NovelToon NovelToon
CINTA ZARA

CINTA ZARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda
Popularitas:676.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: farala

Sequel " SEMERBAK WANGI AZALEA"


Zara Aisyah Damazal masih menempuh pendidikan kedokteran ketika dia harus mengakhiri masa lajangnya. Pernikahan karena sebuah janji membuatnya tidak bisa menolak, namun dia tidak tau jika pria yang sudah menjadi suaminya ternyata memiliki wanita lain yang sangat dia cintai.
" Sesuatu yang di takdirkan untukmu tidak akan pernah menjadi milik orang lain, tapi lepaskan jika sesuatu itu sudah membuatmu menderita dan kau tak sanggup lagi untuk bertahan."
Akankah Zara mempertahankan takdirnya yang dia yakini akan membawanya ke surga ataukah melepas surga yang sebenarnya sangat di cintainya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 28 : Perang hati di mulai

Zara terlihat tidak siap dengan apa yang akan di lakukan Ezar padanya. Tapi Zara tidak bisa menolak, sebagai seorang istri yang sah di mata hukum dan agama, ini memang kewajibannya.

" Mas.." Zara menatap Ezar.

" Kenapa? Kau sudah tidak sabar?" Godanya.

" Bukan begitu, hanya saja..." Ucapan Zara menggantung di udara. Dari raut wajahnya, ia terlihat khawatir.

Ezar mengusap pipi Zara lembut." Katakan saja."

" Apa kamu pernah mencintaiku?" Tanya Zara tak mengalihkan netranya dari Ezar.

Deg..

" Kenapa kau bertanya begitu?"

" Aku hanya ingin tau bagaimana sebenarnya perasaan mas padaku."

" Apa itu penting?"

Zara mengangguk. " Kita sudah menikah, dan pernikahan ini di mulai dengan sebuah perjanjian yang sampai sekarang masih selalu menjadi penghalang untukku bisa sedikit lebih dekat dengan mu. Walau sebenarnya aku sangat ingin melakukannya, tapi kembali lagi aku takut kecewa."

Ezar mencium kening Zara. " Maafkan aku, dan mulai sekarang, lupakan tentang perjanjian itu. Aku akan berusaha semampuku untuk membuat mu bahagia.

Zara masih terlihat ragu. Sebagai wanita yang belum pernah jatuh cinta sebelumnya, Zara ingin sekali mendengar ungkapan rasa cinta dari pasangannya. Mungkin bukan hanya Zara, tapi hampir seluruh wanita menginginkan sekali saja dalam hidup mereka mendapatkan ungkapan perasaan cinta itu. Karenanya, Zara seperti tidak puas dengan Ezar yang selalu menghindari pertanyaannya. Tapi untuk mendapatkan jawaban cinta, Zara masih berusaha untuk mengajukan pertanyaan yang sama. "Jadi, apa mas mencintaiku?" Tanya Zara penuh harap.

Ezar tetap tidak menjawab. Dia hanya menatap wajah Zara dengan tatapan sayu.

" Walau aku tidak menjawab pertanyaan mu, apa kamu tetap akan melanjutkan apa yang sedang kita lakukan saat ini?"

Zara mengangguk pelan.

" Kenapa kau mau memberikannya padaku padahal aku tidak menjawab pertanyaan mu?"

" Karena mas suamiku. Walau mas tidak mencintaiku, aku tetap berkewajiban melayani mas, lahir dan batin. Jadi kalau mas menginginkan nya, aku tidak keberatan." Ucap Zara tersenyum, menarik kedua sudut bibirnya penuh ketulusan.

Ezar terenyuh. Kenapa gadis yang sedang berada di bawahnya itu sangat bijaksana? Lalu dia, apa yang dia lakukan? hanya menjawab cinta atau tidak saja begitu sulit ia katakan. Mungkinkah Ezar masih mencintai Ghina dan tidak bisa mengatakan nya langsung di depan Zara? Ataukah Ezar memang sudah mencintai Zara tapi tidak berani mengungkapkannya?

Zara membuka kancing piyama nya satu persatu, tanpa di suruh ataupun di paksa, dia melakukannya dengan sukarela.

Ezar tidak menghentikan tindakan Zara, tidak juga membantu istrinya. Dia hanya mematung menatap wajah cantik nan menenangkan itu.

" Kau yakin?" Tanyanya dengan suara yang begitu pelan.

" Kenapa? Mas tidak mau?"

" Mau, mas bahkan sangat menginginkannya, tapi, mungkin hari belum waktunya." Ujarnya kemudian membantu Zara mengancingkan kembali piyama nya.

