Karya ini murni karangan author sendiri ya guys 😘 maaf bila ada kesamaan nama tokoh, atau banyak typo 🙏
Karya ini lanjutan dari novel "Ku Penuhi Janjiku"
Kisah percintaan Bara dan Gala yang cukup rumit, rasa enggan mengenal yang namanya 'CINTA' membuat Bara memutuskan untuk menyendiri dan fokus bekerja.
akankah Bara menemukan cinta yang bisa menggetarkan hatinya?
Apakah Gala dapat menemukan kembali belahan jiwanya yang mampu menyembuhkan lukanya?
Yuk, simak terus ceritanya sampai habis ya😘
HAPPY READING 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan Induk ayam
Keesokan Harinya.
Alea bangun dan melakukan aktifitasnya seperti biasa, semalam Alea tidur di temani oleh kakaknya. Bara dan yang lainnya pun sudah rapih dengan pakaian kantornya, rencananya Bara akan melakukan kembali survei pembangunan proyek di Bandung. Gala akan tetap ikut kemanapun kembarannya pergi, dia juga harus banyak belajar agar perusahaan yang ia bangun sama majunya.
Sebelum pergi ke lokasi, Bara tentunya mengantarkan Alea ke sekolahnya menggunakan mobilnya. Alea tentunya merasa senang dapat tumpangan gratis, mereka semakin dekat meskipun baru beberapa hari bertemu.
Beberapa menit kemudian.
Alea turun dari dalam mobilnya, Bara menyuruh Alea untuk menunggunya. Alea menuruti perintah dari Bara, ia melihat Bara mengambil sesuatu di belakang bagasi mobil. Satu paper bag berukuran cukup besar di jingjing oleh Bara, bertapa terkejutnya Alea saat melihat isi di dalamnya.
"Hah? Banyak amat kak, mau jualan apa gimana nih?" Tanya Alea syok.
"Kata Hamzah, kamu suka coklat berbentuk telur yang ada mainannya. Semalam kakak pergi ke toko dan borong semua telur coklatnya, dan ini semua buat kamu." Jawab Bara memberikan paper bag tersebut pada Alea.
"Ya Tuhan, banyak amat kak. Bisa-bisa Al gendut nih makan sebanyak ini." Ucap Alea terkekeh.
"Ya jangan di makan semuanya sekaligus juga Al, kamu boleh kok bagiin sama temen kamu yang lain. Nanti kalo udah habis kakak beliin lagi, asal ada syaratnya." Ucap Bara.
"Apa syaratnya tuh?" Tanya Alea.
"Nanti kamu juga tahu, sekarang belum saatnya kamu tahu." Jawab Bara membuat Alea penasaran.
"Makasih ya kak Bara, semoga rezeki sama semua urusannya di lancarkan ya." Ucap Alea.
Dari kejauhan nampak kedua sahabatnya di susul oleh Ajat yang berlari ke arah Alea, mereka bertiga menatap paper bag yang di penuhi coklat telur di dalamnya. Bara berpamitan kepada Alea dan sahabatnya untuk pulang, keempatnya menganggukkan kepalanya membiarkan Bara pergi.
"Banyak amat, bagi dong." Pinta Ajat.
"Mau? Beli aja sono ke hongkong." Ledek Alea.
"Jangan pelit lah Al, bagi satu dong coklatnya." Ucap Leona memelas.
"Yaudah, kalian boleh ambil satu aja. Jangan banyak-banyak!" Ucap Alea.
Alea membuka paper bagnya, tangan ketiga sahabatnya langsung bergerak cepat mengambil coklatnya dengan jumlah yang banyak lalu kabur. Ketiga sahabatnya berlari sambil tertawa cekikikan, Alea menghentakkan kakinya kesal serta memanyunkan bibirnya.
"Eh si setan, di kasih hati minta ginjal. WOY, BALIKIN COKLAT AING." Teriak Alea.
*
*
Hari demi hari terus berganti, tak terasa tinggal satu hari Lagi Bara, Gala dan Hamzah tinggal di Bandung. Bisa dilihat dari perubahan Gala yang sudah tidak dingin seperti sebelumnya, mereka benar-benar menghabiskan waktu dengan bersenang-senang setelah masalah proyek teratasi. Bara dan Alea juga semakin dekat, lain halnya dengan Leona dan juga Gala yang selalu beradu mulut setiap kali bertemu. Mutiara masih terus gencar mendekati Hamzah meskipun beberapa kali Hamzah menghindar, seakan tak kenal lelah menggapai cinta Hamzah.
Jena tidak mengganggu Alea lagi karena ia di skors oleh pihak sekolah selama satu minggu, sedangkan Bagas. Dia terus berusaha mendekati Alea, usahanya selalu gagal karena Alea sama sekali tidak menggubrisnya sekalipun maaf atau sikap baik Bagas benar-benar tulus.
Di halaman rumah.
