Tersisih Dari Nagari Minang

***

segala persiapan menuju hari H yang akan digelar sehari lagi sudah disiapkan. hanya saja miko masih belum bisa menemukan seseorang pengganti almarhum ayahnya sebagai wali dari acara pernikahan nanti. amak yang melihat kerisauan miko pun segera menenangkan dirinya.

"jan risau yuang... amak alah menunjuk wali untuak menjadi perwakilan di alek buyuang nanti... picayolah ka bakeh amak.mungkin sajo beliau tibo di siko nanti malam. " ucap amak sambil mengusap kepala miko.

Mendengar hal itu hati miko menjadi lega dan tenang karena amak sudah lebih dulu menentukan siapa wali yang akan menjadi perwakilan dari pernikahan miko nantinya.namun miko sangat penasaran siapakah yang amak tunjuk untuk menjadi wali pernikahan miko nanti.

Hal itu membuat miko penasaran mengingat sang amak sangat jarang berkomunikasi pada orang lain selain orang-orang di desa ini. apa yang sebenarnya amak rahasiakan diri miko. mengapa kalimat amak seolah-olah dia sedang menghadirkan orang jauh.

"apo itu berarti keluargo amak? atau salah satu dari keluargo almarhum ayah?... " gumam miko.

Daripada ia memikirkan hal itu, miko pun akhirnya bergegas pergi menuju rumah Melissa karena sudah berjanji untuk ke studio foto melakukan pemotretan buku nikah. begitu padat jadwal mereka saat mendekati hari H. tak terkecuali keluarga dato' anwar yang tengah mempersiapkan resepsi pernikahan anaknya dan tak lupa menyewa dekorasi ternama yang terkenal di kota Bukittinggi.

Berbagai macam keperluan dan kebutuhan pun semakin banyak. termasuk bahan pangan harus dimasak malam ini dengan bantuan warga lain yang ikut serta membantu acara tersebut. sebelum pernikahan besok tiba, malam ini ada sebuah Pertunjukan Musik Rabab yang akan dimainkan untuk menghibur para pekerja dapur acara pesta nanti.

Rabab adalah suatu kesenian musik seperti biola namun suaranya sangat berbeda. sedikit gambaran mengenai kesenian ini, diatas pentas alat musik ini diiringi oleh keboard organ dan penyanyi atau padendang yang berada diatas pentas empat sampai lima orang. mereka akan memainkan musik hingga waktu sebelum adzan subuh.

Selain dari menghibur para pekerja dapur, banyak kaula muda yang menyukai pentas musik ini. bagaimana tidak, setelah diatas jam 12 biasanya mereka akan diberikan kesempatan untuk naik ke panggung dan berdansa bersama para padendang dengan cara membayar saweran yang biasa harganya dipatok paling kecil lima puluh ribu keatas.

Baik tua maupun muda semua sangat menikmati acara pentas musik rabab ini. intinya masih banyak lagi kesenian yang belum ditunjukkan pada alur cerita ini.

Kembali ke miko dan Melissa yang tengah melakukan sesi foto dengan mengenakan kemeja putih polos lengan panjang dan latar belakangnya berwarna biru. mereka tersenyum bahagia di foto itu. tampak serasi dan siap ditempelkan pada buku nikah nanti di KUA (Kantor Urusan Agama).

sesi foto pun akhirnya selesai dan kini mereka pulang berboncengan menaiki sepeda ontel milik miko. terlihat romantis saat Melissa memeluk miko seperti seorang suami. hati Melissa berdebar kencang dan tak ingin melepaskan pelukannya pada miko hingga tiba didepan rumah.

Melissa berharap agar keromantisan ini tidak akan sirna hingga menua bersama. namun perjalanan masihlah panjang bagi mereka dan harapan hanyalah harapan. tidak tahu bagaimana alur cerita kedepannya. Tuhan lah yang menentukan sedangkan kita hanya merencanakan dan usaha. sekarang Melissa sangat nyaman dan tak sabar akan acara pernikahan esok.

***

Tok! tok! **tok**!