Perasaan Ezar campur aduk, tangannya sampai gemetar saat membantu Zara merapikan kembali pakaiannya, karena sedikit banyak ia sudah bisa mengintip beberapa bagian tubuh Zara yang sangat menggairahkan.

" Aku harus membereskan sesuatu terlebih dahulu. Jadi untuk malam ini, kita pending keinginanmu memiliki anak. Tapi ini hanya sementara. Mungkin aku akan menyerang mu entah itu besok atau lusa, jadi persiapkan saja mentalmu."

Zara tersenyum simpul dengan kalimat frontal Ezar. Jujur, kalimat itu terasa lucu baginya. Apalagi ketika melihat wajah Ezar yang dingin dan jarang bicara, dia tidak percaya kalau ternyata Ezar punya sisi yang menggemaskan juga.

" Kenapa kamu tersenyum?"

Zara menggeleng, " Tidak ada, hanya saja aku merasa malam ini Allah menolongku dari serigala kelaparan.. hehehehe" Zara terkekeh dan puas melihat ekspresi Ezar yang mulai kalut.

" Ooo...jadi kamu menyamakan suami tampanmu ini dengan serigala? Baiklah, aku terima, jadi tunggu saja bagaimana serigala kelaparan ini akan menghabisi mangsanya." Ujarnya lalu menciumi wajah Zara dengan brutal, Zara sampai mengangkat tangannya meminta ampun ketika Ezar menggelitik pinggangnya.

" Sudah mas, aku tidak tahan, geli.." Katanya sembari mengusap sudut matanya yang berair akibat tertawa.

" Baru juga begitu sudah minta ampun." Ledek Ezar.

" Serius mas, ini geli sekali, mau mau coba? Sini pinggangnya."

Bukannya mendengar permintaan Zara, Ezar justru menarik Zara masuk ke dalam pelukannya.

" Ini malam terakhir mu tidur di sini. Mulai besok, semua barang yang ada di kamar ini beserta dirimu, akan pindah ke kamarku. Kita akan tidur di sana. Dan membuat anak anak yang banyak."

Hati Zara menghangat. Tidak ada ucapan cinta yang dia ingin dengarkan dari Ezar, tapi apa yang baru saja di katakan olehnya itu mampu membuat Zara luluh dan terlihat sangat bahagia. Hanya mengajak tidur bersama di kamar yang sama di tambah sikap manis Ezar menjadikan Zara lupa jika suaminya itu punya wanita lain yang akan menjadi batu sandungan perjalanan rumah tangganya ke depan.

*

*

Fajar menyingsing, dan sepanjang malam, Ezar tidak melepas Zara, mereka tidur berpelukan, dan alhasil, tidur mereka sangat lah nyenyak.

Seperti biasa, Zara sudah membuat sarapan namun tidak bisa duduk makan bersama dengan Ezar, setelah mengalami kecelakaan kemarin, tidak ada kesempatan baginya untuk beristirahat. Ezar sudah melarangnya ke rumah sakit, tapi tetap saja Zara tidak mengindahkan larangan Ezar. Bukan tidak patuh, hanya saja, dia merasa baik baik saja, walau tubuhnya masih sedikit sakit dan luka di keningnya yang tertutup perban, tetap saja tidak menyurutkan semangat Zara. Apalagi hari ini adalah stase nya di departemen baru. Tentu Zara sangat antusias karena ini adalah stase kesukaannya, pediatric.

Ezar menghela nafas panjang ketika melihat hidangan lengkap di atas meja tapi yang membuat semua hidangan itu tidak terlihat lagi batang hidungnya.

Namun seulas senyum terukir di bibirnya ketika dia melihat sebuah catatan kecil yang di simpan di bawah gelas. Catatan itu dari Zara untuk Ezar.

" Assalamualaikum mas, maaf karena hari ini tidak bisa sarapan bersama denganmu, nanti kita makan bersama sepulang dari rumah sakit, bagaimana? Oiya, mas jangan khawatir, aku baik baik saja. Berkat dokter bedah yang merawat ku semalam, lukaku seketika sembuh. Hehehehe..Sampai berjumpa di rumah sakit ya mas. Dan jangan lupa habiskan sarapannya."

" Dia menggemaskan sekali." Gumam Ezar lalu memasukkan kertas kecil itu ke dalam saku kemejanya.

Zara tiba di rumah sakit lebih awal, dan kebahagiaan kembali menyelimutinya kala sahabat dekatnya juga berada satu stase dengannya.

" Aku deg degan Ra." Kata Syifa ketika mereka berkumpul di depan sebuah ruangan.

" Sama." Ujar Zara tersenyum.

" Kamu pasti bohong, buktinya kamu masih bisa tersenyum manis seperti itu sedangkan aku, jantungku seperti mau keluar saja dari tempatnya. Kamu tau kan kalau dokter anak itu galak galak." Lanjut Syifa sembari menghela napas panjang.

