NovelToon NovelToon
Hai Bos!

Hai Bos!

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta
Popularitas:79.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: Rahma AR

Laura Charita tidak tau kalo laki laki mabok yang akan melecehkannya adalah bos di tempat dia baru diterima kerja.

Laura bahkan senpat memukul aset laki laki itu walau agak meleset dan menghantamkan vas bunga ke kepalanya hingga dia pingsan.

Ini cerita Erland Alexander, ya, anak dari Rihana dan Alexander Monoarfa. Juga ada cucu cucu Airlangga Wisesa lainnya

Semoga suka....♡♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saling kenal

"Alisha, ponselmu dari tadi bergetar terus," tegur Kak Isla. Mereka masih berada di ruangan Laura.

Alisha yang sedang sangat serius menatapi layar laptopnya menoleh. Dia baru sadar dengan keberadaan ponselnya yang ada di meja di depannya.

"Oh, iya, kak." Alisha segera meraihnya. Dia terlalu berkonsentrasi dengan desainnya sampai ngga mendengar getaran ponselnya.

Dia terkejut melihat cukup banyaknya panggilan tak terjawab.

Ada Dista sebanyak.tiga kali.

Mamanya dua kali.

Neneknya satu kali.

Kakeknya satu kali.

Ada apa? Seketika Alisha merasa ngga tenang.

Alisha melirik Laura yang juga baru melihat notif di ponselnya. Dia malah ikut membantu sepupu dan timnya mengerjakan tendernya.

Sama seperti Alisha, Laura baru sadar juga dengan panggilan yang cukup banyak pada ponsel yang memang dia setting pada mode getar.

Mereka saling bertatapan dengan perasaan ngga enak.

Serentak ponsel mereka bergetar. Alisha dihubungi mamanya, begitu juga Laura.

"Apa?" seru Alisha dan Laura kaget.bersamaan

Alisha dan Laura saling tatap, begitu juga dengan Kak Isla dan Kak Julia yang kaget dengan seuan keras kedua sepupu itu.

"Ada apa?" Kak Isla lebih dulu bertanya.

'Siapa yang nelpon?" Kak Julia menatap keduanya bergantian yang nampak bengong.

"Maura, kak. Sekarang dia diopname di rumah sakit," jelas Alisha. Sementara itu Laura hanya terdiam sambil mendengarkan kata kata mamanya. Memintanya datang ke rumah sakit bareng Alisha sekarang.

Kak Isla dan Kak Julia saling pandang dengan perasaan ngga enak. Seolah merasa ikut jadi penyebabnya. Tapi setau mereka, Maura sudah membentuk tim baru

Ngga mungkin tim baru itu ngga bekerja keras untuknya!

"Aku merasa dia pura pura sakit untuk menyalahkan kita," cetus Alisha datar setelah ponselnya dan ponsel sepupunya memutuskan panggilan.

Laura ingin sekali mengangguk, karena dulu Maura pernah begitu beberapa.kali. Alhasil, dia dan Alisha disembur dengan kemarahan nenek yang dikompori tante Melda seperti lava yang keluar dari puncak gunung yang meletus.

Tapi tadi suara mamanya terdengar lain, panik.

"Sebaiknya kita ke rumah sakit. Aku akan minta ijin ke papa dulu." Laura segera melangkah keluar untuk menuju ruangan papanya.

Alisha menghela nafas kasar. Walaupun tadi mamanya menelponnya dengan cukup meyakinkan, tapi tetap saja dia ngga yakin.

"Kami juga akan ikut," ucap Kak Isla sambil membereskan peralatan kerja mereka. Begitu juga Kak Julia

"Jangan sekarang, kak," tolak Alisha. Dia ngga ingin keduanya ikut disemprot mama Maura.

Keduanya saling pandang, seolah mengerti akan kekhawatiran Alisha.

"Baiklah. Kita pulang aja, ya," ucap Kak Julia.

Alisha menganggukkan kepalanya.

Lebih baik begitu

*

*

*

Erland bersama kedua sepupu perempuannya terpaksa menemani Maura bersama timnya di rumah sakit sebagai bentuk rasa empatinya.

Mereka akan menunggu sampai keluarga Maura datang.

Gadis itu kecapean dan harus dirawat intensif. Begitulah kata dokter yang menanganinya tadi.

"Kalo kamu mau pulang, ya, sudah ngga apa apa. Ada aku dan Nathalia," ucap Adelia.

"Iya. Pulanglah. Nanti Fathir akan datang menjemput kami," tukas Nathalia. Karena mereka hanya bawa satu mobil saja tadi saat nyusul bertiga.

Pak Dito tidak jadi ikut. Setelah membawa Maura ke mobil tim mereka, beliau kembali ke ruangannya. Jadi Maura dibawa oleh timnya ke rumah sakit.

Nathalia bersama Adelia dan Erland menyusul di belakangnya.

"Ngga apa. Setelah keluarganya datang, kita bisa pulang sama sama," sahut Erland. Dia sedang menunggu Laura. Ngga mungkin, kan, gadis itu ngga akan datang menjenguk sepupunya.

