengan aura wajah yang dipenuhi amarah.

Tidak sepenuhnya paham dengan maksud ucapan pria itu, Atala lantas meminta pria itu untuk menjelaskan secara detail tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Tidak mungkin, tuan Ansenio, sebagai tenaga medis kami tidak akan mungkin berani memberikan tindakan operasi tanpa adanya persetujuan tindakan dari pasien atau anggota keluarga yang lainnya." jawab Atala memberikan pembelaan pada Anis, setelah mendengar penjelasan dari Ansenio yang menurutnya mustahil di lakukan oleh Anis.

Permasalahan yang kini tengah di selesaikan di ruangan direktur utama rumah sakit tersebut , tak urung membuat penasaran para dokter dan juga perawat yang bertugas malam itu.

"Kali ini saya memberikan waktu pada anda untuk memberikan bukti jika memang anda tidak merasa melakukan kesalahan, dokter Danisha !!." tutur Dirut rumah sakit pada Anis.

Dengan cepat Anis menyerahkan bukti surat persetujuan tindakan operasi pada Dirut rumah sakit dan itu dilakukan Anis tepat di hadapan Ansenio.

Dirut rumah sakit menerima surat tersebut dari tangan Anis dan kemudian mulai membacanya dengan teliti.

Beberapa saat kemudian.

"Sepertinya tindakan operasi yang dilakukan dokter Danisha sudah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku, serta mendapatkan persetujuan dari pihak yang bersangkutan. di sini tertera nama dan tanda tangan istri anda, tuan Ansenio Wiratama. Dengan begitu, sebagai direktur utama rumah sakit saya tidak bisa menindak lanjuti kasus ini sebab perangkat saya telah melakukan tindakan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku di rumah sakit ini."

Mendengar penuturan dari Dirut rumah sakit membuat Ansenio semakin geram, karena menurutnya pria itu membela seorang dokter yang bersalah.

"Sebagai seorang dokter, seharusnya wanita itu menunggu persetujuan dari saya sebagai suami dari pasien sebelum melakukan tindakan pada pasien." sanggahan Ansenio mau tak mau membuat Anis harus melontarkan kalimat pembelaan.

"Maaf tuan Ansenio Wiratama, sekalipun saya menunggu kedatangan anda terlebih dahulu sebelum memberikan tindakan pada pasien, mungkin nyawa istri anda tetap tidak bisa lagi di selamatkan. Menderita preeklamsia parah membuat pasien kehilangan banyak darah pada saat operasi, apalagi kondisi tekanan darah pasien tiba tiba saja naik beberapa saat setelah mendapatkan tindakan operasi. Lagi pula istri anda sendiri yang menginginkan semua ini, sebagai seorang dokter tentunya saya harus berusaha menyelamatkan pasien jika persyaratan telah memenuhi untuk dilakukan tindakan pada pasien. Sebagai tim medis saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa pasien, Jika sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan saya rasa itu diluar kendali saya sebagai manusia biasa. " Anis coba memberikan penjelasan. Namun kebencian Ansenio yang disebabkan kehilangan sang istri tercinta membuat pria itu seolah menolak semua penjelasan dari Anis.

"Sebelumnya saya turut berdukacita atas meninggalnya istri anda, tuan, namun begitu anda tidak bisa menyalahkan tim dokter yang bertugas dalam hal ini!!." kata Dirut pada Ansenio.

Dengan wajah yang dipenuhi aura kebencian, Ansenio Wiratama beranjak begitu saja meninggalkan ruangan tersebut.

Anis tampak menghela napas dalam setelah kepergian Ansenio, seorang pria yang menurutnya memiliki sifat yang sangat mengerikan.

**

Ansenio yang di temani kedua orang tuanya lantas membawa pulang jenazah istrinya sebelum kemudian besok akan di makamkan.

Tangisan putrinya menyadarkan Ansenio jika saat ini ia harus kuat demi buah hatinya, yang baru saja kehilangan sosok ibunya.

Seminggu setelah kematian sang istri, Ansenio terus menghabiskan waktunya di sebuah club malam dengan mabuk mabukan. Menurut Ansenio hanya dalam keadaan mabuk ia bisa sedikit mengurangi frustrasinya setelah kehilangan sosok wanita yang begitu di cintainya.

