Di tengah-tengah kemelut perang, seorang gadis muda yang berbakat, Elena, tergabung dalam unit pasukan khusus. Dalam sebuah misi yang kritis, kesalahan bermanuver mengakibatkan kematian tragis.
Namun, alih-alih menemukan ketenangan di alam baka, jiwanya terbangun kembali dalam tubuh gadis polos bernama Lily, seorang siswi SMA yang kerap menjadi sasaran bully dari teman-temannya.
Dengan kecerdasan militer yang dimilikinya, Elena mencoba untuk memahami dan mengendalikan tubuh barunya. Namun, perbedaan antara kehidupan seorang prajurit dan remaja biasa menjadi penghalang yang sulit dia atasi.
Sementara Elena berusaha menyelaraskan identitasnya yang baru dengan lingkungan barunya, dia juga harus menghadapi konsekuensi dari masa lalunya yang kelam. Di sekolah, Lily mulai menunjukkan perubahan yang mengejutkan, dari menjadi korban bully menjadi sosok yang tegas dan berani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menuju Markas Mafia Night Thunder
Mereka langsung bersiaga, sepertinya rumah itu memang tidak sesederhana yang terlihat dari luar. Ada beberapa kekuatan tersembunyi yang masih belum menampakkan diri, bahkan baru saja mereka memasuki tempat itu, sebuah serangan besar-besaran tiba-tiba meluncur, hingga membuat anggota mafia langsung kewalahan.
Dor...
Dor...
Dor...
Terdengar suara tembakan membuat kelompok mafia itu langsung keluar, mereka bergegas untuk mencari tempat persembunyian, namun anggota yang disebar oleh Damian bukanlah hanya satu atau dua orang, melainkan 500, sehingga dengan jumlah itu, pasukan lawan bisa dipukul mundur dengan sangat cepat.
Namun, apakah Damian akan melepaskan mereka begitu saja? Tentu tidak, mereka telah menargetkan calon istrinya dan sebagai calon suami yang baik, tentu saja Damian harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan itu hingga ke akarnya.
Bruk...
Tubuh anggota mafia itu akhirnya tersungkur di atas tanah dalam posisi saling menindih satu sama lain, salah seorang di antara anggota mafia sky eye segera mendekat, seringaian kejam segera muncul dari wajahnya.
"Tuan muda, ternyata mereka anggota kelompok mafia night thunder!" ucap bawahannya dengan suara yang sedikit lebih lantang, membuat Damian berjalan keluar untuk melihat satu persatu wajah orang yang berusaha untuk mencelakai calon istrinya.
"Sangat di sayangkan!" ucap Damian dengan sorot mata kejamnya.
Anggota mafia night thunder akhirnya menyadari, jika lawan mereka adalah Damian Aditya, andai saja kelompoknya mengetahui hal itu sebelum melakukan penyerangan, mungkin mereka tidak akan melakukan kebodohan dengan menyia-nyiakan hidupnya dan masuk ke sarang serigala.
Siapa yang tidak mengenal Damian? Pria itu tidak hanya kejam, namun juga licik. Dia bahkan telah berhasil menghancurkan beberapa kelompok mafia lain, yang dirasa jauh lebih besar daripada kelompoknya.
"Tu-tuan Damian?" wajah orang-orang itu langsung pucat, tubuh mereka bergetar. Bagaimana mungkin mereka dijadikan umpan untuk menarik seekor penguasa hutan muncul? Padahal selama ini bahkan pemimpin mereka berusaha untuk tidak bersinggungan dengan kelompok mafia sky eye, mengingat tempramen Damian yang tidak bisa di tebak.
"Apakah sangat senang menyelinap diam-diam ke tempat ini?" tanya Damian, orang-orang itu langsung menggelengkan kepalanya.
"Tuan Damian, tolong maafkan kami, semua ini adalah perintah pemimpin yang telah berjanji untuk membantu keluarga Antonio untuk mendapatkan keadilan,"
Sosok Damian terlihat begitu mendominasi, bahkan siapapun pasti akan menunduk di bawah kakinya, namun orang-orang ini telah berani mencari masalah dengannya, maka Damian berjanji bahwa orang itu akan mendapatkan kesulitan di masa depan.
"Bawa mereka ke markas dan hukum sesuai peraturan!" ucap Damian, tak lama terlihat satu buah truk besar yang biasanya dipakai untuk mengangkut binatang liar yang akan di jual ke pasar, berhenti di tempat itu.
Mata anggota mafia night thunder diliputi ketakutan, namun saat ini tubuh mereka didorong dan langsung dimasukkan ke dalam truk besar tersebut, hingga berjejal-jejal tanpa memperdulikan jumlah muatan.
