"Kita udah selesai, Bara! Sejak saat dimana malam itu terjadi!" kata Rain, menatap wajah Bara dingin.
Bara tak sanggup mendengar ucapan Rain. Dia sangat mencintai Rain dan tidak ingin hubungannya berakhir. Kalau saja malam itu dirinya tidak bodoh maka semua itu tidak akan terjadi dan Rain masih berada di dalam pelukannya. Bahkan sekarang tatapan itu ... tatapan Rain kepada Bara bukan lagi tatapan penuh cinta. Melainkan tatapan penuh kebencian. Bara akan berusaha kembali mendapatkan hati Rain.
Apakah usaha Bara akan membuahkan hasil? simak kisah Rain season dua ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfian Syafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Lo tuh jadi orang TOLOL pake banget tahu nggak sih, Bang!"
Rean diam saja ketika adiknya itu terus mengatai dirinya dengan kalimat kasar. Saat ini dia berada di apartemen Rain. Jadi tadi pagi ketika Rain dan Bara sedang menikmati sarapannya, tiba-tiba Rean menelpon Rain dan memaksa dirinya untuk memberi tahu alamat apartemen yang saat ini mereka tinggali.
Semalam Bara yang memberitahu jika Bara dan Rain sedang di apartemen menenangkan diri. Namun, Bara tidak memberitahu alamatnya karena tidak berhak juga. Biar Rain yang memberitahunya.
Jadilah Rain mengalah dan tujuan Rain memberitahu Rean untuk memarahinya. Atas semua kekacauan yang terjadi di rumah Rain. Rasanya Rain malu sekarang sama Mbak Dida, Bibi Marni dan juga Pak Slamet.
"Hidup gue udah tenang lo malah dateng bawa masalah!" omel Rain.
Sejak kehadiran Mentari, Rain jadi tidak bisa hidup dengan tenang. Lelah kuliah dan bekerja pulang ingin istirahat pun harus membantunya menjaga si kembar dan dengan entengnya dia main ponsel sambil balas chat yang entah dari siapa.
Maklum lah ibu-ibu sosialita itu selalu saja berghibah ria lewat chat. Dibelakang mereka membicarakan tapi di depan pura-pura baik. Di grup nggak ada yang saling menjatuhkan tapi di luar grup ada saja pembahasan mereka.
Yakinkan jika ada juga yang nggak suka sama Mentari. Mau sebaik apapun, seroyal apapun dia tetap saja orang tidak menyukainya itu pasti ada. Dekat hanya karena mengambil keuntungan. Ya meskipun ada yang benar-benar suka dengan Mentari dan benar-benar tulus berteman.
"Maaf," ucap Rean. Dia menundukkan kepala.
Rain yang duduk di sofa yang bersebrangan dengan Rean menatap prihatin saudara kembarnya itu. Wajahnya terlihat lelah, kantung mata pun membuktikan bahwa semalam dia tidak bisa tidur. Beban yang dia pikul seakan terasa berat.
"Lo istirahat aja dulu di kamar. Biar setelah fresh kita bicarain ini!"
Rean mengusap wajahnya frustasi. Memikirkan Mentari membuat kepalanya semakin berdenyut nyeri. Entah sampai kapan istrinya itu berhenti menuduhnya selingkuh.
"Dia lagi sama ibunya. Gue udah berulang kali katakan jika gue nggak pernah selingkuh dan kejadian semalam itu nggak sengaja," jelas Rean.
Kejadian itu terlalu cepat dan bahkan Rean nggak bisa menahan Mentari meluapkan emosinya. Entah kenapa Mentari selalu bersikap berlebihan seperti itu ketika ada baby sitter.
"Apa kata dokter?" tanya Rain. Mengabaikan cerita Rean. Bukan tak ingin mendengar keluh kesahnya.
Namun, Rain hendak mengambil kesimpulan setelah Rean menceritakan apa yang menjadi penyebab Mentari pingsan setelah meluapkan emosi.
"Sering kah dia seperti itu? Pingsan setelah marah?" tanya Rain lagi.
Wajah Rain terlihat tenang tapi sedang membaca ekspresi Rean. Rain menduga jika ini pertama kalinya Mentari kacau. Mungkin bisa jadi ada trauma yang menyebabkan Mentari diluar kendali. Tertekan dengan segala pemikiran yang tidak akan pernah terjadi juga bisa jadi pemicu stres. Mentari terlalu memikirkan semua omongan orang lain. Takut jika Rean akan selingkuh seperti yang terjadi di luar sana. Apalagi Rean ini tampan dan kaya, gadis mana yang nggak naksir coba.
Mungkin inilah yang menyebabkan Mentari selalu berpikir negatif. Kehadiran Mbak Dida juga membuat Mentari tertekan sampai dia meluapkan emosi setelah melihat kejadian semalam. Dimana Mbak Dida nggak sengaja nabrak Rean dan membuat kopinya tumpah mengenai baju. Posisi ini membuat orang menjadi salah sangka memang.
