Terbangun dari koma, status Alisha telah berubah menjadi istri Rafael. Saat dia masih terbaring tidak sadarkan diri, ayahnya telah menikahkan Alisha dengan Rafael, laki-laki yang menabraknya hingga koma dan mengalami kelumpuhan.
Alisha tidak bisa menerima pernikahan itu, terlebih sikap Rafael sangatlah jauh dari kata suami idaman. Alisha terus memaksa Rafael untuk menceraikannya. Namun, Rafael dengan tegas menolaknya.
Mampukah Alisha bertahan? Atau Rafael menyerah dan menceraikan Alisha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ceraikan Aku ~ Bab 17
Rafael terus menunjukkan rasa cintanya pada Alisha, membuat Dito tidak tahan dan ingin menyudahi pertemuan tidak sengaja itu. Istri Dito juga mulai merasa aneh dengan tatapan sinis Alisha pada Dito. Wanita itu pun bertanya pada suaminya mengenai hubungannya dengan Alisha.
“Kakak, kenapa Alisha menatapmu seperti itu, apa Kakak pernah melakukan kesalahan padanya?” tanya Naura sambil berbisik.
Dito jadi gelagapan dan bingung menjawab pertanyaan istrinya karena dia memang tidak pernah jujur pada wanita itu. “Se-sebenarnya dia ....”
“Mas, ayo kita belanja. Bukannya tadi kamu mau mengajakku belanja?” tanya Alisha yang membuat Dito menghentikan kalimatnya.
“Tentu, Sayang. Ayo habiskan uangku kalau kamu bisa!” jawab Rafael. Dia memosisikan diri kembali di belakang Alisha dan bersiap mendorong kursi roda istrinya itu.
“Tunggu sebentar, Mas. Aku masih punya satu urusan,” kata Alisha. Gadis itu memandang benci pada laki-laki yang hanya tertunduk dan bersikap seperti pengecut. “Dito. Karena kita baru bertemu sekarang dan baik aku maupun kamu sudah sama-sama memiliki pasangan. Aku ingin memperjelas status hubungan kita. Mulai sekarang kita putus, karena aku tidak ingin bayang-bayang masa laluku yang belum selesai menghancurkan masa depanku yang baru aku bangun.”
Apa yang Alisha katakan itu tidak hanya membuat Naura syok dan Dito jadi kehilangan kata-kata, tetapi juga ada orang lain yang tersindir meski Alisha tidak menyinggungnya. Orang itu adalah Rafael. Laki-laki yang masih terbayang-bayang masa lalu meski di depan semua orang dia bertingkah seolah sudah melupakan sang mantan.
“Kak, apa dia yang sepupumu bicarakan saat hari pernikahan kita?” tanya Naura yang mulai mendesak suaminya. Tangannya menarik-narik lengan suaminya supaya mau bercerita tentang apa yang sebenarnya terjadi.
“Mas, ayo kita pergi. Aku sudah nggak ada urusan lagi sama dia!” ajak Alisha sembari memalingkan wajah tidak ingin melihat Dito lagi.
Rafael berdehem. Dia masih tersihir karena kata-kata Alisha. Lalu, saat dia sepenuhnya sadar, dia mendorong kursi roda Alisha tanpa berpamitan pada Dito dan Naura.
***
***
Alisha terlihat sangat bahagia saat dihadapkan dengan deretan baju mahal dan bermerek. Dia seolah sudah melupakan apa yang baru saja terjadi. Padahal, baru beberapa menit lalu dia bertemu dengan mantan yang menyakiti hatinya.
Rafael dan Felix menunggu Alisha yang masih memilih-milih baju dibantu oleh pelayan toko dan perawatnya juga. Rafael mencoba mengalihkan perhatiannya dari Alisha. Dia memilih bekerja lagi sambil menunggu Alisha di sofa bersama asistennya.
“Tuan, ternyata Nyonya Alisha wanita yang kuat ya. Dia bisa setegar itu saat menghadapi mantannya. Dan yang paling membuat kagum itu saat dia bilang, ‘aku tidak ingin bayang-bayang masa lalu yang belum selesai menghancurkan masa depan yang baru aku bangun’ itu benar-benar keren sekali Tuan,” ucap Felix.
Rafael meletakkan gawai berlayar sepuluh inci miliknya di pangkuan, lalu menatap Felix dengan tatapan elangnya. “Kamu mengagumi istriku?” tanya Rafael kesal.
Felix langsung salah tingkah karena merasa salah bicara. Dia garuk-garuk kepala dan mencoba mencari cara supaya bisa lolos dari amukan bosnya itu. “Bukan begitu, Tuan. Maksud saya, saya cuma menyetujui pendapat Nyonya saja, seharusnya masa lalu itu dilupakan, dan dihapus saja dari hati,” jawabnya.
Rafael lagi-lagi merasa tersindir dengan ucapan Felix itu. Dia yang memang masih menyimpan Melinda di hatinya tiba-tiba kembali emosi. “Kamu nyindir aku?”
“Tidak Tuan. Sama sekali tidak. Tuan ‘kan sudah melupakan Nona Melinda, apalagi sekarang ada Nyonya Alisha.”
“Memangnya Mas Rafa benar-benar belum bisa move on?” tanya Alisha yang ternyata mendengar percakapan mereka.
selebihnya mah jelmaan 😈
sadar diri saat sekarat doang
yakin lah pasti dimaafin kok
kan cuma kata maaf doang ya kan.
ogah banget bersimpati sama manusia laknat kayak gitu.
untung alisha tidak memiliki jiwa 😈 dan pendendam seperti saya.