"Aku mau kita bercerai mas!." ucap Gania kepada Desta dengan sangat lantang.
"Aku dan adikmu tidak mempunyai hubungan apa-apa Gania?." Desta mencoba ingin menjelaskan namun Gania menolak.
"Tidak ada apa-apa? tidur bersama tanpa sehelai kain apapun kamu bilang tidak ada hubungan apa-apa, apa kamu gila?."
"Bagaimana kita akan bercerai, kamu sedang hamil?."
"Aku akan menggugurkan anak ini!." Gania yang pergi begitu saja dari hadapan Desta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
Keesokan harinya, Gania baru saja tiba di rumah, Dengan langkah yang masih lemas Gania berjalan ke arah ranjang tempat tidur dengan di bantu sang ayah dan dan juga pak Joko.
"Pelan-pelan sayang.." ucap tuan Maxim kepada putrinya.
Kini Gania sudah berbaring di atas ranjang tempat tidur. Tuan Maxim seketika langsung menarik selimut untuk menutupi kaki Gania.
"Apa non Gania ingin sesuatu, biar simbok buatkan." mbok Yem yang berjalan mendekat ke arah Gania.
"Tidak mbok, Gania hanya ingin istirahat saja." jawab Gania sambil menatap ke arah mbok Yem, dan mbok Yem hanya mengangguk pelan.
"Ya sudah.. kamu istirahat ya.. kalau butuh apa-apa panggil mbok Yem saja." tuan Maxim yang mengusap rambut lurus Gania.
"Iya yah.."
Kini pak Joko dan mbok Yem sudah keluar lebih dulu dari kamar Gania, lalu di susul oleh tuan Maxim untuk keluar dari ruangan. Saat tuan Maxim sedang menutup pintu tiba-tiba Desta mendekat ke arahnya.
"Tuan." panggil Desta.
Tuan Maxim yang mendapat panggilan dari Desta seketika menoleh. "Iya.."
"Maaf tuan.. apakah saya bisa berbicara sebentar dengan Gania? ada yang ingin saya sampaikan kepadanya, dan saya juga ingin meminta maaf atas kesalahan saya."
Tuan Maxim yang mendengar ucapan Desta diam sejenak. Sebenarnya tuan Maxim sudah tidak ingin mempertemukan Gania bersama Desta. Tuan Maxim merasa bahwa Gania sudah terlalu terluka dan menderita karena keluarga Desta.
"Izinkan saya untuk meminta maaf terlebih dahulu kepada Gania tuan, sebelum saya pergi dari rumah ini, untuk mengakui semua kesalahan-kesalahan saya." Desta yang terus memohon kepada tuan Maxim.
"Saya tahu ini semua bukan pyur kesalahan mu, Desta." tuan Maxim yang menepuk pundak Desta. "Kamu hanya ingin patuh kepada kedua orang tua mu, namun dengan cara yang salah, masuk lah, saya mengizinkan kamu berbicara dengan Gania." ucap tuan Maxim.
Desta yang mendapat izin dari tuan Maxim seketika tersenyum bahagia."Terimakasih.. terimakasih tuan."
"Iya.." tuan Maxim yang mengangguk pelan. "Masuk lah.. saya akan turun." tuan Maxim yang kembali berjalan untuk turun ke lantai satu.
Dengan dada yang berdebug secara kencang Desta mendorong gagang pintu untuk masuk ke dalam kamar. Saat Desta masih di ambang pintu ia melihat Gania sedang berdiri di dekat jendela kamar, sambil menatap ke arah luar.
"Apa ada yang ketinggalan yah?." Gania yang menoleh ke arah pintu, ia kira itu adalah ayahnya.
"Gania.. ini aku." ucap Desta.
Gania yang melihat Desta seketika kembali memalingkan wajahnya ke arah jendela. "Mau apa masuk ke dalam kamarku? aku sudah tau semuanya. Kau tidak perlu menjelaskan apapun kepada ku." ucap Gania.
Desta seketika melangkah pelan mendekat ke arah Gania. "Maafkan aku Gania, mungkin kesalahan ku sangat besar kepada mu." Desta yang berdiri tidak jauh dari Gania, namun tidak ada jawaban apapun dari Gania.
