Karena kesalahpahaman, Mavra dan Enrique berpisah cukup lama. Namun, dengan bantuan saudara kembarnya, Mavra berhasil mengatur skema untuk menjebak Enrique. Pada Akhirnya Enrique masuk dalam jebakan Mavra si putri mafia.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Simak kisah mereka di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Mereka Sekutu?
Kyle berpura-pura berpindah tempat. Dia mencari titik aman untuk menguping dan mengawasi Ramona juga Rocco.
"Saat Kyle duduk, suara Ramona terdengar bertanya, " Jadi kau tahu pria itu?"
"Cih, dia adalah pria menyebalkan yang pernah ku temui? Sejak kapan kau mengenalnya?" tanya Rocco.
"Aku sudah mengenalnya selama 3 tahun. Dia pria yang sulit digapai, tapi aku terlanjur menginginkannya."
"Obsesimu itu benar-benar gila. Oh ya, untuk apa kau menyewa hotel? Kau bisa memakai apartemenku."
"Aku tidak mau. Jika kita tinggal bersama yang ada kau akan terus menerus meminta **** denganku."
"Itu tidak usah kau ragukan. Lagi pula kau selalu menikmati permainanku, Ramona."
"Diamlah, Rocco. Kau selalu tidak terkendali dengan mulut kotormu itu."
"Memangnya kenapa?"
"Pokoknya aku tidak mau diganggu, sebelum aku memastikan jika priaku itu benar-benar ada di sini."
Rocco berdecak kesal, dia mengambil ponselnya dan membuka galeri. Beberapa foto Mavra yang sedang bersama Enrique terpampang di sana.
Ramona melihat foto mesra Enrique dengan Mavra. Dia mendadak merasa kesal. Tangannya mengepal dan dari matanya terlihat emosi yang terpendam.
"Bagaimana jika kita bekerja sama? Aku akan memiliki si wanita dan kau akan memiliki kekasihnya," tawar Rocco. Ramona menatap Rocco ragu, tapi tak lama dia menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, deal. Bagaimana rencananya?"
"Kita hancurkan saja hubungan mereka. Kau jebak prianya, sementara biar aku yang memanasi kekasihnya."
"Idemu sangat bagus."
Kedua orang itu terus membicarakan rencana mereka tanpa tahu, jika semua percakapan mereka telah direkam oleh Kyle.
***
DING!!
Pesan masuk ke ponsel Enrique, Dia baru saja mengaktifkan ponselnya setelah 5 menit pesawat landing. Enrique mengernyit melihat pesan masuk dari Kyle. Dia pikir terjadi sesuatu pada Mavra. Pria itu buru-buru membuka pesan dari Kyle.
"Video apa ini?"
Enrique mengepalkan tangannya saat melihat video kiriman itu. Dia langsung melakukan panggilan telepon pada Mavra. Enrique mengumpat karena nomor Mavra tidak dapat dihubungi. Enrique menarik kopernya dan menghentikan taksi dia harus meminta bantuan mommynya saat ini.
Sedikit rasa sesal hinggap di hati pria itu. Seharusnya dia tidak menyetujui usulan Mavra untuk datang ke Indonesia. Seharusnya dia tetap di sana menjaga Mavra. Enrique kembali melihat layar ponselnya dan dia lantas menghubungi Flyn dan juga Kyle. Dia harap mereka segera merespon panggilannya.
"Dimana kalian?"
"Saya ada di depan pintu apartemen anda, Tuan," jawab Flyn.
"Saya masih menjalankan tugas dari nona Mavra," jawab Kyle.
"Kyle, dari mana kau mendapatkan video itu?"
"Nona Mavra yang memintaku mengikuti Ramona dan itulah hasil yang saya dapatkan, Tuan."
"Mereka sekutu?"
"Ya, Tuan."
"Betapa sempitnya dunia ini. Dari begitu banyaknya manusia, orang-orang itu justru saling berkaitan. Kyle terus awasi mereka. Laporkan semuanya padaku. Apa kalian melihat Mavra keluar apartemen?"
"Tidak, Tuan." Flyn dan Kyle menjawab serempak.
"Ponselnya tidak aktif."
"Saya akan mengetuk pintu apartemen anda, Tuan," kata Flyn, tapi Enrique langsung melarangnya.
"Tidak perlu, Flyn. Aku akan mengecek CCTV saja."
"Baik, Tuan."
Enrique mematikan sambungan teleponnya karena dia sudah sampai di kediaman kakeknya. Enrique mengatur napas sebentar sebelum akhirnya dia berjalan masuk ke Mansion mewah milik kakeknya itu.
"Sayang, kenapa kamu ada di sini?" Enrique menoleh dan mendapati neneknya berdiri sembari membawa keranjang berisi beberapa jenis bunga. Enrique meletakkan kopernya dan memeluk neneknya.
"Aku merindukan kalian."
"Kami juga merindukanmu. Maaf nenek sudah jarang mengunjungi kalian. Kesehatan kakekmu .... "
Enrique semakin mengeratkan pelukannya, dia merasakan bahu sang nenek bergetar. Dengan lembut Enrique mengusap punggung sang nenek.
"Tidak perlu dilanjutkan. Aku tahu apa yang ingin nenek katakan. Kita Do'akan saja semoga kakek lekas pulih."
Enrique membawa masuk nenek Dian. Beberapa anggota keluarga Enrique terkejut melihat kehadiran pria itu. Sebagian sepupu mendekati Enrique dan mereka saling berpelukan.
Zafia yang baru pulang dari rumah sakit terkejut mendapati putranya ada di sana.
"Enrique, kenapa kau di sini?"
"Aku merindukan mommy dan nenek."
"Bagaimana dengan Mavra?"
"Aku meninggalkannya. Dia memaksaku datang kemari."
"Dasar bod*h." Zafia mendengus dan menepuk bahu putranya dengan keras.
...----------------...