"Ciiih! Berani memiliki niat buruk terhadap calon nyonya besar kami? Kalian berada dalam bahaya besar!" ucap salah seorang anggota mafia sky eye.
Setelah muatan sepenuhnya masuk ke dalam truk, akhirnya kendaraan itu segera melaju meninggalkan Damian bersama orang-orangnya. Tak lama kemudian, mobil yang dikendarai Bastian juga sampai, Lily turun, masih dengan wajah kesal.
"Di mana mereka?" tanya gadis itu.
Damian segera merentangkan tangan, Lily berjalan sambil cemberut, kemudian masuk ke dalam pelukan Damian. "Mereka ada di markas, kau ingin melihatnya?"
Lily mendelikan mata, "Siapa mereka sebenarnya?"
"Anggota kelompok mafia night Thunder, mereka dikirim atas perintah dari ketuanya. Ini juga merupakan permintaan bantuan dari Antonio," jawab Damian menjelaskan.
"Hmm..." Lily melirik ke arah Bastian.
"Kau membawa laptop?" tanya Lily, Bastian menganggukkan kepala.
Semenjak Damian mengetahui bahwa Lily pandai meretas, setiap mobil yang dikendarai olehnya maupun Bastian diwajibkan menyimpan satu laptop. Jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat, gadis itu tidak perlu bersusah payah untuk kembali ke rumah dan mengambil laptop miliknya.
"Ayo.." ajak Damian, Lily hanya menganggukkan kepala. Keduanya segera masuk ke dalam mobil yang dikendarai oleh Bastian.
"Tuan muda...!" panggil Bastian, Damian melirik ke arah Lily.
"Tunjukkan jalan menuju ke markas mafia night Thunder," ucap Lily, Damian mengerutkan dahi, namun tak lama kemudian dia mengganggukan kepala.
Bastian segera menghidupkan mesin, kemudian menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh, sementara Damian berada di kursi belakang, dia segera mengambil ponsel miliknya, untuk memberikan perintah kepada anak buahnya agar segera menyusul.
Sedangkan Lily sudah meluncur dengan laptop di tangannya, gadis itu mulai mengotak-atik sesuatu yang membuat Damian kadang-kadang merasa pusing, akibat banyaknya kode yang dimasukkan olehnya.
Ctak...
"Selesai!" ucap gadis itu sambil menggeliatkan badannya. Damian melirik dengan tatapan aneh, membuat Lily langsung memalingkan wajahnya. Dia baru saja menyadari jika tubuhnya terlalu dekat dengan Damian, sehingga menyentuh sesuatu yang tidak seharusnya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Damian, Lily kembali melirik.
"Hanya peregangan otot," ucap gadis itu, Bastian hampir saja menyemburkan tawa mendengar ucapan Lily, dia yakin jika saat ini bahkan Damian merasa sangat kesal. Dia bertanya tentang apa yang dilakukan oleh Lily dengan laptopnya, namun dengan santai gadis itu mengatakan peregangan otot.
Benar-benar menakjubkan!
"Nona muda, kita akan segera sampai di markas mafia night thunder dalam waktu 15 menit," ucap Bastian, Lily segera menganggukan kepala.
"Apakah kita membawa bawahan?" tanya gadis itu sambil menatap ke arah Damian.
Damian hanya menganggukan kepala, "Apa yang ingin kau lakukan?"
Lily menarik sudut bibirnya ke atas, "Merampok!"
Terkejut!
"Apaaa?" Bastian dan Damian serempak berteriak, namun Lily segera menutup kedua telinganya menggunakan telapak tangan.
"Apakah menurutmu calon suamimu ini masih kurang kaya, sehingga kau harus merampok?" tanya Damian, wajahnya terlihat menghitam.
Namun Lily segera tertawa dan menunjukkan sesuatu yang ada di dalam laptopnya, "Aku berhasil meretas sesuatu, ternyata beberapa hari yang lalu mereka telah berhasil menggagalkan pengiriman senjata api yang dilakukan oleh kelompok mafia lain, kemudian menyimpan semua senjata itu di markasnya, jumlah senjata apinya cukup banyak."
Mata Damian langsung berbinar, "Ayo kita rampok!"
"Umm... Cepat! Tanganku sudah gatal!" jawab Lily.
Bastian hanya bisa menggelengkan kepalanya, pasangan itu benar-benar gila, jika orang lain akan frustasi memikirkan keuangan, namun mereka malah terlihat sangat bersemangat untuk merampok senjata milik orang lain.