Takdir Cinta Alena

3 bulan kemudian...

"Selamat Alena, kau lulus dengan nilai terbaik di kota ini."

Bangga miss Ara sembari memeluk Alena.

Miss Ara adalah guru pembimbing yang mendampingi Alena dalam program home schoolingnya selama 3 bulan terakhir ini.

"Harusnya kau mendaftar beasiswa di Harvard university Alena. Melihat nilai-nilaimu yang sempurna, aku yakin kau akan di terima dengan mudah di sana" Ucap miss Ara lagi dengan wajah berbinarnya.

Walaupun Alena mengikuti program home schooling dan ijazah SMAnya hanya setara dengan ijazah paket C saja. Tapi Alena bisa memilih kampus manapun yang dia inginkan.

Namun Alena memilih untuk kuliah di kampus yang sama dengan Abraham.

"Tidak miss, berikan beasiswa itu kepada yang membutuhkan saja." Ucap Alena dengan entengnya.

"Kau tahu sendiri kan miss, kalau aku punya dua pasang orang tua yang super kaya. Mereka pasti bisa menguliahkan aku dimanapun kalau aku mau. Tapi aku hanya mau kuliah di kampus yang sama dengan kampus suamiku saja." Beritahu Alena dengan senyum yang mengembang di bibir pink alaminya.

Hampir setiap hari bertemu, selama 3 bulan lama pula. Membuat hubungan Alena dan miss Ara jadi sangat dekat seperti sahabat.

Bahkan Alena tak sungkan untuk menceritakan status pernikahannya dengan Abraham pada wanita 30 tahunan itu.

"Astaga Alena! kau benar-benar menyia-nyiakan kesempatan emas itu hanya karna kebucinanmu pada suami sirimu itu." Cibir miss Ara sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bukan bucin miss, tapi aku sedang mengabdi kepada suamiku." Alena membenarkan.

"Bahkan aku berencana ikut kuliah percepatan agar aku bisa lulus kuliah lebih cepat." Alena menambahkan.

"Bagus itu Alena, dengan kecerdasan yang kau miliki, aku yakin kau bisa mempersingkat waktu kuliahmu. Lalu kau bisa melanjutkan S2 dan dapat gelar doktor di usia muda." Ucap miss Ara dengan wajah berbinarnya, bangga rasanya memiliki murid secerdas Alena.

"Tidak miss, aku belum ada rencana untuk melanjutkan S2." Ucap Alena dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

"Lalu kenapa kau ingin mempercepat kuliahmu?" Tanya miss Ara sembari memicingkan matanya.

"Karna aku ingin segera bercinta dengan suamiku." Jawab Alena sembari tertawa renyah.

"Uhuk! Uhuk! Astaga Alena!" Geram miss Ara.

Wanita berkaca mata itu sampai tersedak potongan apel yang di kunyahnya karna mendengar ucapan gadis barbar itu.

"Abbi bilang kami baru boleh melakukan itu saat aku lulus kuliah nanti, jadi aku ingin mempercepat masa kuliahku agar bisa segera melewatkan malam pertama kami yang sudah cukup lama tertunda." Alena menjelaskan denga wajah meronanya.

"Sudah cukup hentikan Alena! Kau membuat kepalaku pusing saja!" Pekik miss Ara sembari memijat pelipisnya.

"Kenapa miss? Aku ini kan wanita dewasa dan sangat normal. Sudah pasti aku ingin merasakan surga dunia yang seperti orang-orang katakan itu." Goda Alena sembari terkekeh.

Alena sangat suka melihat ekspresi di wajah miss Ara kala membahas masalah dewasa itu, sangat lucu menurut Alena.

Jadi Alena sengaja mengucapkan kata-kata vulgar itu, untuk menggoda miss Ara.

"Cukup Alena! Kau itu belum dewasa, usiamu saja baru 17 tahun kalau kau lupa." Miss Ara mengingatkan.

"Tapi dua bulan lagi usiaku 18 tahun miss" Alena menambahkan.

"Whatever!" Miss Ara tak peduli.

Bagaimana bisa gadis yang belum genap berusia 18 tahun punya pemikiran semesum itu, sedangkan miss Ara saja masih betah melajang di usianya yang sudah menjelang 30 tahun. Miss Ara tak habis pikir.

"Aku pulang dulu Alena, semoga kau sukses dalam hidupmu, tak peduli apa pilihanmu nanti." Pamit miss Ara sembari merapikan barang-barang miliknya ke dalam tas rajut merk lokal miliknya.

"Apa aku boleh nebeng sampai di pertigaan depan miss, aku ingin mendatangi bengkel tempat suamiku bekerja dan memberi dia kejutan atas kelulusanku" Seru Alena dengan wajah berbinarnya.

"Ya tentu saja, lagi pula mobil ini aku dapatkan dari ayahmu sebagai imbalan karna talah membimbingmu selama ini" Ucap miss Ara dengan wajah datarnya.

"Huhf! Abbi curang. Kau saja di belikan mobil, masa aku anaknya sendiri tidak!" Ucap Alena dengan bibirnya yang mengerucut dan miss Ara hanya bisa mengangkat bahunya saja.

***

"Kau yakin tidak mau di antar sampai bengkel Alena?" Tanya miss Ara ketika mereka sudah hampir sampai di pertigaan jalan.

"Tidak usah miss, aku mau turun di depan saja" Balas Alena sembari menunjuk restoran cepat saji di depannya.

"Baiklah hati-hati di jalan ya" Ucap miss Ara setelah Alena turun dari mobilnya.

"Terima kasih atas tumpangannya miss" Balas Alena sembari melambaikan tangannya pada mobil miss Ara yang mulai melaju kembali.

Kemudian Alena masuk ke dalam restoran cepat saji itu dan membeli beberapa makanan dan minuman yang ada di restoran itu, Alena sengaja membeli dalam jumlah banyak untuk di bagi-bagikan pada Abraham dan teman-temannya nanti.

Setelah itu Alena melanjutkan perjalannya menuju bengkel tempat abraham bekerja dengan berjalan kaki.

***

10 menit kemudian Alena tiba di bengkel sederhana tempat sang suami mencari nafkah.

"Alena, kenapa tidak memberi kabar kalau mau datang kesini?" Sapa Dimas dengan wajah sumringahnya.

Beberapa kali Alena memang pernah berkunjung ke bengkel milik Dimas itu, Dimas menganggap Alena adalah temannya juga karna gadis itu adalah teman Abraham.

Dimas dan yang lainnya memang tidak di beri tahu kalau Alena dan Abraham telah menikah. Alena dan Abraham telah sepakat untuk merahasiakannya dulu dari mereka.

"Aku lulus ujian dengan nilai terbaik, ayo kita berpesta hari ini"

Ucap Alena sembari mengangkat box pizza berukuran jumbo serta beberapa cup minuman dingin di kedua sisi tangannya.

Kedatangan Alena yang datang dengan begitu banyak makanan, membuat karyawan Dimas yang berjumlah 5 orang langsung datang mengerumuni Alena.

Namun dari ke lima orang itu, Alena tak mendapati suaminya.

"Dimana A?" Tanya Alena pada Dimas.

"Di dalam Al, dia sedang bersama---"

Dimas belum menyelesaikan kata-katanya, namun gadis barbar itu keburu ngibrit masuk ke dalam.

"A aku datang" Seru Alena dengan senyumnya yang mengembang, namun senyum itu meremang kala Alena melihat Abraham sedang duduk bersama seorang wanita.

"Siapa wanita itu?"

Bersambung🤍