Karna sering diberi hukuman, clara merasa benci dengan angga sang dosen. Bahkan sampai berucap jika dia tak ingin memiliki pasangan seperti dosennya, namun siapa sangka orang tua mereka saling kenal, alhasil mereka dijodohkan dan menikah. Akan kah cinta tumbuh dihati Clara setelah terjadi pernikahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Barang Bawaan Diluar Nalar
Sepanjang perjalanan menuju lokasi camping, Clara diam tak banyak bicara seperti biasanya. Mungkin karena perasaannya yang dongkol karna pendamping kelompoknya adalah Angga dosen yang sangat ia hindari dan benci. Entah mengapa semakin hari kebenciannya bertambah kepada Angga, apalagi saat ia tau kalau orang tua Angga dan orang tuanya begitu bersahabat. Sepanjang perjalanan Clara terus melirik sinis kepada Angga yang fokus menghadap ke depan melihat jalanan, Shania dan Yola malah saling mengirim pesan mengghibahi temannya sendiri.
#dia masih dongkol apa?#
#kayaknya sih iya#
#tu muka dari tadi ditekuk muluk kayak uang abis kecuci di celana#
#dia mah kalok dongkol gitu#
#ya udah lah biarin aja, nanti kan juga capek sendiri#
#gue yang capek lama lama shan#
#lah kenapa#
#lo liat aja kaki dia gimana#
Shania menengok kearah Clara dan Yola yang duduk berdampingan, kaki sebelah kiri Clara menopang pada kaki sebelah kanan Yola. Shania langsung gelagapan takut ia tidak bisa menahan tawanya, sampai sampai ia membekap mulutnya sambil menahan tawa hingga wajahnya memerah. Mereka bertiga adalah sahabat yang tingkah sederhana bisa menjadi bahan candaan yang membuat mereka tertawa tak henti henti. Tingkah mereka bagai grup lawak Srimulat, tindakan dan gerak geriknya selalu menjadi bahan candaan untuk mereka. Dan mereka selalu membuat para mahasiswa dan mahasiswi terheran heran dengan tingkah kocak yang selalu ada saja mereka buat, bukan cuma kalangan mahasiswa yang dibuat heran. Bahkan sampai ke kalangan dosen mengenal mereka sebagai trio lawak dan duta tertawa sekampus Nusantara.
Agga yang samar samar mendengar suara gelak tawa yang tertahan lantas menoleh kebelakang, dan berhadapan langsung dengan tatapan mata Clara yang tengah mencibirnya.
"Kamu ngapain? Mukanya ngejek begitu? Kamu ngata ngatain saya?" Tegur Angga tanpa basa basi. Clara gelagapan dan mengibas ngibas dua telapak tangannya didepan dada.
"Ee enggak pak, sa saya cuma lagi latihan nge-rap" sanggah Clara.
Angga hanya diam dengan wajah yang tak bersahabat namun berusaha percaya dengan apa yang Clara katakan, Shania dan Yola kembali kompak saling beradu pandang sebelum akhirnya sama sama tertawa. Clara menoleh melirik Shania dan Yola bergantian.
"Lo berdua ngapain ketawa" kata Clara seraya melayangkan toyoran kekepala Yola.
"Sudah sudah, kenapa malah pada ribut tadi perasaan anteng anteng aja" tegur Bu venti tanpa melihat kearah belakang.
Clara dan juga dua temannya itu langsung terdiam dan kembali fokus dengan gilirannya masing masing, menikmati perjalanan yang begitu panjang.
Selang beberapa jam mereka akhirnya sampai ke titik lokasi perkemahan, mereka semua diarahkan untuk berkumpul terlebih dahulu untuk berbaris sesuai kelompok masing masing.
"Semuanya berkumpul sesuai dengan kelompok masing masing, dan kelompok yang saya pandu silahkan berdiri didepan saya sekarang" pinta Angga kepada anak didiknya.
Clara berjalan gontai dengan malas mendekat kehadapan Angga, Angga yang melihat Clara berjalan dengan begitu malas langsung menegurnya.
"Kamu, apa tadi kamu tidak sarapan sampai kamu berjalan dengan begitu lemas? Cepetan jalannya jangan jalan kayak siput, langkah kamu dengan ulat bulu saja masih lebih cepat ulat bulu"
"Sabar kenapa sih pak, berat ini bawaan saya"
"Alasan saja kamu ini"
Walaupun Angga terlihat mengomel kepada Clara yang begitu lamban berjalan, Angga malah menghampiri Clara dan meminta tas ransel yang Clara pakai dan tas jinjing yang berisikan pakaiannya untuk ia kenakan selama camping berlangsung.
