NovelToon NovelToon
Daily Pasutri

Daily Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Skay. official

keseharian seorang pasutri sebagai seorang pegawai negri, sebagai pasangan suami istri Dimas dan Indah saling melengkapi. namun terkadang perasaan cemburu dari Indah membuat Dimas merasa pusing. akan kah Dimas bisa bertahan dengan sikap kekanak kanakan istrinya?
simak cerita selengkapnya dalam kisah Daily pasutri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jamu Kuat

"Jadi kalian di pindah tugaskan di kantor Kabupaten sini?" Tanya bu Aini memperjelas lagi apa yang ia dengar dari pernyataan anak dan anak mantunya itu. 

"Iya bu, niat kami mau tinggal sementara di sini. Selagi kami belum nemu kontrakan yang cocok buat kami" Kata Indah pada ibunya. 

"Bu, pak. Dimas izin ya buat tinggal sementara disini sama Indah, Dimas akan cepat usahakan untuk cari kontrakan sesegera mungkin" Kata dimas meminta izin pada kedua mertuanya itu. 

"Lo kenapa untuk sementara nak, selama mungkin juga ndak papa. Lagi pula disini kamarnya juga banyak dan ndak ada yang nempati" Kata bu Aini menjawab. 

"Iya, maunya bapak juga gitu bu, tapi si Dimas ndak mau. Tadi bapak juga sudah bilang begitu" Kata pak Joko menimpali. 

Dimas dan Indah saling pandang dan tersenyum getir, dari sorot mata Dimas seolah berbicara pada istrinya agar membantu untuk menjelaskan pada ibu dan bapaknya. 

"Eemm, pak, bu. Maksud kita berdua tinggal sementata sembari menunggu dapat kontrakan itu, mas Dimas sama Indah juga pengen hidup mandiri. Lagian adik Indah kan masih ada dua, kita takut kalau mereka terganggu dengan kehadiran kita dengan waktu yang cukup lama di sini. Mereka juga butuh ketenangan untuk belajar" Kata Indah membantu menjelaskan pada ibu dan ayahnya. 

"Hemmm, sebenernya alasan kalian itu ndak masuk akal. Tapi kalian tetep kekeh dengan apa yang kalian mau, ya sudah terserah kalian" Kata bu Aini setelah menghela nafas kasar. 

"Indah harap, ibu sama bapak nggak marah sama mas Dimas dan juga Indah bu" Kata Indah dengan senyumnya rada takut kalau ibunya marah padanya. 

"Ndak, bapak sama ibu ndak marah. Cuma ibu rada kesel aja sama kamu" Kata bu Aini kepada Indah. 

"Kesel kenapa bu?" Tanya Indah yang tak mengerti. 

"Ya kesel aja, dari kecil kamu ibu rawat dan ibu jaga dengan penuh kasih sayang, dan nggak kerasa kamu sudah mulai dewasa. Perasaan baru kemarin ibu nemani kamu ambil rapot, eh tau tau kamu sudah kuliah, dan sejak kamu kuliah. Kamu selalu aktif di kegiatan kampus sampai sampai kamu jarang dirumah, setelah lulus kuliah kamu lebih sibuk kerja. Nggak lama kerja kamu malah nikah, ibu cuma sedih kenapa waktu terasa begitu cepat berlalu" Kata bu Aini sedikit melow memandang anaknya. 

Dimas pun merasa sedih melihat ibu mertuanya yang pada sudut matanya mengalir sedikit air mata. Meskipun tak jatuh ke pipi, namun yang namanya tangisan seorang ibu pasti tangisan paling tulus didunia ini. 

"Bu, ibu jangan sedih dan khawatir. Dimas akan menjaga Indah selalu, dan Dimas janji akan membahagiakan Indah. Dimas juga nggak akan ngelarang Indah untuk menemui ibu dan bapak, Dimas akan membebaskan Indah untuk ketemu bapak sama ibu" Kata Dimas menenangkan sang ibu mertua. 