"assalamu'alaikum... "

Seseorang mengetuk pintu rumah miko dan mengucap salam dimalam itu. dengan segera amak membuka pintu dan menyuruh sepasang suami istri itu masuk dan duduk menunggu diruang tamu. amak dengan senang memanggil miko untuk bertemu dengan kedua orang ini.

Ketika miko keluar dari kamarnya dan menuju ruang tamu, mata miko terbelalak seakan tidak percaya oleh apa yang sekarang dilihat matanya. bagaimana tidak, orang yang dilihat miko saat ini bukanlah orang tidak dikenal olehnya.

"pak Maurice?! " ucap miko.

Ya! dia adalah pak Maurice dan istrinya yang datang malam ini. miko begitu heran mengapa pak Maurice jauh-jauh datang kemari untuk berkunjung kerumah miko. melihat miko yang kebingungan amak pun menjelaskan hal itu kepada dirinya.

"aaahhhh Maurice... manga indak manjalehkan jikalau engkau adalah adiak kanduang dari almarhum suamiku rangga sedari awal?." ucap amak kepada pak Maurice.

"jikalau ambo bakato hal itu, pasti nak miko keponakan ambo indak picayo langsuang. inilah saatnyo miko tahu kalau ambo adalah pamannyo. " jelas Maurice.

Mendengar hal itu pikiran miko menjadi rumit. ia mencoba mencocokkan segala yang terjadi pada dirinya. dan semua masuk akal ketika miko mengingat sebuah logo perusahaan dan juga kebaikan pak Maurice yang terlalu berlebihan kepada dirinya selama di kuala lumpur. miko menjadi canggung terhadap Maurice karena baru kali ini ia tahu kalau Maurice adalah pamannya sendiri.

Maurice pun seketika mendekati miko dan mengulurkan tangannya dengan sejajar. terlihat gelang yang sama ditangan pak Maurice dan ketika menempel dengan gelang miko, Tiba-tiba kedua gelang itu mengeluarkan cahaya biru pada ukirannya dan saling menyatu.

"ini adalah gelang turun temurun dari kakek buyutmu miko... gelang ini akan saling terhubung jika yang mengenakan adalah ahli waris keturunan murni keluarga kita. mulai sekarang jangan bersikap formal lagi dengan pamanmu ini... jadi paman akan menjadi wali pengganti posisi almarhum kakakku rangga untuk pernikahanmu esok hari. "jelas Maurice.

"alhamdulillah akhirnyo ambo dapat mengetahui saketek silsilah kaluargo. kedepannyo sayo akan menemukan jati diri ambo sebagai penerus almarhum ayah... tarimo kasiah paman alah meluangkan waktunyo untuak manjadi wali ambo..."ucap miko.

" kini kasadonyo alah saling akrab... mari kito makan basamo oleh-oleh nan ambo bao dari kuala lumpur... ayoo uni.. "ucap istri Maurice mengajak ibu miko kedapur menyiapkan oleh-oleh yang dibawa olehnya dari kuala lumpur.

sembari menunggu miko dan Maurice pun bercerita panjang mengenai semua hal tentang silsilah keluarga. Meskipun masih ada beberapa hal yang tidak diceritakan oleh Maurice, miko sangat bersyukur karena telah mendapatkan informasi penting keluarga ini walau sedikit.

Malam itu mereka menghabiskan waktu bersama untuk mempersiapkan serta membicarakan acara pernikahan miko besok pagi. semua pakaian adat miko telah disiapkan oleh amak dan hantaran juga telah dikemas dengan rapi. miko sempat mengkhawatirkan posisi Maurice sebagai direktur di perusahaan LGC kuala lumpur. ia pun akhirnya tahu kalau sekarang willy lah yang mengurus hal itu selagi Maurice pergi.

dan miko juga baru tahu kalau willy adalah putra sulung dari Maurice serta sepupu dari miko. Sungguh dunia ini terlalu sempit bagi miko. entah kejutan apalagi yang akan menanti dirinya kelak dikemudian hari. semua masih menjadi misteri besar untuk diungkapkan oleh miko.

***

Beralih ke elya yang masih meratapi surat undangan pernikahan miko dan Melissa ditangannya. Ia masih tak bisa mengikhlaskan kepergian miko dari hidupnya. sungguh begitu sakit hati elya mendapat undangan pernikahan itu. pikiran elya menjadi suram dan merasa kalau tuhan tidaklah adil pada dirinya.