"Anda sudah mabuk berat, tuan." Jasen yang merupakan asisten pribadi Ansenio nampak mencegah Ansenio untuk kembali mengangkat gelas minumannya.

"Apa kau sudah bosan hidup, haaahhh????." sentak Ansenio dengan gaya khas orang mabuk ketika Jasen hendak meraih gelas di tangannya.

Jasen tidak menghiraukan sentakan Ansenio, pria itu justru memapah tubuh Ansenio untuk segera meninggalkan club malam tersebut.

Jasen mengantarkan Ansenio pulang.

Mama Dahlia yang menunggu di depan pintu utama nampak sedih melihat putranya yang sudah seminggu pulang dalam keadaan mabuk berat, bahkan saking banyaknya menenggak minuman beralkohol setiap malam, Ansenio butuh bantuan Jasen untuk memapah tubuhnya pulang ke rumah.

"Sayang, jangan tinggalkan aku, aku merindukanmu Ananda." Ansenio yang tengah di papah Jasen menuju kamarnya terdengar terus meracau dengan menyebut nama sang istri.

***

Keesokan harinya, Ansenio yang baru saja terjaga dari tidurnya merasa kepalanya seperti mau pecah. Pria itu tampak meremas kepalanya dengan kedua tangannya.

"Kamu sudah bangun??." suara ibunya mengalihkan perhatian Ansenio ke sumber suara.

Ansenio menatap ibunya sekilas sebelum kemudian beranjak turun dari tempat tidur. Ada rasa bersalah di hati Ansenio Karena telah membuat ibunya bersedih melihatnya setiap malam pulang dalam keadaan mabuk berat.

"Sampai kapan kamu akan bertindak bodoh seperti ini, Ansen??? apa kamu tidak kasian pada putrimu, dia sangat membutuhkan kasih sayang kamu sebagai seorang ayah tapi kamu justru sibuk mabuk mabukan di luar sana." ucapan Mama Dahlia sontak membuat Ansenio menghentikan langkahnya sejenak, namun begitu ia tak sampai menoleh.

"Ansen akan berusaha menjadi Daddy yang lebih baik lagi untuk Naya, dan Ansen juga janji tidak akan mabuk mabukan lagi." kata Ansenio sebelum kemudian kembali mengayunkan langkahnya menuju kamar mandi.

Ada rasa lega di hati mama Dahlia ketika mendengar putranya berjanji tidak akan mabuk mabukan lagi. Mama Dahlia pun beranjak meninggalkan kamar putranya, hendak menemui cucu kesayangannya yang tadi di titipkan sebentar pada pengasuhnya.

1
Katarina Istinganah
kelihatan seru deh
Nurul Islamiati
Luar biasa
Nersi Ika nilasari
Buruk
Nersi Ika nilasari
nama nama dalam hampir mirip seharusnya beda thor biar tambah greget😘
Amoy Ima
mulai posesif
Amoy Ima
tidak sah pernikahan nya thoor,,orang tua kandung Anis masih hidup...
Hearty 💕
tuhan harusnya huruf t nya besar Tuhan
Hearty 💕
Tapi itu dulu yaaaa
Hearty 💕
Anis peka dong.... biar galak juga udah perhatian
Lisa: Sampai saat ini,ini salah satu novel yg biar berkali-kali dibaca ttp sedih dan meneteskan air mata,mngandung bawang merah bngett😭😭
total 1 replies
Roro Kdp
Luar biasa
Hearty 💕
Semoga tanda² kehamilannya diketahui Ansenio (peka)
Berry_berry
Luar biasa
Yuna DR⚜️
sama dila aja pak niksh
Yuna DR⚜️
sandiwara kamu buat ngakak wkwk
Isya Alam
d tunggu ya kelanjutannya
aryuu
bayinya kok ga nangis ya .. pdhal bapaknya teriak
aryuu
si anda disini tuh bosnya?? apa pacar
aryuu
ini bank atau rentenir ya/Slight/
Hearty 💕
Mengakuin😀
Hearty 💕
Secepat itukah 🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!