Namun, jika orang yang tidak emosian pasti akan bertanya terlebih dahulu. Rain sangat menyayangkan tindakan Mentari yang diluar batas seperti ini. Rain hanya menduga dan berharap jika dugaannya itu tidak benar. Mungkin karena Mentari sedang banyak pikiran.
"Dokter menduga jika Mentari memiliki trauma di masa lalu. Hanya saja Mentari tidak cerita begitu juga dengan ibunya. Lalu gunanya aku apa selama ini?"
Benar dugaan Rain jika Mentari memiliki trauma.
"Perpisahan orang tua yang menyebabkan Mentari trauma. Dia takut jika menjadi seperti ibunya. Ditinggalkan begitu saja karena ayahnya menikah dengan wanita lain. Mungkin," kata Rain. Dia hanya menduga saja.
Apalagi ingat kalau Mentari ini anak broken home. Memang awalnya dia bahagia menikah dengan Rain. Seiring berjalannya waktu dan si kembar hadir, ketakutan itu datang dan semakin bertambah ketika Rean selalu lembur. Nyaris tidak ada waktu untuk keluarga karena memang pekerjaannya sedang menumpuk.
"Lo bantuin bokap dan ngurus perusahaan kakek. Di situ komunikasi kalian kurang ditambah Mentari bergaul dengan orang-orang yang membawa pengaruh buruk!" Rain mencoba menggabungkan semua kejadian.
Agar Rean lebih peka lagi terhadap Mentari dan bisa memperbaiki semuanya. Sebelum terlambat dan bisa membangun kembali komunikasi yang baik.
Rean yang semula emosi karena dituduh dan tidak diberi kesempatan untuk menjelaskannya itu, langsung berubah menjadi rasa bersalah. Ingin rasanya sekarang segera ke rumah sakit menemui Mentari. Ucapan Rain benar, ini hanya tentang trauma dan komunikasi yang kurang baik selama di Jakarta. Rean lupa jika Mentari selalu butuh perhatian bukan hanya materi. Dia kehilangan sosok seorang ayah yang seharusnya melindunginya.
"Gue ke rumah sakit!"
"Tidur! Lo harus istirahat dulu!" ucap Rain tenang.
Bara sejak tadi mengotak-atik ponsel Rain. Membaca pesan dari Frans yang membuat hatinya kesal. Tidak berminat mendengar pembicaraan kakak beradik itu karena Bara belum menjadi bagian keluarga.
"Ya."
Rean mengalah, dia juga mengantuk kalau di teruskan ke rumah sakit nggak yakin bisa bawa mobil dengan benar. Jadi memilih memejamkan mata sejenak.
"Lo ngapain?" tanya Rain kepada Bara setelah Rean masuk ke kamar.
Bara mengembalikan ponsel Rain dan memilih masuk ke kamar Rain. Lagi ngambek karena Frans terus saja memberikan perhatian sama Rain. Apalagi sekarang Rain kayak kesal ponselnya dipegang Bara. Jadi laki-laki itu mau ngambek saja. Berharap Rain bakal ngejar dan membujuknya.
Rain melirik ke arah Bara yang masuk ke kamarnya. Menggelengkan kepala melihat kelakuan Bara yang kekanakan itu. Lalu membuka room chat Frans yang memang sedang terbuka itu.
Rain geleng-geleng membaca semua pesan dari Frans dan Bara membalasnya. Mengatakan jika ponsel sedang berada ditangan Bara. Frans tidak peduli dan malah sengaja membuat Bara semakin cemburu.
"Anak itu benar-benar minta dihajar!" gumam Rain.
***
Mentari terus menghubungi nomor Rean tapi hasilnya tetap sama. Nomor itu tidak aktif. Segala macam pikiran buruk terus menghantui pikirannya sampai keringat dingin bercucuran. Air mata Mentari mengalir dengan deras bersama detak jantung yang berdebar tidak karuan.
Begitu banyak pesan yang Mentari kirimkan. Namun, tidak ada satupun yang Rean baca maupun balas.
Di meja sudah tersedia nampan yang berisi menu makan siang Mentari dan juga obat tapi sama sekali tidak tersentuh.
Ruangan itu seolah menghimpit Mentari, membuatnya sulit bernapas. Tidak ada yang tahu keadaan Mentari saat ini. Ibunya sedang berada di rumah Rain mengurus si kembar yang hanya tinggal dengan saudaranya.
Ibu Mentari nggak tahu kemana perginya Bibi Marni, Pak Slamet dan wanita yang sudah dimaki-maki oleh Ibu Mentari. Ibu Rumi lebih percaya dengan Mentari kalau Mbak Dida ini adalah pelakor.
Wanita yang sudah lama menjalin hubungan dengan Rean. Padahal itu semua hanya salah paham dan ucapan Mentari ini hanya dari pemikirannya yang kacau.
"Mentari?" panggil Rain dengan nada khawatir.