Indah memandang suaminya, tampak pada sorot mata Dimas sebuah ketulusan yang ia ucapkan pada bibirnya. Hal yang selalu membuat Indah terus jatuh hati pada suaminya adalah, sikap yang sangat dewasa serta selalu memberikan kepercayaan penuh pada dirinya. Kapanpun Indah ingin main, baik bersama temannya ataupun sekedar me time Dimas tak mempersulit nya. Hanya dengan syarat Indah harus izin terlebih dahulu, kesabaran Dimas yang seluas samudera menghadapi Indah yang cenderung cemburuan. Itu juga yang membuat Indah selalu beruntung mendapatkan sosok suami seperti Dimas. 

"Iya ibu percaya sama kamu, tapi ibu mau minta satu hal sama kalian berdua. Tolong wujudkan apa yang ibu mau ya" Kata bu Aini meminta suatu hal. 

"Boleh bu, insya Alloh Dimas dan Indah bakal kabulin. Ibu mau apa? " Jawab Dimas dengan nada bicara yang sangat lembut. 

"Ibu pengen mengulang masa masa dimana ibu nimang nimang Indah, nyuapin Indah untuk pertama kalinya, mengantar Indah kesekolah untuk pertama kalinya dan bermain sama Indah setiap saat" Kata bu Aini mengutarakan apa yang ia inginkan. 

Mendengar hal itu tentu saja Dimas bingung, lalu mengerutkan dahinya. Sementara Indah malah menepuk jidat dan pak Joko hanya mengulum senyum menahan tawa. 

"Ya.. Ya silahkan bu, kan Dimas sama Indah mau menginap disini selama beberapa hari, sebelum nanti balik lagi untuk mengambil barang barang yang masih tertinggal. Tapi.. Masa iya Indah disulap jadi bayi lagi" Jawab Dimas yang masih belum paham dengan maksud sang ibu mertua. 

"Ya ndak gitu to nak Dimas. Indah sudah dewasa mana mungkin disulap jadi batu lagi, kalau ndak kehendak Tuhan ya mana bisa. Maksud ibu itu buatkan ibu cucu, biar ibu bisa menikmati hari tua dengan bermain sama cucu. Kadang kalau sudah beres beres rumah ibu bingung mau ngapain, makanya ibu butuh kesibukan. Salah satunya ya itu ngurus cucu" Kata bu Aini memperjelas. 

"O.. Ooh, hehe. Sabar ya bu, kalau masalah itu Dimas nggak bisa ngejamin, karna itu urusan yang memberi hidup" Jawab Dimas seraya menyengir dan garuk garuk kepala yang tak gatal. 

"Ya usaha dong" Kata bu Aini seraya menepuk lengan Dimas. 

Suasana obrolan menjadi absurd dan ambigu, Dimas semakin bingung mau menjawabnya apa. Indah juga sudah berusaha memberi pengertian pada ibunya, namun yang namanya ibu ibu yang memang susah untuk diberi pengertian. 

Obrolan mereka berakhir saat Dimas mendapat telfon dari kantor kependudukan dan pencatatan sipil. Dimana Dimas akan bertugas di sana, Dimas diminta untuk datang ke kantor untuk memberikan berkas data dirinya ke kantor tersebut. Sementara itu Indah juga mendapat telfon dari kantor Urusan agama yang letaknya memang tak jauh dari kator disdukcapil tempat Dimas akan bertugas. Hanya bersebrangan jalan dengan kantor Dimas. 

"Ya sudah, pak bu. Dimas dan Indah berangkat dulu ya, kita lanjut mengobrol nanti lagi" Kata Dimas berpamitan pada ibu dan ayah mertuanya. 

"Ya sudah, hati hati. Semoga lancar urusannya ya nak" Kata pak Joko menjabat tangan anak mantunya dan menepuk pundak sang menantu. 