Para gadis tengah sibuk memasak untuk acara 'Ngaliwet/Ngeliwet', lain halnya dengan para pria yang tengah sibuk dengan dunianya sendiri. Ajat di tugaskan untung memasak nasi liwet menggunakan panci jadul di atas tungku yang di susun oleh batu bata, Bara mengupas buah-buahan untuk cuci mulutnya. Hamzah bertugas untuk menata tempat dengan menggelar tikar dan juga mengambil perabot yang di butuhkan, hanya Gala yang sibuk dengan game di ponselnya dan juga berteriak-teriak tidak jelas.
"Hajar! Hajar! Ayo majuuuuuuu!!!!" Pekik Gala heboh.
Leona memejamkan matanya risih dengab suara Gala, dia mengambil tomat dari tangan Mutiara lalu melemparnya tepat di wajah Gala.
Pluk..
"Ehh, pe'a. Yang lain sibuk bantuin, lu malah enak-enakan main hp." Sewot Leona.
Gala mengambil tomat yang menggelinding di depannya, ia menoleh kearah Leona lalu menatapnya malas.
"Apa?!" Sewot Leona mengangkat dagunya keatas.
"Apa sih rame bener jadi orang, udak kayak emak-emak aja mulutnya." Kesal Gala.
Leona bangkit dari duduknya, dia mengambil pisau lalu menarik tangan Gala dengan paksa. Ponsel Gala hampir saja terjatuh karena pergerakan tiba-tiba Leona, saat ia sudah bisa mengimbangi langkah Leoan dengab segera ia menepis kasar tangan mungil Leona.
"Apaan sih main tarik aja?!" Sewot Gala tidak terima.
"Daripada loe teriak-teriak gak jelas, mending bantuin gue buat ngambilin daun pisang biar lebih mantep makan nasi liwetnya." Jawab Leona.
"Gak sopan loe-gue ke orang yang lebih tua, apa di sekolah gak di ajarin sopan santun loe, hah?!" Marah Gala.
"Nah, ini alesannya. Loe juga gak sopan sama yang lebih muda, sikap lu juga nyebelinnya minta ampun. Beda lagi kalo sama kak Bara, bang Hamzah." Ketus Leona.
Gala dengan beraninya mencomot mulut Leona, keduanya terus cekcok dan saling menepis tangan. Alea dan yang lainnya hanya menatap keduanya dengan cengo, rasanya akan aneh jika melihat keduanya akur.
"Al, kurang popcorn gak sih liat mereka berdua?" Ucap Mutiara.
"Heeh, bae lah eweh popcorn ge da aya bonteng. Asa lalajo film urang mah ninggali si Leona jeng musuhna, tadina kan si Leona teh sieunnya ku si a Gala teh? Tapi naha ayeuna kawas ucing jeung beurit?. (Iya, gapapa lah gak ada popcorn juga kan ada timun. Kayak liat film gak sih ngeliatin si Leona sama musuhnya, awalnya kan si Leona takut ya sama kak Gala? Tapi kenapa sekarang malah kayak kucing sama tikus?). Heran Alea.
"Engges atuh ih, era ku batur. Lamun erek pasea mah engke mun geus dahar beh aya tanaga, sakalian mawa bedog rek mawa pacul ge teu nanaon. Burukeun Ona, aing ges lapar hayang dahar lain hayang ningali nu pasea rumah tangga." (Udah dong ih, malu sama yang lain. Kalo mau berantem nanti aja kalo udah makan biar ada tenaganya. Sekalian bawa golok mua bawa pacul juga gapapa. Cepetan Ona, gue udah lapar mau makan bukan mau liatin orang berantem.) Desak Ajat seraya memegangi perutnya.
Leona dan Gala pun menghentikan pertengkarannya, mereka berdua berjalan kearah pohon pisang. Leona menyerahkan pisau kepada Gala untuk memotong daun pisangnya, setelah dirasa cukup. Leona membawa daun pisangnya kembali ke halaman rumah Alea, Gala berjalan sambil menatap layar ponselnya sampai tidak melihat ada induk ayam beserta anak ayam tengah mencari makan.
Ciitt.. Ciiitt... Ciittt..
Dukk..
Ciiitt..Ciitt..
Woooakkkk...Wooooaaakkkk... Woooaakkkk..
Brughhh...
"AAAARRGGGHHHHH, BUNDAAAAAA.." Teriak Gala.
Induk ayam menyerang Gala karena telah menendang anak ayamnya, Gala lansung berlari dari kejaran induk ayam yang sudah melebarkan sayapnya. Bara dan yang lainnya tertawa melihat wajah ketakutan Gala, Mutiara dan Alea langsung menyingkir dengan berlari memasuki rumah, Gala menghampiri Leona dan bersembunyi die belakang tubuhnya.
Betookkk.. Betookk...
"WOY, APAANN SIH WOYY.. NGAPAIN SEMBUNYI DI BELAKANG GUE?!" Teriak Leona.