Dikala semua orang berkumpul berbahagia menyaksikan pentas musik yang diadakan di rumah Melissa, hanya elya yang sedih dan menangisi keadaan pilu di kamar nya. Iapun kemudian mengambil cincin pemberian miko lalu memakaikannya di jari manis tangan kanannya. sejenak elya menatap cincin itu dan berkhayal kalau dirinyalah yang dilamar oleh miko bukan Melissa.

elya tak sadar hal itu dilihat oleh ibundanya yang mengintip dari balik pintu. ia merasa kasihan dan iba terhadap elya tengah melamun menatap cincin pemberian miko. ibunda elya tak berani menghampiri elya sekarang dan pergi menemui suaminya dato' rahman.

"ba'a? apokah kaluargo dato' anwar bersedia untuk membatalkan alek besok? " tanya dato' rahman kepada sang istri.

sedikit flashback ketika ibunda elya datang ke kediaman dato' anwar untuk merundingkan rencana pernikahan antara Melissa dan miko. ibu elya memohon kepada dato' anwar untuk membatalkan pernikahan Melissa dan akan membayar berapapun biaya kerugian dato' anwar. namun Melissa yang mendengar hal itu sontak marah dan tidak akan membatalkan niatnya untuk menikah dengan miko.

Dato' anwar juga tidak bisa menerima apa yang dikatakan oleh ibunda elya dan tidak ingin kebahagiaan putrinya direnggut. beliau dengan lembut menolak tawaran dari ibunda elya. bahkan tak sampai disitu, ibunda elya juga sempat memikirkan hal yang tidak enak didengar telinga.

Ia mengatakan kepada dato' anwar dan juga melissa agar putrinya elya juga dinikahi oleh miko bersama besok. jadi miko akan serentak menikahi dua perempuan sekaligus. hal itu bukannya disetujui malah dato' anwar menggelengkan kepala seakan tidak percaya dengan perkataan ibunda elya tersebut.

Dato' anwar tahu betul adat desa dan sebagai salah satu pemangku adat jikalau seseorang mempunyai dua istri maka mereka akan benar-benar harus disisihkan dari desa agar tidak menimbulkan perpecahan antara keluarga dan kaum. maka dari itu dato' anwar pun menyuruh ibunda elya untuk merenungkan ucapannya itu.

Ibunda elya akhirnya pulang dari kediaman dato' anwar. ia tak dapat membuat anaknya elya kembali ceria lagi saat ini. jangankan membuat elya kembali ceria, ia bahkan sampai berpikiran untuk menikahkan elya serentak dengan Melissa yang tentu saja hal itu bertentangan keras dengan aturan adat istiadat.

"ambo alah pai menemui kaluargo dato' anwar dan mamohon untuak mambatalkan alek putrinyo jo paja miko esok da...tapi dih Melissa indak ba niat untuak membatalkan aleknyo besok. ambo sangat sadiah jo indak tega maliek putri kito indak lai ceria riang seperti dahulu... " ucap ibunda elya sembari menggelengkan kepalanya.

"rasonyo seperti de javu... mungkin inilah takdir nan harus ditarimo oleh perbuatan ambo. maafkan ambo istriku... seharusnyo dari awal ambo manuruti nasehat mu... "

"sudahlah uda... kito sarahkan sajo ka nan kuaso bagaimano eloknyo... jadikanlah palajaran untuak kadapannyo... " jawab ibu elya lalu memegangi pundak dato' rahman.

Mereka tak dapat merubah takdir Tuhan dan berdo'a agar putri kesayangannya elya di berikan ketabahan dan juga kekuatan untuk menghadapi ujian ini. kini mereka hanya bisa berserah diri kepada tuhan akan kedepannya dan belajar dari kesalahan agar tidak terjadi hal seperti ini lagi kelak dikemudian hari.

ada dua suasana perasaan yang menghiasi malam itu. yang satu penuh kegembiraan karena besok adalah hari pernikahannya. dan yang satu lagi penuh kesedihan karena telah ditinggal nikah oleh orang yang sangat dicintai...