Si bos membuat aturan tidak boleh berpacaran ditempat kerja.
Tapi bagaimana jika bos itu sendiri yang melanggar aturan tersebut?
Bahkan si bos itu sendiri jatuh cinta pada sang sekretaris cantik yang baru saja direkrut. Akhirnya si bos pun memutuskan untuk pacaran secara sembunyi-sembunyi ditempat kerja.
Penasaran? ikuti yuk, dan baca ceritanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
Pulang kerja Alvaro kembali mengikuti Abbey, tentu saja tanpa sepengetahuan siapapun di perusahaan ini. Alvaro belum siap mempublikasikan hubungan mereka sebelum ada kejelasan.
Dan juga, Alvaro tentu saja malu karena sudah menjilat ludahnya sendiri. Meskipun mereka hanya bawahan, tetap saja Alvaro malu sendiri. Walaupun tidak ada yang berani mentertawakan nya, namun perasaan nya mengatakan jika dia tidak kompeten.
Mobil Alvaro menjadi pengawal dibelakang motor Abbey, Alvaro menjaga jarak agar tidak mencurigakan.
Tiba didepan rumah Abbey, ada dua buah mobil sedang terparkir. Satu mobil milik Patrio dan satu mobil milik Raksa.
"Ada apa ya?" tanya Abbey pada Alvaro. Alvaro yang baru saja memarkirkan mobilnya pun langsung keluar.
"Gak tau juga, mungkin papamu ingin membujuk mu agar aku kembali bekerjasama dengan perusahaan nya yang hampir bangkrut itu," jawab Alvaro.
"Jangan! Jangan dibantu, biarkan dia berusaha sendiri. Aku dan Mama sudah cukup menderita karena ditelantarkan olehnya. Sekarang saat dia susah baru datang memohon."
"Aku tahu, aku juga tidak ingin bekerjasama dengan perusahaannya. Setiap tahun selalu mendapat kerugian. Bagaimana mau berkembang?"
Abbey dan Alvaro masuk, diruang tamu terdengar perdebatan kecil karena Patrio tidak terima dan merasa tertipu oleh Sunita.
"Maaf mas, aku pikir mas tidak gila harta. Makanya aku rahasiakan identitas ku yang sebenarnya. Lagipula hubungan kita tidak direstui oleh keluargaku. Aku saja yang buta, aku dibutakan oleh cinta," ucap Sunita.
Ya, Patrio sudah tahu jika Sunita adalah keturunan keluarga kaya. Tadi Patrio sempat memukul Raksa karena sudah memeluk Sunita.
Flashback...
Buugh ... Satu pukulan mendarat di wajah Raksa, hingga hidungnya berdarah. Raksa hendak membalas, tapi segera dicegah oleh Sunita.
Ia tidak ingin ada kekacauan disini, maka dari itu Sunita segera menutup warungnya dan mengajak keduanya berbicara secara baik-baik.
"Siapa dia, Nita? berarti selama ini kamu selingkuh dibelakang ku. Jadi benar jika Abbey itu bukan anakku?" Patrio dengan nada lantang bertanya.
"Jaga ucapan mu mas, jangan memutar balikkan fakta! Mana mungkin aku punya hubungan dengan saudaraku sendiri!"
Deg ...
"Di-dia ...?"
"Ya, kakak kandungku, apa kamu tidak lihat wajah kami begitu mirip?"
"Maafkan aku Nita, aku keliru. Aku tidak terima kamu dekat dengan pria lain."
Sunita tersenyum sinis, "kamu egois mas, kamu melarang ku dekat dengan pria lain, sementara dirimu malah bermain dengan wanita lain. Kau janda kan aku karena janda, bahkan kamu meragukan Abbey adalah anakmu. Darah daging mu...!" Sunita meninggikan suaranya.
Flashback end...
"Adikku menyembunyikan identitasnya karena tidak ingin kamu minder. Dan dia lebih memilih kamu walaupun harus rela diusir dari keluarganya," kata Raksa.
Abbey dan Alvaro mendengar percakapan mereka. Tapi keduanya tidak ingin ikut campur. Mereka menghentikan perdebatan nya saat mendengar salam dari luar. Keduanya pun masuk karena pintu memang tidak tertutup.
Raksa memperhatikan Alvaro dengan seksama. Kemudian ia tersenyum, lalu mendekati Alvaro.
"Om," Alvaro langsung menyalami dan mencium tangan Raksa.
"Paman kenal dia?" tanya Abbey.
"Hmmm. Dia rekan bisnis Paman," jawab Raksa.
Patrio seperti tidak dianggap saat ini, ia hanya duduk diam memperhatikan interaksi mereka. Kemudian Patrio pergi tanpa berpamitan.
Mereka tidak peduli dengan kepergian Patrio. Karena kedatangan nya pun tidak diinginkan.
