Novan dan Diana menjalin hubungan sekitar empat tahun lama nya sejak mereka sekolah SMA, sudah banyak yang Novan berikan pada gadis cantik berdarah minang itu.
namun suatu hari Novan melihat Diana malah bersama pria lain yang menggunakan mobil mewah, sejak saat itu juga hubungan mereka renggang, tak lama Diana sakit dan selalu menjerit jerit karena gigi yah semula bagus itu mengeluarkan banyak nanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Cap tangan
Malam bergemuruh dan petir terus menyambar nyambar sehingga tidak ada satu warga pun yang berani keluar dari rumah karena mereka tau malam ini pasti akan turun hujan lebat, mana listrik juga padam sehingga mereka hanya bisa menggunakan lampu petromak sama sebagai penerangan agar rumah tidak gelap gulita yang sangat membuat takut.
Sebenar nya di dalam rumah mereka melakukan apa saja, ada yang sedang bergurau bersama dengan keluarga nya. ada yang sedang sholat dan yang paling parah, ada yang sedang kesakitan karena akibat teluh racun gigi yang begitu dahsyat menghantam diri nya akibat perbuatan kotor nya yang tidak setia kepada pasangan.
Yang membuat teluh sekarang berdiam diri dalam rumah sembari sholat taubat karena merasa nasihat Arya memang benar ada nya, bila dia tidak sholat maka allah akan menjauh pada diri nya, dan yang pasti dia sudah tersesat di jalan setan sehingga mencari santet untuk membunuh Diana yang sangat ia cintai sebelum nya.
Ada malu juga karena Arya yang iblis pun masih ingat akan sholat, lalu bagai mana dengan diri nya yang murni adalah manusia. namun malah salah jalan sehingga mencati jalan setan untuk balas dendam, walau pun semua sudah terjadi namun setidak nya dia bisa kembali kehalan allah agar tidak kian tersesat.
Jdaaaar.
"Allahu akbar!" Novan kaget mendengar suara petir.
"Malah petir segala, buat orang takut saja!" terdengar suara Norma merutuk.
"Sini tidur luar saja sama Ibu, Nor!" ajak Bu Romlah yang rebahan di depan televisi mati karena listrik padam.
"Iya, Bu!" sahut Norma, merasa lebih baik di depan saja sama Ibu nya.
Novan cuek saja dan kembali berzikir untuk mendekatkan diri pada allah, berharap bulan ini akan segera berlalu sehingga Diana cepat mati saja sebelum Purnama tau akan segala nya. Novan takut bila lama lama sepupu nya akan tau, bagai mana pun rapat nya kita menyimpan bangkai maka akan tetap bau juga.
Plaaak, plaaaak.
Terdengar suara langkah mendekati Novan dan masuk kedalam kamar, semula Novan mengira bahwa itu adalah Norma yang ingin mengintip diri nya sebelum keruangan depan untuk bersama sang Ibu, namun kenapa bau nya sangat anyir bercampur dengan bau bangkai yang sangat menyengat hidung nya Novan.
"Apa ini, Ya allah?" batin Novan mulai cemas sekarang.
Terasa pula pundak nya di sentuh oleh orang yang ada di belakang nya, terasa sangat nyata sentuhan itu. namun cuma sebentar saja dan kemudian dia menghilang bersama dengan bau nya, di yakini seratus persen oleh Novan bahwa itu tadi bukan lah adik nya.
"Mas mu mana kok ndak keluar kamar?" tanya Bu Romlah.
"Sholat tadi, alhamdulilah anak kita mulai rajin ibadah." Pak Hasan sangat bangga.
"Nama nya manusia tuh pasti punya pikiran terbuka lah, masa iya mau sesat terus." jawab Bu Romlah.
"Itu karena dia sudah tidak pacaran dengan Diana lagi, memang gadis itu membawa pengaruh buruk kok!" sambar Norma cepat.
"Tidak baik bicara begitu, bukan salah siapa pun bila Mas mu tidak mau sholat sebelum nya." nasihat Pak Hasan.