" Dokter Syamil tidak."

" Kecuali beliau, tapi yang aku dengar kalau dokter baru di departemen anak lumayan jutek."

" Siapa yang kamu maksud?" Tanya Zara mengernyit.

" Dia." Singkat, padat , dan sesuai kenyataan.

Zara menatap ke depan, di sana berdiri dokter Ghina yang sedang melipat kedua tangannya memandang rendah pada semua koas yang berjumlah puluhan itu.

" Aku dokter Ghina Oktavia, konsulen yang akan membimbing kalian selama empat minggu ke depan." Ujarnya memulai dengan raut wajah sombong nya.

Ghina mengedarkan pandangannya, dan netranya bertabrakan dengan netra Zara, mereka saling tatap.

Hingga Ghina menunjuk Zara, memberikan sebuah pertanyaan. Dia ingin menguji sampai di mana kemampuan otak gadis yang menjadi idola beberapa rekannya itu.

" Kamu yang paling di belakang. Siapa namamu?"

" Saya dok?" Syifa mengangkat tangannya karena dia memang berdiri di belakang bersama Zara.

" Bukan, sebelahmu."

" Zara dok." Ucap Zara. Entah kenapa dia tidak merasa ketakutan ataupun rasa segan saat melihat Ghina, berbeda dengan konsulen konsulen lain, Zara selalu menaruh hormat dan tidak pernah mau menatap mereka dalam waktu yang lama.

" Zara, ya kamu. Aku punya pertanyaan untukmu."

Zara menatap Ghina. Apakah ini semacam dendam pribadi? kenapa harus dia di antara puluhan temannya yang lain?

" Sebutkan trias penyakit morbili."

" Coryza, cough, conjungtivitis."

Ghina terdiam sesaat lalu mengulas senyum, bukan senyum tulus tetapi semacam ejekan dan tidak terima dengan jawaban Zara yang memang benar.

Ghina masih ingin mengajukan pertanyaan, tapi mengingat jika saat ini dalam proses pembelajaran dan banyak mahasiswa yang butuh ilmu darinya, akhirnya Ghina berhenti demi menjaga imagenya agar tidak terlihat jika sebenarnya ia sangat membenci Zara.

" Bagus, yang lain harus banyak belajar, karena selama berada di state pediatric dan di bawa bimbingan saya langsung, kalian akan selalu mendapat kuis di mana pun dan kapan pun kalian bertemu denganku."

" Baik dok."

...****************...

1
rina Rismayanti
Luar biasa
rina Rismayanti
Lumayan
Dewi Suntana
pst it ayah nya ghina .. .yg penyakit nya sama dgn nya
muhammad ihsan
double up dong thor udah aku kasih kopi utk bergadang
Yulia Irawan
Hem...
Minarni
ayah nya dr ghina
Aras Diana
lanjut thor upnya
aisyhana lupsh
Jdi keinget masa kecilku Thor melow..singkong rebus smbel trasi dpan teras ma Akong ujan rintik2 3hari gk brhnti...kngen suasana desa/Sob/
Aghitsna Agis
atau jgn2 ghina hanya anak angkat sehingga bapaknya cuek
Joko Medan
gk payah lgi zara mncri2 ayh ny gina. ud di depan mta.
Joko Medan
kira2 ayh ny gina sembuh gk y.

dasar, ezar si mesum😂
🍁 ¢ᖱ'D⃤ ̐Nuyy ☕🏠ર⃠❣️
Ternyata bapaknya Ghina, akhirnya semua semua mendekati orang yang di kenal,bukan keluarga tapi semua kenal di masa lalu ...semoga bapaknya Ghina sadar dan mau bertaubat...jadi lebih baik lagi.
nbn
Apakah ayah nya tau klau ank nya udh meninggal atau ayah nya mlah cuek dan masa bodoh ....tp ,gk mngkin dech mn ad ayah yg cuek yg ad mlah nyesel kok gue sdih ya .....dlu sblm meninggal emng jhat dan dmpak pda zara tp skrg mlah ghina yg meninggal .....😭😭😭😭😭
holipah
bp nya gina
Lina Siti
ayo dong up lagii...
Ahsin
terlalu mudah memaafkan pembunuh.... dunia novel kalau didunia nyata bs mampus tu ghina
Lilik Juhariah
karyamu selalu bikin meleleh thor
3 dhi: makasih kakak🥰🥰
total 1 replies
Yani
Makin setu
Yani
Di luar prediksi Ezar ternya Zara lebih mengerti
Yani
Ya Alloh yang sabar ya Ezar dan Zara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!