Mentari tersentak dan menatap nanar Rain. Wanita itu langsung memeluk Rain ketika dia mendekat. Pecah sudah tangisan Mentari dalam pelukan Rain. Dia baru melihat kerapuhan Mentari. Rasa kesal yang sebelumnya memenuhi hati Rain seketika sirna berganti rasa prihatin.
Rain mengusap punggung Mentari supaya dia lebih tenang. Membiarkannya menangis supaya lega. Rain tahu pasti Mentari sedang bingung dengan keberadaan Rean dan segala pikiran buruk itu pasti hadir.
"Lo tenang aja, Rean ada di apartemen gue dan dia sedang tidur. Dia lelah karena semalam ngga tidur. Kepalanya pusing apalagi keadaan Lo kayak gini. Pliiiis, dengerin gue, Tari. Tenangin hati lo!" kata Rain.
Mentari masih sesegukan dalam pelukan Rain. Dia juga lebih tenang karena mendengar Rean ada di apartemen Rain dan sedang beristirahat. Kali ini Mentari mendengarkan apa kata Rain dengan hati yang tenang. Tidak menyangkalnya dan berasumsi yang lain seperti biasa.
Meski ada rasa jengkel yang sempat hadir dan ingin memaki Rain karena bisa jadi Rain sedang membiarkan Rean berduaan dengan Mbak Dida. Namun, entah kenapa dalam pelukan Rain yang nyaman membuat hati dan pikiran Mentari tenang.
Bersambung....
Selamat membaca ya gaes. Jangan lupa like, komen dan subscribe.
POV chat sudah tersedia di Tiktok ya.
tiktok : alakarenina30.
bnrn ngakak guling2..
krain bnrn nando d kjar setan,taunya iya....🤣🤣🤣.....piisss.....
Lgian s mail.....sbar dkit knp sih???
mntang2 bru ptah hti,sklinya ktmu cwok ckp lngsung sosor....nando tkut lah.....cwok polos gt mlh d mesumin....
Laahhh...mail krsukan atw kplanya kbentur???bsa2nya dia dia nmbak cwok dluan.....alamt d getok nih kl smp kthuan sm rain....🙉🙉🙉
kl mntalnya blm smbuh,tkutnya mlah bkin bhya buat bayi'nya....spa tau dia pg ngmuk,trs lupa....
Lgian aneh bgt sih tari,emng rain bkin ulah apa sm km bnci sm dia???
tp ingt y,jgn godain rean apalgi bara....slain mreka ga bkln t'goda,rain pst bkln ngsih pljrn kl smp kjdian....
ok....
pntsn mentari brubah,trnyta krna trauma trs pngruh buruk dr geng'nya...lgian ngpn sih gaul sm ibu2 sosialita,klkuannya ada yg ky stan....msa sngja bkin mentari t'tkan..niat bgt mau bkin rmh tngganya hncur....
Tp kl rain udh trun tngn mh pst ada solusi trbaik.....
Emaknya tari ikut2an jg???
Duuhhh.....parah nih....
Tp mngkn bnr kta rain sih,dia trauma sm msa lalu....trs knp ga jjur sm rean???biar bs cari slusi'nya ky gmn...
Eeehhh....rean jg sbuk sih,ga ada wktu buat sling crta mngkn....
Mga aja rain bsa ngorek infrmsi dr tari,biar ga mkin prah mslhnya....tar akoh ikutan ngoceh lg.....😁😁😁
mkin sbl aja deh sm mentari....
jgn2 otaknya udh gser y,mkanya ga waras....lma2 rean jg muak lh sm dia,udh mh cmburuan ga jls trs kl ngmong kta2nya nykitin orng....pntsn aja rain sm kbut....
Udh mh numpang d rmh orng,julid,sok kuasa.....
Laahhh.....Sm pngsuh anknya pun cmburu smp main fsik....sbnrnya dia tuh knp sih????krasukan setan atw gmna????lma2 gedek jg sm dia.....
☹️☹️☹️
rain mh ga bkln mau d ajak slingkuh,scra dia udh prnh nglmin d slingkuhin....mskpn cma d jbak....
ceunahhhh.....
Duuhhh....kl bara smp tau rain jln sm cwok lain,apa ga kluar tu tanduk???
atw nangis guling2 kli....🤣🤣🤣
ska bgt sm visualnya rain sm bara...
laahh.....srius ga pnya fb sm igeh kk????
Okb mh gt,arogan....lgian prcya aja sm suamimu,mau d ryu smp jngkir blik pun kl di stia ga bkln slingkuh lh....jstru sft mentari yg skrng bkin muak,pntsn rain sbl sm dia...muka sok polos,pdhl hti sm mlutnya busuk....
mentari udh kmasukan setan sosialita....pdhl dlu dia lugu bgt...
skrng yg d blinya brang branded smua,ga mau klah sm yg lain....
lgian kl bnci sm rain,rain mh bdo amt...udh jauh ni,ush bs nyri uang sndri pula....kl trs ky gtu,tar rean bosen....nyri yg lain deehhh....
ya kk....tar aku mmpir y d toktok....
😁😁😁