NovelToon NovelToon
I Like Your Kiss

I Like Your Kiss

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Saudara palsu
Popularitas:29.5k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

Zavin dan Viola dipertemukan dalam kasus penculikan saat mereka masih anak-anak. Hingga akhirnya Viola menjadi adik angkat Zavin.
Setelah 15 tahun berlalu, mimpi buruk tentang penculikan itu terus menghantui Zavin. Dia menjadi pria yang dingin tapi sangat protektif pada Viola.

"Kak Zavin kenapa menciumku?"

"Kamu lupa, kalau kamu bukan adik kandungku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8

Perlahan, wajah Zavin semakin mendekat, tatapannya tertuju pada bibir Viola yang berwarna merah ranum. Ada getaran aneh yang terasa di tubuhnya.

Bibir Zavin bergetar dan ragu namun dipenuhi hassrat yang sulit dijelaskan. Tanpa mampu menahan diri lebih lama, ia melabuhkan ciumannya di bibir Viola dengan lembut dan penuh perasaan.

Viola terkejut, tubuhnya sedikit menegang Tangannya hampir mendorong dada Zavin, tetapi sebelum ia bisa melakukannya, Zavin dengan cepat menggenggam kedua pergelangan tangannya dan menahannya di samping kepala. Ciuman itu perlahan semakin mendalam, meski pada awalnya bibir Viola tetap tertutup rapat.

Dalam hitungan detik, Zavin tersadar dari apa yang ia lakukan. Mata mereka terbuka bersamaan, dan Zavin buru-buru menjauh.

Viola, yang masih setengah sadar dengan apa yang baru saja terjadi, hanya tersenyum samar. “Kak Zavin... ambil ciuman pertamaku?” suaranya terdengar pelan, nyaris seperti bisikan. "Wah, Kak Zavin kan kakakku!"

“Vio, bukan begitu. Aku... ini tidak seperti yang kamu pikirkan...” Zavin mencoba menjelaskan, suaranya terdengar patah-patah dan dipenuhi kegelisahan yang jelas.

“Manis sekali,” gumamnya sambil tertawa kecil, “Pasti bukan Kak Zavin. Iya, ini bukan Kak Zavin hanya bayanganku saja.”

Viola kembali menarik Zavin, kedua tangannya melingkar di leher Zavin dengan erat. Sebelum Zavin sempat merespons, Viola sudah kembali menempelkan bibirnya ke bibir Zavin, kali ini lebih berani dan lebih kasar. Ia menghisap bibir Zavin, bahkan menggigitnya dengan kekuatan yang tak terduga.

“Aw!” Zavin tersentak mundur, melepaskan diri dengan cepat saat rasa sakit menjalar dari bibirnya yang kini berdarah. Ia mengusap darah yang keluar dari bagian bawah bibirnya.

Viola hanya bergumam pelan, suaranya nyaris tak terdengar, sebelum akhirnya ia memejamkan mata dan kembali terlelap seolah tidak ada yang terjadi.

Zavin berdiri di samping tempat tidur dengan tubuhnya yang terasa panas dingin tak karuan. "Astaga, Viola," desisnya lirih. Ia menatap gadis itu sejenak dan memastikan bahwa Viola benar-benar tertidur, lalu dengan hati-hati menarik selimut dan menyelimutinya hingga rapat. Kemudian Zavin bergegas keluar dari kamar itu dan menutup pintu dengan pelan.

Sesampainya di kamarnya sendiri, Zavin segera mengunci pintu. Ia melepas dasinya lalu membuka satu per satu kancing kemejanya di depan cermin dan memperlihatkan tubuh yang masih bergetar akibat kejadian itu. Tatapannya terpaku pada bayangan di cermin, bibirnya yang merah dan sedikit bengkak menarik perhatiannya. Dengan perlahan, jari-jarinya menyentuh luka di bibir bawahnya yang terasa perih.

“Ciuman pertama,” gumamnya.

...***...

Saat matahari mulai tinggi di langit, Viola membuka matanya secara perlahan. Badannya terasa pegal dan kepalanya sangat berat seperti dipenuhi kabut tebal. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling, menyadari bahwa dirinya sudah berada di kamarnya. Perlahan, memori tentang malam sebelumnya mulai kembali, seperti potongan-potongan gambar yang tak lengkap.

Wajah Zavin muncul dalam ingatannya, saat menatapnya marah ketika membawanya keluar dari klub malam. Viola menyingkap selimutnya, dan matanya langsung tertuju pada jas yang masih melingkari tubuhnya. Tentu saja jas milik Zavin.

"Kak Zavin yang membawaku keluar tadi malam. Dia pasti sangat marah," bisik Viola pelan, menatap kosong ke lantai sebelum ia turun dari ranjang. Dia masih berusaha keras mengingat kejadian yang tersamar dalam ingatannya.