Setelah itu bergantian dengan ibu mertuanya, hal yang sama juga dilakukan oleh Indah. Lalu mereka berdua memasuki mobil dan berangkat menuju kantor Kabupaten, bu Aini dan pak Joko memandang mobil yang perlahan menjauh dan keluar gerbang rumah mereka. 

Keluarga Indah sebenarnya adalah keluarga yang cukup berada, Dimas pun juga berasal dari keluarga yang sama seperti Indah. Mereka sama sama dilahirkan dalam keluarga yang berkecukupan, sebenarnya Indah dan Dimas bisa saja meminta pada orang tua Dimas atau Indah untuk dibuatkan rumah. Akan tetapi Dimas dan Indah sepakat untuk membangun rumah impian mereka dengan hasil jeri payah dan usaha mereka sendiri. Karna bagaimanapun Dimas dan Indah ingin membalas kebaikan mereka selama ini, mereka berfikir. Sangat tidak tau diri seorang anak sedari kecil diasuh dan dibesarkan, disekolahkan sampai pada akhirnya mereka mendapat pekerjaan. Namun sampai menikah mereka masih merepotkan orang tua mereka, untuk urusan rumah tangga mereka ya hanya mereka yang akan membangunnya. Cukup dengan nasihat dan wejangan dari orang tua mereka, maka mereka akan menjalaninya berdua. 

"Pak, kenapa nggak kita buatkan saja rumah buat Indah sama Dimas. Kan kita punya tu tanah kosong yang lumayan luas, cocok lah kalau buat satu rumah dengan dua lantai. Halamannya pun juga luas, daripada mereka ngontrak" Kata bu Aini memberi usulan pada suaminya. 

"Bapak dari tadi juga mikir begitu bu, tapi bapak mau nawarin buat mereka. Pasti Dimas sama Indah nggak mau, ibu tau sendiri Indah itu pendiriannya kuat banget" Jawab pak Joko. 

"Ya ndak usah ditawarin, langsung buatin aja. Nanti mereka taunya pas sudah jadi aja. Kalau sudah jadi kan mereka ndak bakal nolak" Kata bu Aini mengusulkan ide. 

"Iya juga ya bu. Ya sudah, nanti kita cari tanggal baiknya buat bangun rumah mereka" Jawab pak Joko dengan antusiasnya. 

Hari terus berjalan, matahari yang tadinya berasa tepat diatas kepala kini perlahan mulai condong ke barat dan perlahan sinar keemasan nampak dilangit. Pukul delapan tujuh belas tiga puluh Indah dan Dimas baru kali ke rumah pak Joko, disana semua orang sudah berkumpul di meja makan bersama. 

"Asalammualaikum" Kata Dimas dan Indah mengucap salam. 

"Walaykumussalam" Jawab pak Joko, bu Aini, Intan dan Irwan bersamaan. Intan dan Irwan serempak menoleh ke arah belakang mereka. 

"Mbak Indah, mas Dimas?" Intan dan Irwan kompak berhambur menghampiri Dimas dan Indah lalu memeluknya. 

"Ya ampun, mbak sama mas kapan datang. Kok nggak kasih tau sih" Kata Intan memeluk Indah dengan erat. 

"Iya nih, tau gitu tadi aku nggak masuk kuliah aja biar bisa nyambut mbak sama mas" Kata Irwan menimpali. 

"Halah, itu mah modus kamu aja wan biar bisa bolos kuliah" Kata Indah menjewer telinga Irwan. 

"Aduh sakit mbak, beneran. Nggak pernah bolos aku mah kuliahnya" Kata Irwan membela diri. 

"Heleh, mas Irwan tu tukang boong. Kemarin bilang sama bapak sama ibu katanya mau ada acara kampus, tapi nyatanya malah bolos ke pantai sama temen temennya" Intan malah membongkar aib kakak laki lakinya itu. 

"Tuh kan, bener" Indah mengacungkan jari telunjuknya dengan tatapan marah. 

