Azura adalah gadis cantik tapi menyebalkan dan sedikit bar-bar. Dia mendapatkan misi untuk menaklukkan seorang dokter tampan namun galak. Demi tujuannya tercapai, Azura bahkan sampai melakukan hal gila-gilaan sampai akhirnya mereka terpaksa terikat dalam satu hubungan pernikahan. Hingga akhirnya Alfi terpaksa menjalani pernikahan yang sama sekali tak ia inginkan. Akankah benih-benih cinta itu tumbuh seiring kebersamaan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riska Sutrisno, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Bugh...
Tiba-tiba sebuah bantal melayang ke wajah Alfi yang baru saja keluar dari dalam kamarnya. Sontak saja Alfi terkejut, namun wajahnya tetap datar seperti tak ada masalah apa-apa.
"Alfi, kamu ngomong apa sih sama sepupu temen kakak?" desis Zie kesal, ia sengaja datang ke apartemen Alfi pagi-pagi sekali agar dapat menemui adiknya yang nggak ada akhlak itu, ia ingin meminta pertanggung jawaban atas tindakan menyebalkan adik nya itu pada sepupu teman nya.
Alfi menaikkan alis nya sebelah acuh dan melengos saja berjalan menuju dapur untuk mengambil air putih.
"Alfi, kamu bisu apa hah!" bentak Zie saat Alfi acuh tak acuh saja padanya.
Alfi mendengus kesal melihat tingkah kakak perempuan nya yang sangat menjengkelkan itu.
"Apa sih? Pagi-pagi udah berisik aja, nggak malu apa sama Angkasa!" seru Alfi dingin membuat Zie melirik ke arah anaknya yang sedang asik menonton pertengkaran mereka sambil bertopang dagu.
"Kakak tanya kamu sebenarnya ngomong apa sama sepupu temen kakak semalam?" tanya nya lagi tapi agak pelan tak mau anak nya mendengarkan perdebatan mereka.
"Nggak ada" jawab Alfi acuh.
"Mustahil dia temen aku sampai tersinggung gitu kalau kamu nggak bilang macam-macam kan!" ujar Zie seraya berkacak pinggang.
"Bisa nggak sih dek kamu nurutin omongan kakak sekali aja!"
"Nggak bisa" sahutnya cepat seraya melenggang dan duduk di samping Angkasa, putra dari Zie.
"Lupakan niat kakak untuk menjodoh-jodohkan aku pada para perempuan itu karena aku takkan pernah menyetujuinya" desisnya sinis.
"Lalu kamu mau aku jodohkan dengan siapa? Lelaki?"
"Boleh" sahutnya singkat membuat mata Zie membelalak.
"Alfi, kakak serius"
"Apa aku terlihat main-main?" tatapan Alfi menajam.
"Aaargh... " Zie menggeram frustasi, ia benar-benar geram kali ini. Tau sang kakak sedang murka, Alfi pun meminta Angkasa masuk ke dalam kamarnya sebentar sebab perbincangan mereka ini tak pantas untuk di dengar bocah cilik itu.
"Al, apa nggak ada harapan untuk sembuh?" tanyanya lirih dan Alfi diam, ia hanya bisa menyimak apa lagi yang ingin disampaikan Zie padanya dan ide gila apa lagi yang akan ia lontarkan padanya.
"Al, kita ke psikolog aja yuk! Kamu nggak bisa terus begini, kamu harus sembuh. Apa kamu nggak kasihan sama bunda liat anak nya jadi kayak gini?" ujar Zie lirih, tersirat kesedihan mendalam di mata kakaknya itu. Tapi kalau ingat ide-ide konyol kakaknya itu yang sangat gemar mengatur masalah perjodohan nya membuat nya kembali kesal.
"Pulang sana! Aku mau siap-siap ke rumah sakit" usir Alfi halus pada kakaknya.
"Tapi Al, kamu... "
"Dari awal aku tidak berminat menikah apalagi menginginkan kencan bersama gadis gadis tidak jelas yang kakak jodoh kan itu" desisnya dengan mata memicing.
"Tapi Al, kamu nggak mau kan kalau gosip yang beredar tentang kamu itu terus menyebar. Semua orang terus gosipin kamu gay karena kamu nggak pernah tertarik sama perempuan" geram Zie sambil mencak-mencak seperti anak kecil.
"Aku nggak peduli" sahutnya acuh.
"Alfi... " teriak Zie murka dengan wajah memerah.
"Stop kak! Ngapain sih pusingin omongan orang!" tegas Alfi kemudian berlalu menuju kamarnya untuk melihat keponakan kesayangannya.
"Aaargh... Alfi, anak itu! aku harus berbuat sesuatu, tetapi apa?" gumamnya seraya memijit pelipis nya.
Kira-kira rencana apa lagi ya yang di lakukan oleh Zie?
ceritanya bagus, menarik....dan menginspirasi banget...top deh 👍
semangat terus dalam berkarya 💪🥰
semoga sukses dan sehat selalu ya