"Apa Kak Zavin ambil ciuman pertamaku?"

Viola tersentak dan menutup bibirnya dengan tangan. “Tidak mungkin. Kak Zavin kan kakakku sendiri,” gumamnya.

Dengan langkah cepat, Viola menuju kamar Zavin. Pintu kamarnya terkunci, namun Viola tak ragu untuk mengetuknya dengan keras. Beberapa detik kemudian, pintu itu akhirnya terbuka dan memperlihatkan sosok Zavin yang baru saja selesai mandi dengan bathrobe membalut tubuhnya.

“Ada apa?” tanya Zavin.

Tanpa ragu, Viola masuk dan menutup pintu di belakangnya. Ia mendekati Zavin, wajahnya menatap pria itu penuh curiga. Matanya menangkap setitik merah di bibir bawah Zavin. “Bibir Kak Zavin kenapa?” tanyanya dengan sorot matanya yang tajam.

Jantung Zavin berdetak lebih cepat. Ia segera mengalihkan pandangannya, berharap Viola tak pernah benar-benar mengingat apa yang terjadi semalam. “Aku cuma sariawan,” jawab Zavin mencoba tenang sambil menahan bahu Viola yang mendekat seolah menuntut jawaban lebih.

“Seharusnya aku yang bertanya,” lanjut Zavin, kali ini dengan suara yang lebih serius. “Kenapa kamu bisa ke klub malam? Pakai baju seperti ini dan mabuk sampai nggak sadar?”

Pertanyaan itu membuat Viola ingin menghindar, tapi Zavin dengan cepat menangkap tangannya dan menahannya pergi.

“Kalau semalam aku nggak datang, aku nggak tahu apa yang bakal terjadi sama kamu sekarang. Aku sudah bilang, jaga diri kamu baik-baik. Kamu itu perempuan.”

Viola memalingkan wajah dan menahan rasa bersalah. "Aku cuma ... ingin mencoba," jawabnya.

“Hal-hal buruk kayak gitu bukan untuk dicoba, Vio!” seru Zavin. “Sampai kamu mabuk dan nggak sadar diri! Dika hampir memanfaatkan situasi saat kamu nggak sadar. Mulai sekarang, putuskan Dika. Jangan berteman lagi sama Lana dan juga Raisa. Mereka hanya membawa pengaruh buruk buat kamu.”

Viola mendengus kecil dan menggembungkan pipinya.

Zavin menatap bibir Viola yang mungil dan teringat kejadian semalam. Ya, sesuatu yang di luar batas itu. Ia segera menggelengkan kepala dan mencoba mengusir bayangan yang terus menghantuinya semalaman.

Viola masih saja menatap Zavin menyelidik karena bayangan Zavin mendekati wajahnya terus muncul. "Semalam ... Kak Zavin sudah melakukan apa ke aku?" tanyanya ragu.

Zavin segera menepis tuduhan itu. "Tidak! Aku nggak melakukan apa-apa!" Ia mengalihkan pandangannya dan mencoba sibuk memilih pakaian di lemari. “Sekali lagi kamu ke tempat seperti itu, aku benar-benar akan laporkan ke Papa. Biar kamu dapat hukuman,” ancamnya, berusaha mengalihkan pembicaraan Viola.

Viola masih diam di tempatnya dan memandangi punggung Zavin yang kini membelakanginya. Keraguan itu belum hilang sepenuhnya dari benaknya. "Tapi semalam … aku merasa Kak Zavin menciumku."

Zavin berhenti sejenak, namun ia tak berani menoleh Viola. Apa yang harus ia katakan?

1
Han*_sal
tambah seru.. . jadi penasaran
argadio
terbaik
Mrs.Riozelino Fernandez
🤔🤔🤔🤔🤔
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Risma Waty
Ryan ini orang suruhan Zavin ya?
fb/Ig: Puput Alfi: Iya, mantan Viola juga.
total 1 replies
Risma Waty
Ayo Vio, segera putuskan Dika. Rugi kamu sama orang kayak dia, nggak setia.
Mrs.Riozelino Fernandez
good Vio...
Lina Herlina
suka
Bn
asep
sinta
menakjubkan
Mrs.Riozelino Fernandez
iya ,tidur ma Viola...
barusan tadi Vio bangunkan 🤣🤣🤣
Ani
baik
lia
good
Dana
keren
firul
luar biasa
Jro Sriyani
makin seru
Mrs.Riozelino Fernandez
Gila nih cowo,abis ena ena malah video call🤦🏻‍♀️
Mrs.Riozelino Fernandez
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Sari Ana
tor,,, klau boleh tau si Arvin ini anak siapa ya??
fb/Ig: Puput Alfi: Anaknya Arnav.
total 1 replies
Sunarti Narti
kpn bersambungnya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!