NovelToon NovelToon
Daily Pasutri

Daily Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Skay. official

keseharian seorang pasutri sebagai seorang pegawai negri, sebagai pasangan suami istri Dimas dan Indah saling melengkapi. namun terkadang perasaan cemburu dari Indah membuat Dimas merasa pusing. akan kah Dimas bisa bertahan dengan sikap kekanak kanakan istrinya?
simak cerita selengkapnya dalam kisah Daily pasutri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehebohan di Sore hari

Saat ini Dimas dan Indah  tengah menyiapkan menu makan malam untuk mereka berdua, setelah seharian mereka berkeliling melihat lihat rumah baru pemberian pak Joko. Dimas membantu Indah memotong motong sayuran, sementara Indah membuat bumbu masakan. Menu yang sangat sederhana yang mereka buat untuk makan malam kali ini, hanya tumis sawi dengan lauk ayam sisa tadi pagi. 

"Sayang, nih sayurnya sudah aku potong dan sudah ku cuci juga" Kata Dimas meletakkan potongan sayur yang sudah di cuci. 

"Taruh situ saja sayang" Jawab Indah singkat, ia tampak fokus menghaluskan bumbu untuk tulisannya. 

Bingung mau bantu apa lagi, Dimas kini menuju ke depan rumah dan mencuci mobil. Sementara itu Indah yang tak tau kalau Dimas keluar, ia malah celingukan mencari Dimas. 

"Loh, kemana mas Dimas. Kok tiba tiba ilang sih" Monolog Indah yang celingukan mencari Dimas. 

"Mas... Mas.. " Indah memanggil manggil Dimas seraya mencari cari keberadaan Dimas. 

"Mas.. Gimana sih kok malah cuci mobil, bantuin aku" Kata Indah menginterupsi Dimas setelah menemukannya. 

"Lah apa lagi mau dibantuin, sayuran nya sudah ku potong potong. Udah di cuci juga kok" Jawab Dimas seraya memeras spons yang ia gunakan untuk mencuci mobil. 

"Itu gasnya habis, calonnya juga habis. Bak kamar mandi juga belum diisi, ya kali harus aku yang isi bak, ganti gas sama masang galon" Kata Indah bernada manja. 

"Ya ampun, kirain apa. Kenapa nggak bilang dari tadi sih" Kata Dimas seraya mendekat dan melakukan apa yang Indah perintahkan. 

Tiba di dapur, Dimas langsung mengganti air galon. Mukanya Dimas biasa saja saat memindahkan galon kosong ke tempat yang aman, akan tetapi masalah muncul saat Dimas hendak mengganti gas. 

"Ya Alloh ya Robby, aaaaaaa, sayang. Hiiiii...." Tiba tiba Dimas berjingkrak lalu bersembunyi dibalik punggung Indah. 

"Ih kenapa sih, udah buruan ganti gasnya. Aku mau masak" Kata Indah yang kebingungan dengan Dimas yang tiba tiba bergidik, seakan melihat hal yang menjijikan. 

"Gimana mau ganti, aduuh geli banget. Tadi disitu ada tikus sayang. Hiii" Kata Dimas yang masih bergidik geli. 

"Hah? Tikus? Mana?"  Tanya Indah seraya menelisik dibalik tempat penyimpanan kantung plastik. 

"Itu sayang disitu, di jantung plastik" Kata Dimas yang menunjuk ke arah tempat penyimpanan kantung plastik. 

Dimas tampak terus bergidik merasa geli, pasalnya ia memang takut terhadap hewan kecil berkaki empat itu. Sebenarnya bukan takut kenak gigitannya, hanya ia merasa geli dengan hewan pengerat itu. 

Indah kini mengambil sapu dan mencoba mencari keberadaan tikus tersebut, ia coba bongkar satu persatu barang barang yang ada dibawah meja kompor. Dan tiba tiba tikus tersebut melompat keluar, sontak membuat Indah berjingkrak kaget. Tentu saja Dimas juga kaget, sampai ia heboh sendiri dan naik keatas kursi meja makan. Indah terus mengejar dan berusaha memukul, ditemani dengan hebohnya Dimas yang mengarahkan Indah untuk memukul. 