"Sinih tas kamu" Angga meminta agar Clara memberikan tasnya kepada Angga.
"Buat apa saya kasih tas saya ke bapak, nggak usah sok romantis deh pak mau bawain segala"
"PD sekali kamu, saya minta tas kamu karna saya mau periksa apa saja yang kamu bawa sampai seberat itu" tanpa basa basi Angga merebut tas Clara yang ada ditangannya.
Clara melongo terkejut dengan apa yang terjadi, perasaan dongkolnya dan bencinya terhadap Angga malah semakin memuncak saat Angga merampas dengan paksa tas yang ada ditangannya. Dan Angga langsung mengecek isi didalam tas jinjing itu, dan betapa terkejutnya Angga namun dengan ekspresi datar satu persatu mengeluarkan isi dari dalam tas itu. Shania dan Yola kompak saling berbisik, dengan raut wajah panik.
"Ini apa apaan yang kamu bawa" kata Angga sambil mengeluarkan berbagai macam alat kecantikan yang komplit, serta menambah keterkejutannya saat ia mendapati ada hairdryer, serta catokan rambut ada didalamnya
Shania dan Yola juga nampak terkejut melihat barang bawaan Clara yang diluar ekspektasi.
"Kamu ngapain bawa kayak ginian?"
"Ya kemarin disuruh bawa barang yang kita butuhkan, ya saya bawa aja semua barang yang saya butuhin. Itu semua kebutuhan saya jadi saya bawa semua"
"Clar, dibutuhin ya dibutuhin. Tapi kenapa Lo bawa hairdryer segala sih, buat apa?" Tanya Shania terheran heran.
"Ya buat ngeringin rambut gue kalok basah"
"Astaga Clara, terus mau dicolokkan dimana? Di hidung Lo? Kenapa nggak sekalian bawa rice cooker biar gampang masak nasinya nanti. Ada ada aja deh Lo clar, ini tuh camping nggak ada listrik, buat penerangan aja kita pakek petromax" Yola berusaha menasehati Clara yang membawa barang barang diluar nalar pelaku camping.
Agga memijit keningnya melihat barang barang yang ada dihadapannya. Sepertinya ia juga pusing dengan tingkah konyol Clara.
"Kamu nggak membutuhkan ini saat camping, jadi terpaksa dan harus saya sita selama camping berlangsung" kata Angga yang kembali mengemasi barang barang abnormal yang dibawa ke alam, jika itu bukan ditempat terbuka dan didalam mungkin akan wajar saja jika Clara membawanya.
"Yah jangan dong pak, masak disita. Saya butuh itu semua. Ya.. minimal make up-nya lah" pinta Clara memohon dengan wajah memelas.
"Nggak ada, semua ini harus saya sita, kamu bisa mengambilnya dihari terakhir camping besok" tolak Angga yang kemudian sudah berdiri berbalik dan pergi meninggalkan mereka untuk menaruh barang sitaan ke pos jaga para panitia.
"Yah jangan dong pak, pak!..."
"Huaaaaaaaaaaa, kenapa sih itukan barang barang yang gue butuhin, biar gue tetep cantik meskipun dialami bebas gini. Haaaaaaaaaaaa, mama papa tolong bawa Clara pulang" rengek Clara setelah barang barangnya dibawa oleh Angga. Shania dan Clara kompak menepuk jidat masing masing.
"Ya salam" kompak Shania dan Yola seraya menepuk jidat mereka menggunakan telapak tangan.
Di pos jaga Angga menaruh tas jinjing itu diatasi meja kecil yang bisa dilipat. Bu venti yang melihat Angga langsung mendekat dan menegur Angga dengan gaya kemayuny.
"Pak, itu apaan?" Tanya Bu venti kepada Angga
"Barang sitaan Bu, itu barang saya sita dari mahasiswi diantara mereka ada yang bawa barang yang tidak perlu mereka bawa" jawab Angga dengan cool dan datar.
Bu venti yang merasa kepo, sepontan membuka isi tas jinjing itu.
"Hah? Hairdryer? Catokan rambut? Dan make up sekomplit ini? Bukannya tadi pak Abri sudah memeriksa semua barang bawaan mahasiswa"
"Saya tidak tau Bu, nyatanya itu saya temukan dari mahasiswi kita"