"Jadi Abbey bekerja di perusahaanmu?" tanya Raksa.
"Iya Om, ternyata dia keponakan Om, aku juga baru tahu," jawab Alvaro.
Ya Alvaro baru tahu setelah mendengar percakapan mereka tadi. Tanpa perlu bertanya, Alvaro bisa mengambil kesimpulan sendiri.
Alvaro semakin yakin ingin mendapatkan cintanya Abbey, apalagi hubungan antara Alvaro dengan Raksa sangat baik. Raksa sangat menyukai sikap tegas Alvaro saat berhadapan dengan klien.
Tadinya Raksa ingin menjodohkan putrinya dengan Alvaro, tapi Alvaro menolaknya secara halus. Apalagi putrinya ternyata sudah punya kekasih.
"Paman punya anak perempuan, tapi lebih muda darimu," kata Raksa pada Abbey.
"Aku takut bertemu keluarga Paman, nanti mereka pasti akan menolak ku," ucap Abbey.
Sunita hanya diam, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena semua kesalahan berawal dari dirinya. Tapi dia tidak akan mundur kebelakang. Dan menyesali semuanya, hanya kedepannya semoga apa yang ia alami tidak terjadi kepada anaknya dimasa depan.
Sunita selalu berdoa, semoga Abbey mendapatkan laki-laki baik dan bertanggung jawab. Tidak banyak yang Sunita harapkan, hanya kebahagiaan putrinya.
Sudah cukup putrinya menderita selama ini, hidup dalam perundungan dari orang sekitarnya.
"Aku pamit pulang hari sudah terlalu sore," kata Alvaro.
"Ini ada sisa sedikit gado-gado untuk mamamu," ucap Sunita.
"Terima kasih Tante, aku pamit. Sayang aku pulang."
Abbey mengangguk, wajahnya bersemu merah saat Alvaro memanggil nya sayang. Raksa juga ikut pamit, karena tempat tinggalnya lumayan jauh.
"Mama jangan sedih, ada aku yang akan selalu menemani mama," ucap Abbey. Sunita tersenyum, lalu memeluk Abbey.
Ponsel Abbey berdering pertanda pesan masuk, Abbey melepaskan pelukannya dari sang mama. Kemudian mengambil ponselnya dari dalam tasnya.
'Nanti aku jemput, aku ingin mengajakmu jalan-jalan'
'oke'
Alvaro melongo membaca pesan tersebut, panjang lebar Alvaro mengetik. Namun balasannya hanya oke. Alvaro melanjutkan perjalanan untuk pulang ke mansion.
Tiba di mansion, Alvaro langsung menyerahkan gado-gado pemberian Sunita. Ardina tentu saja senang, sudah beberapa hari ia tidak membeli gado-gado. Awalnya hanya ingin mencoba, tapi rasanya enak lalu keterusan. Berbeda dengan gado-gado yang dijual ditempat lain.
"Kamu beli, sayang?" tanya Ardina.
"Tidak ma, aku diberi oleh calon mertua," jawab Alvaro, lalu berlari kecil menaiki tangga.
Satu jam kemudian, Alvaro kembali turun dengan pakaian rapi non formal. Dengan jaket kulit warna hitam dan celana jeans warna hitam pula.
"Aku pamit ma, mau ngajak Abbey jalan," pamit Alvaro, kemudian mencium tangan kedua orang tuanya.
Alvaro menyambar kunci motor miliknya. Alvaro jarang menggunakan motor, kali ini ia akan membawa Abbey jalan-jalan menggunakan motor.
Motor sport miliknya terparkir sempurna di garasi. Ada tiga buah motor, dan beberapa buah mobil di garasi tersebut. Rencananya ia akan menghadiahkan satu motor besar kepada Abbey.
"Aku datang sayang, kita akan jalan-jalan malam ini," gumam Alvaro
Kemudian menaiki motornya dan mengendarai nya perlahan. Saat sudah keluar dari gerbang, Alvaro mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.
Abbey sudah siap dengan gaun warna maroon. Saat ia keluar, ia jadi malu sendiri. Karena ia mengira Alvaro akan menggunakan mobil.
"Ehh, ternyata aku salah kostum. Aku ganti dulu ya." Abbey pun masuk kembali untuk mengganti pakaiannya. Alvaro tertawa kecil melihat tingkah lucu Abbey.
"Bikin gemes, ingin rasanya aku gigit bibirnya," gumam Alvaro.
Abbey sudah siap dengan pakaian santainya, yaitu celana jeans biru dan jaket jeans biru juga. Dalamnya kaos oblong putih. Alvaro seketika terpesona melihat penampilan Abbey seperti ABG.
MUSTIKA DASAR WANITA CULAS MURAHAN