"Ayah lah sendiri sekarang, sejak putus sama Diana kan memang Mas Novan jadi lebih baik." kekeh Norma.
"Memang nya mereka putus benaran ya?" tanya Bu Romlah belum yakin.
Norma mengangguk karena dia memang sudah bertanya langsung pada Novan untuk memastikan apa benar mereka sudah pisah, atau cuma bertengkar saja lalu esok nya akan baikan lagi, Novan menjawab yakin bahwa dia memang sudah tidak bersama dengan Diana lagi dan tidak punya hubungan apa pun.
"Dia sudah sadar, alhamdulilah kan kalau Novan tidak gila lagi." Pak Hasan tersenyum senang.
"Kurasa Diana pakai pelet maka nya Mas jadi tergila gila!" tebak Norma.
"Kau ini suka sekali bila sudah mengatai orang!" Bu Romlah memukul kepala putri nya dengan guling.
"Nomor satu dia kalau di suruh ghibah!" Novan menyahut dan duduk dengan mereka.
Sontak mereka bertiga pun jadi kaget karena Novan tiba tiba saja muncul, pasti sudah dengar semua nya sejak tadi apa yang mereka bicarakan. namun ya sudah lah karena yang mereka katakan juga fakta, bahwa Novan memang sangat tergila gila pada Diana sehingga rela melakukan apa saja.
"Ayah besok mau bersihin ladang sawit biar buah nya banyak, sekalian juga mau ngasih pupuk." Pak Hasan membuka percakapan.
"Boleh lah itu, kebetulan sawit lagi mahal." angguk Novan.
"Baju mu kena apa sih, Mas?" mata Norma yang awas pun melihat bercak di pundak Novan.
"Kenapa?" Novan balik bertanya.
"Kok kayak darah gini sih, kamu kena cat paling." ucap Bu Romlah.
Novan kaget karena bagian situ bekas yang di pegang oleh tangan tadi, dia pun masuk kamar lagi untuk melihat apa bercak nya sangat ketar. Walau tidak ada lampu listrik. Novan menahan nafas saat melihat baju koko nya yang ada cap telapak tangan merah darah.
"Ini darah, yang memegang ku tadi tangan nya berdarah." batin Novan.
Tidak ingin bila keluarga nya curiga dan pasti Norma jug aakan banyak tanya bila melihat lebih jelas. maka Novan pun berganti baju, dengan begini semua nya lebih aman karena baju yang ada cap merah tidak akan ia pakai lagi.
"Kenapa apa itu?" Pak Hasan melongok keluar dari jendela.
"Kok ramai sekali, buka pintu kita!" Bu Romlah juga kaget.
"Pada bawa obor semua, apa lagi pawai obor?" tanya Norma.
"Keluar sana, Pak!" suruh Bu Romlah agar suami nya bertanya pada orang orang yang sedang ramai.
Pak Hasan menghadang mereka karena dia penasaran sekali, para warga ada yang menabuh gendang dan juga cangkul buruk, mereka percaya sejak dulu bahwa bila anak yang di culik oleh genderuwo maka akan kelihatan bila di tabuh gendang serta cangkul yang sudah tua ini. tidak ketinggalan juga nampan yang untuk menampi beras, mereka semua membawa obor.
"Ada apa ini, Nak Joni." tanya Pak Hasan pada Pak RT.
"Diana hilang, Pak! maka nya kami mencari nya begini." jawab Pak RT muda.
"Lah kenapa Diana hilang kok di cari pakai tabuhan begini?" heran Pak Hasan.
"Dia sebelum hilang sempat mengamuk." jawab salah satu warga.
Pak Hasan bingung juga dengan penjelasan mereka yang menurut nya aneh sekali, mana ada orang dewasa hilang malah di cari dengan membawa alat alat tidak masuk akal ini dan ynag hilang juga adalah orang dewasa, jadi tidak mungkin kalau ketemu bila di cari dengan barang seperti itu tentu nya.
ws mau sakaratul gk sadar²..
melu gemes akk kalau ketemu org macam gitu didunia nyata.
trkdg mlh play victim . hadeh