"Sayang itu sayang, dibalik kursi" Dimas terus mengarahkan Indah untuk memukul tikus tersebut. 

"Mana sayang?" Tanya Indah yang tak melihatnya. 

"Itu sayang didepanmu" Kata Dimas memberi interupsi pada Indah. 

Kemudian Indah memukul beberapa kali tikus tersebut, akan tetapi tidak mengenai tikusnya. Dan  malah tikus itu kembali melompat kearah Dimas, sontak saja Dimas reflek melompat keatas meja. Meja yang kebetulan tak terlalu kokoh itu malah patah pada bagian kaki meja nya, alhasil Dimas terjatuh dan dalam keadaan telentang. Belum sampai disitu, tikus tersebut malah melompat ke atas perut Dimas, dengan reflek dan maksud untuk memukul tikus tersebut Indah memberi aba aba. 

"Sayang jangan bergerak, biar aku bunuh tikusnya" Kata Indah mengangkat sapu berancang ancang hendak memukul. 

"Sayang, kamu jangan aneh aneh ya. Kamu mau ngapain?" Tanya Dimas yang belum tau kalau tikus itu berada diatas tubuhnya. 

"Diam sayang, biar ku tangkap tikus itu" Kata Indah yang bersiap untuk memukul. 

Dinas melirik kearah kakinya, dan melihat tikus itu berada tepat diatas bagian tubuh sensitif nya. 

"Sayang, jangan sayang. Nanti salah sasaran" Kata Dimas yang newanti wanti. 

Akan tetapi tikus itu terlanjur membuat Indah geram, dan tanpa basa basi lagi Indah mengerahkan tenaganya dan nengayunkan sapu tersebut memukuk tikus. Akan tetapi gerakan tikus yang begitu lincah, bukan tikus hewan pengerat yang berhasil ia pukul. Melainkan tikus kasur yang berhasil Indah pukul. 

"Aaaaaaaaaarrrrrggg" Dimas memekik kesakitan seraya menangkup bagian sensitif nya karna di pukul Indah. 

"Ha? Ya ampun sayang, maaf. Sakit ya? Maaf sayang" Indah kini melemparkan sapunya lalu berusaha menolong Dimas. 

"Aaaawww, sakit sayang.. Jangan dipegang!" Pekik Dimas dan meringis kesakitan. 

"Aduh sayang maaf, itu nggak papa kan, coba aku lihat" Kata Indah yang kini hendak menyentuhnya. 

"Aaa, sakit. Jangan sudah, sudah cukup" Kata Dimas yang masih berusaha menahan rasa nyeri akibat pukulan keras istrinya. Yang tepat mengenai inti kehidupan. 

Indah kini membantu Dimas untuk bangun, lalu memapahnya untuk duduk di sofa. Dengan rasa bersalah, Indah terus meminta maaf pada Dimas. 

"Sayang maaf ya, gara gara aku kamu jadi begini" Kata Indah meminta maaf pada Suaminya. 

"Sudah sayang nggak papa, tapi lain kali kamu harus lebih hati hati lagi. Sakit banget ini" Kata Dimas yang meringis kesakitan. 

"Apa perlu di kompres sayang" Tanya Indah pada Dimas. 

"Aduh, nggak tau sayang. Sakit banget ini, nyeri" Kata Dimas masih sambil menangkup miliknya. 

"Apa masih bisa berfungsi sayang?" Tanya Indah yang tampak khawatir. 

"Kamu jangan bilang gitu dong, nakut nakutin aja. Baru juga berhasil buat satu" Kata Dimas yang takut akan apa yang Indah katakan. 

"Ya kali aja sayang, atau kita periksa aja ke dokter. Takut kenapa napa soalnya" Usul Indah pada Dimas. 

