"Pergi dari sini...aku tidak ingin melihat wajahmu di rumah ini!!! aku tidak sudi hidup bersama penipu sepertimu." Bentakan yang menggema hingga ke langit-langit kamar mampu membuat hati serta tubuh Thalia bergetar. sekuat tenaga gadis itu menahan air mata yang sudah tergenang di pelupuk mata.
Jika suami pada umumnya akan bahagia saat mendapati istrinya masih suci, berbeda dengan Rasya Putra Sanjaya, pria itu justru merasa tertipu. Ya, pernikahan mereka terjadi akibat kepergok tidur bersama dikamar hotel dan saat itu situasi dan kondisi seakan menggiring siapapun akan berpikir jika telah terjadi sesuatu pada Thalia hingga mau tak mau Rasya harus bersedia menikahi mantan kekasih dari abangnya tersebut, namun setelah beberapa bulan menikah dan mereka melakukan hubungan suami-istri saat itu Rasya mengetahui bahwa ternyata sang istri masih suci. Rasya yang paling benci dengan kebohongan tentu saja tidak terima, dan mengusir istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kangen.
Dinner romantis yang berakhir haru itu pun terus berlanjut hingga selesai. setelahnya, Rasya mengajak Thalia masuk, mengingat malam semakin larut angin malam pun terasa semakin dingin. Di ruang tengah teryata sudah ada asisten Fadi menunggu sejak setengah jam yang lalu.
"Selamat malam pak...maaf mengganggu waktu istirahat anda" asisten Fadi berdiri dari duduknya menyadari kehadiran Rasya dan Thalia.
"Malam."
"Kita bicara di ruang kerja saya!!." ujar Rasya pada asisten pribadinya itu.
"Sayang kamu tunggu di kamar, mas mau bicara sebentar dengan asisten Fadi!!!."
"Baik, mas." Thalia menurut, ia pun berlalu ke kamar.
"Apa kau mendapatkan informasi terbaru tentang ibu mertua saya????." tanya Rasya ketika mereka sudah berada di ruang kerjanya.
Asisten Fadi mengangguk. "Ternyata puluhan tahun silam ibu mertua bapak pernah terlibat kasus penculikan bayi di sebuah rumah sakit di kota ini."
"Penculikan bayi???." cicit Rasya dengan dahi berkerut, seakan tak percaya ibu angkat Thalia melakukan hal sekejam itu.
"Benar pak, tapi sampai sekarang kasus penculikan tersebut tidak menemukan titik terang, itulah sampai saat ini ibu mertua anda masih berlenggang bebas tanpa mendapat hukuman atas perbuatannya."
Rasya menegakkan posisi duduknya, dengan pandangan masih tertuju pada asisten pribadinya. "Apa kau juga mendapatkan informasi tentang bayi itu???." tanya Rasya
Asisten Fadi kembali mengangguk. "Menurut informasi dari sumber terpercaya, bayi itu adalah istri pak Rasya, ibu Thalia."
"Istri saya???." cicit Rasya.
"Benar, pak. dan satu lagi pak, informasi ini mungkin akan lebih mengejutkan bagi bapak."
"Ternyata orang tua kandung dari bayi yang diculik oleh ibu Ike tak lain adalah dokter Arfan."
Duar.
Tiada angin tiada hujan, namun Rasya merasa tubuhnya seperti tersambar petir. Cukup lama Rasya terdiam, mencoba memahami situasi yang ada.
"Sepertinya dokter Arfan sudah tahu tentang istri saya." teringat akan beberapa sikap dokter Arfan sebulan terakhir, Rasya mencurigai bahwa dokter Arfan telah mengetahui kebenaran tentang putri kandungnya.
Setelah mengetahui kebenaran tentang hubungan dokter Arfan dan istrinya, Rasya sedikit lega, setidaknya pria paruh baya itu tidak berniat buruk terhadap istrinya. pria itu mungkin hanya ingin memastikan kondisi dan keadaan Thalia. Namun begitu, satu pertanyaan yang ada di benak Rasya kini, jika sudah tahu kebenarannya lalu mengapa dokter Arfan memilih merahasiakannya sampai detik ini??? Mengapa pria itu tidak mengungkapkan kebenarannya dihadapan putrinya???
"Kosongkan jadwal saya besok !!! Saya ingin menemui dokter Arfan dan bicara empat mata dengan beliau." titah Rasya.
"Baik, pak." patuh asisten Fadi.
Tanpa sepengetahuan Thalia, selama satu bulan terakhir Rasya memerintahkan asisten Fadi mencari informasi terkait ibu angkat Thalia. Rasya melakukan semua itu setelah mengetahui bahwa teryata wanita itulah penyebab istrinya sampai mengalami pendarahan hebat.
"Terima kasih untuk kerja kerasmu, saya akan memberikan bonus untukmu. Sekarang kau boleh pulang!!!." lanjut titah Rasya.
"Terima kasih pak. Kalau begitu saya pamit." pamit asisten Fadi dan Rasya pun mengiyakannya.
Rasya menangkup wajahnya, pikirannya melayang jauh. Akankah istrinya bisa menerima kehadiran orang tua kandungnya??? Dan, akankah sang istri tega melihat ibu angkatnya berurusan dengan pihak berwajib jika kasus penculikan di masa lalu tersebut terungkap???. seburuk apapun wanita itu, namun dialah yang merawat dan membesarkan Thalia. Cukup lama Rasya merenung di ruang kerjanya sampai ia teringat akan sang istri yang menunggunya di kamar.