"Itu kan yang terakhir kali, setelah itu nggak lagi kok" Kolah Irwan. 

Dimas malah tersenyum mendengarkan perdebatan adik iparnya itu yang saling adu mengadu kepada dirinya dan Indah. 

"Irwan, lain kali jangan bolos bolos lagi. Sarjana dan tidak sarjana itu sekarang cari kerja susah. Kalau kamu bolos hanya buat senang senang mending jangan bolos, kecuali kalau kamu memang ada kegiatan produktif diluar jam kampus. Itu baru bagus, selain kamu bisa dapat penghasilan kamu juga bisa buat bangga bapak sama ibu" Kata Dimas menasihati sang adik ipar. 

Irwan menerima masukan dan nasihat dari Dimas. Singkat cerita pada keesokan harinya, Indah dan bu Aini pergi kepasar untuk membeli bahan masakan untuk hari ini. Saat Indah dan bu Aini tengah memilih sayuran, tiba tiba mereka ditegur sapa oleh salah seorang teman ibunya sebut saja nama teman bu Aini itu bu nurul. 

"Loh bu aini?" Sapa bu nurul yang membuat bu Aini dan Indah sedikit terkejut. 

"Loh, bu nurul. Belanja juga?" Jawab bu Aini menyambut sapaan bu nurul. 

Mereka terlibat obrolan yang terlihat begitu seru dimata Indah, namun Indah hanya sebatas pendengar saja disamping ibunya. Hingga pada akhirnya tiba saat mereka membahas tentang anak, entah bagaimana tadinya obrolan itu tiba tiba saja bu nurul menyampaikan pada bu Aini untuk membelilan jamu Indah dan suaminya. 

"Dulu anak saya waktu susah buat hamil, pas saya coba carikan jamu itu. Qodarullah, alhamdulillah selang tiga bulannya anak saya dinyatakan positif"  Kata bu nurul dengan seriusnya. 

"Iya kah, bisa tu nanti anak saya coba" Kata bu Aini menanggapi. 

"Jamu? Jamu apa bu?" Tanya Indah juga merasa penasaran. 

"Nama jamunya unik nak, dan yang buat itu ibu ibu berusia senja. Biasanya beliau jualan di pojok pasar ini, coba aja nanti sekalian di cari. Saya sebenarnya juga mau mengantarkan kalian buat cari mbah mbah itu, tapi saya sedikit buru buru ada keperluan. Cari aja nanti mbah mbah itu dan bilang mau beli jamu kenthulinu" Jawab bu nurul pada mereka. 

Indah mengeryitkan dahi merasa aneh dengan nama kamu tersebut, tapi ia juga penasaran tentang khasiatnya. Sementara bu Aini sedikit terkikik saat mendengar namanya. 

Usai mengobrol dan diberi tau tentang siapa yang harus meminum jamu itu, Indah semakin eksaited untuk mencarinya. Indah semangat untuk mencari nenek nenek penjual jamu tersebut. Namun sayang, beberapa kali mengitari pasar bahkan setiap sudut sudah ia cari, nenek nenek penjual jamu itu tidak mereka temukan. 

"Sudah lah nak, mungkin nenek itu sudah pulang. Kata bu nurul tadi jamu nenek itu terkenal sangat enak dan mujarab, mungkin jamunya sudah habis dan nenek itu sudah pulang. Lebih baik kita juga pulang saja, kita harus buat sarapan untuk suamimu dan bapak. Kasihan mereka pasti menunggu terlalu lama" Kata bu Aini pada Indah. 

"Iya bu, besok aja kali ya, kita cari lagi" Kata Indah setuju. Akhirnya Indah dan bu Aini pulang. 

1
TheNihilist
Bukan hanya cerita yang membuatku senang, tapi juga cara penulisan yang luar biasa! 🤩
Kurnia Sari: terimakasih 🙏
total 1 replies
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Kereeeen!
Beerus
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!