Karna Dimas juga was was jika terjadi sesuatu dengan miliknya, ia akhirnya setuju. Begitu miris nasip Dimas, hampir celaka karna istrinya sendiri. Ditengah ngenesnya Dimas yang menahan rasa sakit bercampur cemas, adik iparnya kini malah melamun seraya duduk di Koridor rumah sakit. Ia masih menunggu Diki dan Farid selesai mengantar pasien, Irwan duduk termangu menatap orang orang yang berlaku lalang dirumah sakit itu. Perawat yang hilir mudik mengantarkan pasien, dan pasien yang tampak tertawa tawa tak jelas apa sebabnya tertawa. 

"Heeemm, gini amat jadi jomblo. Bosen juga hari hari ketemunya sama orang gila, cuma segelintir manusia yang waras disini" Monolog Irwan sambil bertopang dagu. 

Tiba tiba ia terkejut saat ada seseorang yang ikut duduk disampingnya, perempuan dengan cantik berambut panjang dan berparas cantik. Tiba tiba ikut duduk disampingnya, dan terkesan duduknya sangat merapat pada Irwan. 

"Mbak.. Mbak siapa ya, kursinya masih longgar loh mbak. Kenapa melet banget" Tegur Irwan kepada perempuan itu. 

"Nggak papa mas, boleh pinjam bahunya untuk bersandar" Kata perempuan itu. 

"Nggak boleh mbak, ada hati yang harus saya jaga" Jawab Irwan. 

"Orangnya ada disini emang?" Tanya perempuan itu lagi. 

"Ya enggak sih" Jawab Irwan berkilah. 

"Nggak disini, nggak bakalan lihat kalau saya bersandar dibahumu"

"Maaf mbak, saya laki laki setia. Saya nggak akan tergoda" Jawab Irwan lagi. 

"Halah bohong, manis perkataanmu. Semua laki laki itu sama, ada kesempatan selingkuh maka dia akan selingkuh" Kata Perempuan itu. 

"Maaf mbak, tapi saya beda dengan laki laki lain. Saya laki laki mahal, limited editan" Jawab Irwan. 

"Halah, jual mahal mas mas" Kata perempuan itu kini berdiri hendak meninggalkan Irwan, akan tetapi dari belakang ada dua orang memanggil perempuan itu. 

"Susi, ayo kita pulang. Obat kuat sudah bapak tebus" Kata seorang laki laki paruh baya itu memanggil orang yang tadi mengobrol dengan Irwan. 

Melihat penampilan dan perawakan tubuh wanita yang baru saja mengobrol dengannya, tampak ada yang aneh. Sampai bapak bapak itu kembali memanggil, barulah Irwan bergidik geli. 

"Susilo, ayo pulang. Keburu maghrib nanti macet di jalan" Kata bapak bapak itu memanggil. 

"Susilo?  Ooo dasar edian, ternyata wariawaria? Sudah waria, gila pula. Hii" Irwan bergidik geli. 

Tak lama kemudian, dia sahabatnya kini menghamoirinya. 

"Lama amat sih, ngapain aja?" Tanya Irwan yang merutuki dia sahabatnya. 

"Ada bagi bagi doorprize tadi" Kata Farid menjawab. 

"Doorprize gundulmu, bohong jangan percaya wan. Pasiennya bikin erosi, ngamuk mulu" Jawab Diki yang meralat. 

"Hah.. Ya sudah yuk pulang, udah capek banget nih. Sebentar lagi juga hampir maghrib" Kata Irwan mengajak dia sahabatnya pulang. 

Kembali di kontrakan Indah dan Dimas, Dimas dipapah oleh Indah. Dimas berjalan secara tertatih, kemudian Indah mendudukan Dimas ke sofa. 

"Untung saja nggak papa sayang" Kata Indah usai membantu Dimas duduk. 

"Iya, alhamdulillah. Tapi sakit banget ini sayang" Kata Dimas masih sambil meringis. 

"Maaf ya sayang, ini gara gara tikus itu. Biang kerok" Tutuk Indah menyalahkan tikus. 

1
TheNihilist
Bukan hanya cerita yang membuatku senang, tapi juga cara penulisan yang luar biasa! 🤩
Kurnia Sari: terimakasih 🙏
total 1 replies
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Kereeeen!
Beerus
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!