"Astaga... Thalia pasti menungguku." Rasya pun segera beranjak meninggalkan ruang kerjanya untuk kembali ke kamar.
ceklek.
Kedatangan Rasya di sambut oleh tatapan Thalia yang sejak tadi menunggunya di sofa. "Ada apa, mas??? Apa ada masalah di kantor??." tanya Thalia, sebab tak biasanya asisten Fadi datang ke rumah malam-malam begini.
"Bukan apa-apa, sayang. urusan kantor juga baik-baik saja. mas dan Fadi hanya membahas tentang proyek di pulau Kalimantan yang rencananya akan di mulai Minggu depan." dengan berat hati Rasya terpaksa berdusta.
"Syukurlah kalau begitu, mas." Thalia mengangguk paham, percaya begitu saja pada ucapan Rasya.
Rasya mengikuti langkah Thalia naik ke ranjang. Ia menyandarkan tubuhnya pada bahu ranjang.
"Bagaimana sikap mama padamu selama ini???." tanya Rasya setelah cukup lama terdiam.
Thalia menoleh pada Rasya. dari gurat wajah suaminya, Thalia yakin bahwa Rasya sudah tahu banyak tentang ibu angkatnya. Terlebih ia tahu betul layar belakang suaminya, tidak sulit bagi seorang Rasya Putra Sanjaya untuk mencari informasi yang diinginkannya. "Aku ikhlas menjalani kehidupan ini, apapun yang terjadi di dalam hidupku sudah sepatutnya aku syukuri, termasuk memiliki seorang ibu seperti mama. jika saja waktu itu mama tidak berbesar hati merawat dan membesarkan aku, belum tentu aku masih bisa menghirup udara segar sampai dengan hari ini. beliau lah yang rela bersusah payah merawat dan membesarkan bayi mungil yang ditelantarkan oleh orang tua kandungnya sendiri. Apapun yang pernah mama lakukan padaku, beliau tetap wanita yang luar biasa bagiku. Mungkin cara mama salah, tapi aku percaya, mama melakukan semua itu karena ingin yang terbaik untukku." sekalipun perbuatan ibu angkatnya itu sudah banyak mengantarkannya pada perjalanan hidup yang begitu rumit dan juga sulit, tetapi Thalia tidak pernah menaruh dendam pada wanita yang sudah merelakan waktu dan tenaganya demi membesarkan dirinya tersebut.
"Bagaimana jika seandainya apa yang kamu pikirkan selama ini justru berbanding terbalik??? Maksud mas, bagaimana jika seandainya orang tua kandung kamu tidak pernah menelantarkan anak mereka, tapi justru ada seseorang yang telah merebutnya???."
"Apa maksud kamu, mas???." Thalia menatap Rasya dengan tatapan menyelidik.
"Bukan apa-apa, sayang. mas kan cuma bilang seandainya...." jawab Rasya, tak ingin memancing kecurigaan sang istri.
"Kalaupun itu benar, bukankah seharusnya saat itu mereka berusaha mencari tahu keberadaan ku. berusaha mencari tahu apakah anak kandung mereka masih hidup atau sudah mati, bukankah seharusnya seperti itu????."
Kesedihan terpancar jelas dari sorot mata Thalia kala bercerita, dan itu membuat Rasya tak tega melihatnya. Rasya membawa tubuh sang istri ke dalam pelukannya. "Mas kangen, sayang." bisik Rasya tepat di samping telinga Thalia.
"Kangen???." cicit Thalia. "Bukannya setiap hari kita ketemu, kenapa masih bilang kangen sih, mas??." dengan polosnya Thalia berkata.
"Maksudnya, mas kangen _."
"Dasar me-sum." potong Thalia. wanita itu sontak menjaga jarak dan menyilangkan kedua tangannya di depan da_da kala pandangan Rasya menuju ke arah gunung kembar miliknya.
"Memangnya apa salahnya me-sum sama istri sendiri???. Lagian selama satu tahun usia pernikahan kita, baru sekali loh kita melakukannya, sayang." kata Rasya dengan wajah memelas. Sedangkan tangannya sudah merengkuh tubuh sang istri.
"Cup." kecupan hangat Rasya mendarat di puncak kepala Thalia. "Mas memang sangat merindukanmu sayang, tetapi mas tidak akan memaksamu. Mas akan menunggu sampai kamu siap." ungkap Rasya dengan tulus, kemudian mengajak Thalia untuk segera tidur.
semoga ringan dan gak belat belit 😍😍😍
Jangan dibuat berbelit-belit ya thorrr
Terima kasih sudah menulis cerita ini 😍😍
lha slm jdi istrimu sja... km sia2kan... km perlakukan dgn bgitu buruknya...
makasih udah up lagi kk...
semoga sering2 update lagi ya kk🤗🙏🏻
ayo deh baby kamu rewel sepanjang malam,biar papa mu bisa tidur dengan mama mu...
udah bolak balik di intip...😅
Selalu ada untuk temannya...
makasih kk othor akhirnya udah up lagi 🤗🙏🏻
jangan cuma omdo...