Berbekal keyakinan itu Erland akan tetap berada di lorong rumah sakit ini.

Ngga lama kemudian nampak beberapa perempuan dan laki laki paruh baya mendekat. Juga ada sepasang kakek nenek. Wajah mereka tampak panik.

Mata elang Erland mengawasi. Sosok gadis itu belum terlihat.

Tampak salah satu perempuan paruh baya itu selalu mengusap wajahnya. Seperti sedang menangis.

"Dista....!" suara wanita yang menangis itu cukup menggelegar.

Dista segera menghampiri mama nonanya dan keluarganya.

"Silakan masuk, nyonya," ucapnya mempersilakan. Dia dan dua orang laki laki menunggu kedatangan bos besarnya di luar ruangan. Sementara itu nonanya masih sedang diperiksa dokter, ditemani salah satu rekan perempuannya.

Papa Maura dan papa Alisha mendekati rombongan Erland. sebagai satu satunya laki laki.

Erland dan dua sepupu perempuannya datang, menyalami dengan sopan.

"Om," sapa.Erland pada kedua laki laki yang seumuran papanya sopan.

"Erland, ya. Sudah lama kita ngga bertemu," senyum papa.Maura ramah.

Erland balas tersenyum ramah juga.

"Kalo.ngga salah ini si kembar Nathalia dan adelia, ya." Papa Alisha ikut menyahut.

'Iya, om." Senyum Nathalia dan Adelia kompak.

"Sepupu Maura pernah bekerja di Merapi Steels. Tapi sekarang udah kerja tempat papanya." Papa.Maura memberikan infonya.

Dada Erland berdesir.

Dia mengadu nggak, ya, batinnya sedikit khawatir.

"Oh ya, siapa, om?" Nathalia jadi tertarik. Dia baru tau hal ini. Begitu juga kembarannya.

Tapi sebelum papa.Maura menyebutkan nama ponakannya, mata tajam Erland sudah melihat sosok itu yang datang terburu buru bersama gadis yang malam itu di gendong Fathir. Jalannya masih terpincang.

"Itu ponakan saya, Laura," tunjuk papa Maura membuat Nathalia dan Adelia menoleh.

Laura. Nathalia beneran kaget. Begitu juga Adelia.

Pantas saja dia membela sepupunya waktu itu, decih Nathalia dalam hati.

Laura terkejut melihat kehadiran Erland dan bos kembarnya.

"Om."

"Om....Papa... Mama udah datang?

"Di dalam. Ada nenek sama kakek juga." Papa Alisha memberi isyarat agar jangan masuk dulu.

Begitu juga Papa Maura. Dia tau putri dan istrinya sedang mendramatisir keadaan di depan orang tuanya untuk menyalahkan kedua ponakannya.

Mereka masih terdiam. Laura melirik Erland yang sedang mengirimkan mata lasernya untuknya.

"Mereka bos bosmu, Laura," suara papa Maura memecahkan keheningan.

"Iya, Om. Em.... Papa bentar lagi nyusul," sahut Laura pelan. Mengangguk canggung pada Nathalia dan Adelia.

"Iya ngga apa apa. Mama kalian udah di dalam. Tapi... emm... kalian berdua di sini aja," ucap Papa Maura yang ingin menyelematkan kedua ponakannya.

Papa Alisha menatap iparnya penuh terimakasih.

Laura dan Alisha hanya mengangguk

"Eh, itu Fathir," bisik Adelia ketika melihat sepupu mereka yang berjalan cepat mendekat.

Alisha yang ngga asing dengan nama itu menoleh, mata mereka pun beradu.

Fathir dengan sopan menyalim tangan kedua laki laki paruh baya itu

"Kaki kamu udah sembuh?" tanya Farhir kemudian sambil mengulas senyum tipisnya.

Dari kemarin dia menunggu kabar, tapi hari ini malah bertemu di rumah sakit.

"Sudah," jawab Alisha cepat. Ngga jujur karena masih sakit. Laura meliriknya agak mengejek.

"Tapi kelihatannya masih bengkak," ucap Fathir dengan mata tertuju pada kaki kanan gadis itu.

"Kalian saling kenal? Oh ya, Alisha, kenapa.kamu ngga bilang kalo kaki kamu sakit?" tanya Papa Alisha agak panik. Dia pun menatap kaki putrinya cemas.

"Cuma terkilir, pa," sanggah Alisha jadi malu.

"Kenal ngga sengaja, Om," senyim Fathir membuat Papa Alisha dan Papa Maura juga tersenyum.

"Harusnya dipijat atau diurut biar bengkaknya cepat hilang," ucap Fathir lagi. Senyumnya masih kekal di bibirnya membuat Alisha agak salting.

"Iya. Kalo kamu bilang papa, bisa minta tolomg bibik. Bibik, kan, pintar ngurutin keseleo sama tulang yang geser." Papa Alosha sampai memggelengkan kepalanya karena kesal putrinya maen rahasia aja tentang sakit di kakinya.

