Nama ku, Muhammad Nathan Mahendra. Aku suka berulah pada kakak angkat ku. Namanya Loly Indah Permatasari. Dia cantik seperti namanya Indah Permatasari. Aku tergila-gila dengannya. Rasa gengsi yang membuat ku suka jahil dengannya. Karena tak ingin Loly mengetahui jika aku menyukainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32
"Yaelah, Mas, punya bini dua juga nggak papa kali. Di agama 'kan poligami di perbolehkan. Anak ibuk cantik plus sexy lagi. Di jamin Mas nya pasti langsung klepek-klepek kalo lihat anak ibuk."
Aku diam tak menghiraukan ucapan ibuk ini. Puyeng, denger cerocos an nya. Udah di bilangin nggak mau, masih aja ngomong.
"Semuanya empat puluh lima ribu, Mas." Ucap Mbak kasirnya. Gegas ku bayar lalu buru-buru pergi.
"Amit-amit punya mertua kayak gitu. Hiii.. ngeri!" Aku berjalan cepat.
Saat di parkiran, tiba-tiba ada orang yang menarik tangan ku. "Mas, ayoo ikut saya. Saya kenalin anak saya."
Astaga! Ngikutin ternyata. Ibuk ini bener-bener yaaa. Mana nariknya kenceng lagi. "Enggak, Buk. Saya lagi buru-buru."
"Bentar doang, Mas. Nggak lama kok. Lima menit aja."
Ibuk ini membawa ku mendekat pada mobil berwarna merah. Tanpa melepas tangan ku, tangan sebelahnya lagi ibuk ini mengetuk kaca mobil.
"Intan, Intan keluar, Nak."
Sedetik kemudian, seorang gadis keluar dari mobil. "Iyaa, Buk."
Badannya tinggi, kulitnya putih, dadanya besar, bok*ng nya juga bulat berisi. Tapi dandannya kurang cocok sih. Terlalu berlebihan.
"Intan kenalan sama Mas ini. Dia suami idaman banget loh. Jarang-jarang laki-laki mau beli pembalut buat istrinya." Ucap ibuk ini pada anaknya.
Terlihat anaknya yang bernama Intan tersenyum malu-malu, sesekali melirik ke arahku. Hiii.. ngeri lihat cewek genit kek gini.
Intan mengulurkan tangannya. "Kenalin Mas, nama saya Intan Pertiwi. Kalo Mas nya siapa?"
Tangan mengatup di depan dada. "Bukan mahrom. Saya sedang buru-buru. Permisi." Dengan cepat membawa langkah ini menjauh. Eehh.. tangan aku malah di tarik lagi sama ibuk nya.
Ibuk ini mau nya apa sih? Udah di bilangin nggak mau sama anaknya masih aja ngeyel. Nggak tau apa, kalo di hati ku sudah penuh dengan nama Loly.
"Tunggu dulu, Mas. Minta nomor teleponnya. Biar Mas sama anak saya bisa saling teleponan. Terus lama-lama Mas berubah pikiran dan suka sama Intan. Dan akhirnya Mas mau menerima anak saya jadi istri kedua. Anak saya mau kok, walau jadi istri kedua. Yaa 'kan, Nak?"
Intan mengangguk, bibirnya yang merah merona seperti darah tersenyum mengembang. Matanya juga berkedip-kedip kayak orang kelilipan.
"Maaf, Buk. Saya tidak ada niatan mau menikah lagi. Saya sudah sangat sangat bahagia dengan istri saya. Dan saya tidak butuh istri kedua, ketiga, keempat ataupun kelima. Permisi." Ucap ku lembut namun terdengar emosi.
Ku bawa langkah ini lebar. Geram aku sama ibuk-ibuk itu. Orang akunya nggak mau juga. Maksa jadi orang.
Ada yaa ibuk-ibuk yang seperti itu. Ngajarin anaknya jadi pelakor. Harusnya tuh anaknya di ajarin yang baik, bukan jadi pelakor.
Jangan-jangan anaknya udah nggak segel an lagi. Dan jangan-jangan juga, ibuk-ibuk tadi juga pelakor. Sedangkan anaknya tadi hasil dari perbuatannya yang jadi pelakor itu.
Astaghfirullahal'adzim.. dunia emang udah makin tua.
Ceklek.
"Nih!" Tanpa basa-basi aku menyerahkan plastik minimarket yang berisi pembalut pada Loly.
"Kamu kenapa, Nat? Kok bete gitu." Berjongkok tepat di hadapan Loly, mensejajarkan. Menarik napas panjang lalu menghembuskan nya. Aku diam tak juga menjawab.
"Kamu malu yaa, Nat, gara-gara ditanya sama Mbak kasirnya?" Tebak Loly dengan raut wajah tak enak hati
"Bukan! Bukan Mbak kasir yang tanya. Udahlah, nanti aja ceritanya. Kamu pake dulu gih." Aku berdiri, berjalan ke bangku sofa lalu duduk. Lengan kanan menutupi wajah. Masih kesel sama ibuk-ibuk tadi. Heran aja sama ibuk tadi. Masa' anaknya di suruh jadi pelakor, istri kedua. Iiihhh.. ogah!
Ku buka mata ini melihat Loly, apakah sudah ke toilet apa belum. Bukannya ke toilet tapi dia ke arah lain. "Eehh, eehh, mau kemana? Toilet di situ." Teriak ku dari tempat duduk, dengan cepat berjalan menghampiri Loly.
"Mau ambil sesuatu di lemari." Sahutnya berusaha menyingkir dari hadapan ku. Pasti Loly kepikiran sama aku yang lagi bete. Padahal aku bete bukan karena beli pembalut. Tapi karena ibuk-ibuk yang ngeselin tadi.
"Sesuatu apaan? Biar aku aja yang ambilin."
Loly terlihat mencebik. Hihihi.. lucu. Lihat wajah Loly yang imut seperti, jadi hilang bete nya. Aku tau, pasti Loly mau ambil celana dalam. Kerjain aahhh..
"Nggak usah. Aku bisa sendiri kok."
"Nggak boleh! Duduk lagi. Biar adek mu ini yang cari." Ku paksakan Loly agar duduk. Ku bantu Loly berjalan ke bangku di depan toilet.
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
Loly sdh mulai cemburu
jangan di gantung cerita nya thor
menyala Nathan
semangat untuk up date nya
semoga cepat up date nya
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
seru cerita nya
semangat untuk up date nya