"Maaf jika aku membohongimu, maaf jika selama ini yang menikah dengan mu bukan aku melainkan Heksa adik ku."
"Maaf? kau kira dengan kata maaf kau bisa mengembalikan semua kebahagian ku yang terbuang?." tanya Gania sambil menatap ke arah Desta penuh dengan kebencian.
"Bagaimana hidup mu bisa tenang selama ini? bagaimana cara mu bisa tidur nyenyak? setelah kau memberikan orang yang kau cintai kepada seseorang yang salah? kau tahu penderitaan yang aku alami selama dua tahun? aku yakin kau tahu Desta!." bentak Gania dengan mata sudah berkaca-kaca.
Desta yang mendengar ucapan Gania hanya menunduk, Desta sama sekali tidak berani menatap ke arah mata Gania, menurutnya itu sangat menyakitkan.
"Selama dua tahun aku hidup dengan seseorang yang tidak pernah aku cintai, bahkan tidak aku kenal.. bahkan selama dua tahun aku di dua kan, tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari suamiku sendiri, namun aku mencoba menikmati pernikahan ku yang begitu hambar dan tidak ada kebahagian, karena apa? karena aku kira itu kamu Desta.. Desta laki-laki yang selama ini aku cintai, aku inginkan."
"Aku benar-benar minta maaf Gania, aku melakukan semua ini karena terpaksa."
"Aku yakin kau tidak bodoh Desta! aku yakin kau punya otak, jika kau memang mencintaiku, aku yakin kau tidak akan melakukan ini, dan menuruti keinginan orang tuamu, serta adikmu itu, tapi nyatanya kamu mengikuti keinginan mereka dan membiarkan ku menderita, bukan kah itu sudah jelas, bahwa kau tidak pernah mencintaiku!." Bentak Gania dengan air mata sudah membasahi pipinya.
"Aku mencintaimu, Gania, justru aku mencintaimu." Desta yang kini berani menatap ke arah mata Gania. "Jika aku tidak mencintaimu, mana mungkin aku bekerja dan menyamar sebagai Paijo di rumah ini, aku seperti ini karena aku ingin menjaga mu dan tahu kondisimu."
"Sekarang kau tahu kan kondisiku?" tanya Gania."Sudah tahu kan kondisi ku seperti apa sekarang? hidup ku hancur, hidup ku berantakan.. dan kau tahu seperti apa rasanya aku hamil? aku ingin mempertahankan bayi itu karena aku pikir itu anak mu, tapi setelah aku tahu bayi yang ada di dalam rahimku adalah anak Heksa, rasanya aku tidak ingin hidup lagi." Gania yang terus mengeluarkan semua perasaan yang selama ini menyakitkan untuk hidupnya.
"Jika aku di berikan kesempatan untuk memilih, lebih baik aku tidak mengenal mu sama sekali, aku memilih untuk tidak melihatmu,"
"Kau boleh membenciku Gania, aku berhak mendapatkan itu.."
"Sampai sekarang pun aku masih tidak menyangka, jika yang menghancurkan hidupku adalah orang yang aku sayang dan orang yang aku inginkan."
"Maafkan aku Gania, maaf kan aku." Desta seketika bersujud di kaki Gania.
"Berdiri lah.. Percuma kau bersujud seperti itu kepadaku, semua itu tidak akan merubah apapun, lebih baik kau keluar dari kamar ku, aku sudah tidak mau melihat mu lagi di sini." Gania yang mengibaskan kakinya agar Desta menjauh darinya.
"Mungkin ini semua sudah terlambat Gania, tapi izinkan aku untuk meminta maaf kepadamu yang terakhir kakinya, agar beban ku sedikit berkurang, aku akan menebus semua kesalahan ku, aku akan pergi dari sini, aku akan pergi dari hidup mu untuk selama-lamanya, namun dengan satu syarat tolong maafkan aku."
Gania yang mendengar ucapan Desta semakin menangis sejadi-jadinya. Laki-laki yang sangat ia cintai, bahkan laki-laki yang dulu berjanji kepadanya untuk hidup bersama hingga menua, justru menghancurkan hidupnya.
.
.
Maaf lama ngga up.. 😁