"Bibik siapa, Om?" tanya Fathir tertarik.

"Art di rumah, Om. Ahli banget kalo terkilir begini," sahut Papa Alisha ramah.

"Hampir buka praktek, ya," canda papa Maura membuat mereka terkekeh pelan.

Nathalia yang kaku pun bisa tertawa juga.

Laura melirik Erland lagi, laki laki itu ternyata sedang menatapnya tajam.

Terdengar derap langkah mendekat. Papa Laura.

"Kumpul di sini?" sapanya ramah.

"Rame di dalam. Kita di sini aja, Gazy," sahut Papa Alisha di sela kekehannya.

"Om Gazy?" tegur Erland dan Fathir kaget melihat kehadiran teman papi mereka.

Nathalia dan Adelia langsung menyalim tangan teman papi mereka. Waktu di luar negeri mereka sering bertemu.

"Kalian di sini juga?" senyumnya ramah.

Erland dan para sepupunya mengangguk. Masih dengan tatap heran.

"Ini Papa Laura," ujar Papa Alisha mengenalkan.

Erland dan sepupunya saling tatap, kaget, tak percaya. Setau mereka Om Gazy belum menikah. Tiap bertemu pun Om Gazy hanya seorang diri saja. Ngga ada istri dan anak.yang dia bawa.

"Kisahnya panjang. Kapan kapan om ceritakan," senyum Gazy sambil merangkul putrinya yang hanya diam saja.

1
Rahmawati
padahal cuma kesenggol dikit itupan gk sengaja, malah bilangnya di lecehin
Rahmawati
makanya. jd orang jangan jahat,, terima saja hukumannya
Uba Muhammad Al-varo
pak Dito dan Irvin tuh simalakama menolong salah nggak ditolong salah, namanya orang nolong iya panik nggak memperhatikan tangan pegang bagian tubuh yang mana, yang penting korban langsung tertolong, semoga aja kejadian yang sebenarnya terungkap, Maura.....👿
nrlsm
/Good//Good//Good//Good/
Erna Masliana
iya... biarkan Papanya Maura yg jenguk.. gak usah ikutan semuanya.. pertunangan harus lancar..
Erna Masliana
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 setuju
Hana Agustina
puas banget yak . si triple kill ini kena karmanya msg msg.... makasi othorrr...
Mariaangelina Yuliana
mau nenek nya Maura mati aja Thor
Deandra Putri
melecehkan kan emang elu yang nyodorin kunti..... hiiihhh...
L B
aku pun tidak suka maura.salah dia, masak ke kantor pakai baju 11 12 dengan lingerie 🙄🙄😏, tapi walaupun begitu perbuatan pak dito dan supir pribadinya juga tidak dibenarkan, perbuatan mereka tidak beretika. cerminan sifat yang buruk,
jalang atau pelacur sekalipun status seseorang, bukan berarti itu bisa menjadikan alasan untuk berbuat semena-mena terlebih dalam keadaan tidak berdaya.
Yuli Ana
lah melecehkan gimana..... orang mereka beneran niat nolong. salah sendiri gk paka br*. kalo gk ditolong, mau th kepalanya terbentur. biar koma sekalian. aneh.
dah lah gk ush kasihn sama penjahat. dia berusaha hilangin nyawa orang kok. dua nyawa sekaligus. pembunihan berencana ini mah..
tuntut aja pelecehan. entar mereka jg gk ngaku. toh bnyk saksi kalo pk dito disuruh nolong ngangkat k mobil. saksinya jg bnyk. gk ada yg liat jg klo pk dito pegang2 gunung. wkwkwkwk...
Alisa Erlani
d lecehkan gmn maura org cma ngangkat tubuh kmu ko d sebut melecehkan kmu sih punya otak nya licik sekali
Eris Fitriana
Pantas lah kamu di lecehkan orang sedari awal kamu mau menggoda sampai2 gak pake be*a...cuma orang yang kamu targetkan gak kena jebakan mu...
Tri Handayani
alasanmu itu lho maura' coba waktu kamu jatuh yg menolong erland pasti kamu dgn senang hati menerimanya tanpa merasa d lecehkan.
Elizabeth Zulfa
jangan diringankan lah hukumannya... wong supirnya megangin maura kn juga gak sengaja
Elizabeth Zulfa
kok gak iba sama sekali za nenek gerondong kritis 😅😅😅
Elizabeth Zulfa
za elo lah zg bawa pengaruh buruk 😒😒
Elizabeth Zulfa
yuuuuukkk Thor kita santet tuh nenek gerondong 😡😡😡😡
bikin emosi jiwa aja bacanya 🤬🤬🤬🤬
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Aturan biarkan saja Maura di dalam penjara
DinDut Itu Pacarku mampir
Zea Rahmat
kepedean km maura.. org mau jatoh pasti ada yg di pegang lah..... hadeuhhhh nyebelin dahhhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!