Pagi itu memiliki embun yang menetes tanpa harus diminta. Kebahagiaan itu memiliki arti ketulusan tanpa di rencanakan. Sama halnya hati yang memiliki cinta tanpa harus diminta meskipun terkadang menyakitkan.
Menerima perjodohan dari keluarganya untuk menikah dengan gus Hilal, yang memang laki-laki pertama dalam hidupnya, membuat Khalifa merasa bahagia.
Walaupun gus Hilal seorang duda, akan tetapi bagi Khalifa yang memang mencintai karena Allah, ia bersedia dan yakin akan sanggup menerima semua konsekuensi nya.
Namun pada malam pernikahan mereka, suaminya mengatakan dia hanya menganggapnya sebagai adik perempuan...
Khalifa mengerti bahwa Hilal masih belum melupakan mantan istrinya yang telah meninggal, mencoba untuk paham, akan tetapi masalah selalu datang silih berganti.
Bagaimana Khalifa melewati pernikahannya dengan ditemani seorang suami yang masih belum bisa melepaskan masa lalunya?
Sanggupkah Khalifa dengan tekat awalnya untuk tetap bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
...~Happy Reading~...
Jam sudah menunjukkan angka sebelas malam. Khalifa sudah menidurkan Aca sejak dua jam yang lalu, dan kini ia sedang menunggu kepulangan sang suami. Di dalam kamar nya, Khalifa terus menatap bingkai foto yang terpajang di dinding kamar itu dengan tatapan yang sulit di mengerti.
Bayangan demi bayangan perkataan Milla seolah terus terngiang di kepala nya, seolah melarang nya untuk terus mengalah dan berusaha waras.
Ia harus mengakui bahwa dirinya sedang tidak baik baik saja, dan ia tidak akan bisa baik baik saja jika di dalam ruangan itu ada gambar wanita lain, meskipun wanita itu sudah tidak ada. Akan tetapi, rasanya masih tetap menyesakkan dada.
‘Mba, tahukah bahwa aku cemburu? Semua orang membanggakan mu, masyaallah memang ku akui kamu begitu sempurna. Tapi—“ Khalifa menundukkan kepala nya, “Tapi tidak bisakah sejenak saja mereka berhenti membandingkan kita? Tidak bisakah mba Kirana melepaskan Gus Hilal?”
“Bukan maksud ku untuk menghapus atau menyingkirkan kamu mba, tapi aku juga ingin di akui hiks hiks hiks. Percayalah, tanpa kamu ada disini, kamu selalu abadi di hati mereka.”
Khalifa terus bergumam pelan sambil terisak, hingga ia bangkit dan mengambil kursi rias nya untuk mengambil foto Kirana dan meletakkan nya di atas lemari agar tidak terlihat.
Setelah itu, Khalifa memasuki toilet nya, ia membasuh wajah agar tidak terlhat sembab. Untuk sesaat, Khalifa terdiam di depan cermin, saat ini kedua mertua nya sedang tidak ada di rumah. Entah mengapa tiba tiba Khalifa memiliki pikiran yang sangat tidak pernah ia duga.
Anak? Adik Aca, harus perempuan? Dulu Kirana cepat hamil nya! Ke dokter untuk mencari solusi.
Khalifa memejamkan matanya erat. Dirinya bukan wanita mandul atau memiliki masalah dalam hal kesuburan. Mau ke dokter mana pun dirinya konsultasi, jika dia tidak mendapatkan benih saham dari suami nya, maka sampai kapan pun dirinya tidak akan pernah bisa memberikan adik kepada Aca.
Menarik napas cukup panjang, Khalifa segera keluar dari toilet dan mengambil sesuatu dari dalam lemari. Setelah menemukan apa yang ia cari, ia pun kembali lagi ke dalam toilet dan segera mengganti pakaian nya.
Benar! Pakaian itu adalah pemberian dari kakak nya, Maira. Dimana seharusnya sudah ia pakai sejak beberapa bulan yang lalu, saat dirinya melakukan honeymoon di Hotel.
Honeymoon yang seharusnya terasa begitu indah, tapi pada kenyataan nya begitu pahit. Bahkan, selama honeymoon, keduanya hanya berdiam diri di dalam kamar dan sesekali keluar untuk membeli makanan saat bosan dengan makanan Hotel.
‘Jika kamu tidak mau menyentuh ku. Maka akulah yang akan menyentuh mu, Gus!” gumam Khalifa dalam hati saat menatap pantulan dirinya pada cermin di depan nya.
...🍁🍁🍁...
Sementara itu, di tempat yang berbeda. Hilal baru saja menyelesaikan pekerjaan nya. Jam sudah menunjuk angka hampir satu dini hari, ia sengaja lembur hingga sangat larut, agar esok dirinya bisa mengambil cuti.
Hilal sengaja menyelesaikan semua kerjaan nya karena rencana nya esok ia akan mengajak anak dan istrinya berlibur. Sudah lama sejak ia menikah dengan Khalifa, ia tidka pernah mengajak nya liburan. Hilal juga paham betapa lelah nya Khalifa untuk menjaga anak nya.
Maka dari itu, ia berencana untuk mengosongkan waktu selama beberapa hari untuk membahagiakan anak dan istrinya.
‘Alhamdullilah ... ‘ gumam nya tersenyum begitu puas.
“Mas, aku langsung pulang ya? Semua sudah aku siapin, nanti kalau masih ada yang kurang jelas, bisa hubungi aku saja.” Ucap Hilal menatap kakak nya yang sejak tadi menemani nya lembur.
Bukan menemani, karena memang Arman juga sedang mengrjakan beberapa desain yang akan di gunakan untuk besok. Karena waktu nya sangat mepet, maka dari itu ia memilih untuk menginap di pabrik.
Beruntung, adik nya begitu pengertian saat membuat ruangan kerja mereka, dimana di sana sudah di sediakan tempat istirahat jadi dirinya tidak perlu takut jika harus lembur hingga pagi.
...~To be continue ... ...