Mengisahkan tentang seorang wanita bernama Arlinda yang tanpa dia sadari sudah masuk ke dunia lain, yang Dimana Arlinda sendiri harus menjalankan bermacam tugas yang diberikan oleh seorang nenek. yang sudah berumur ratusan tahun. namun nenek tersebut tetaplah memiliki wajah yang begitu cantik. maka dari itu untuk bisa pergi ke dunia asalnya, Arlinda akan mengikuti arahan dari nenek tersebut. namun hal yang terjadi, didunia tersebut yang membuat. Arlinda terus saja menunda tugasnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iroiron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7
Dipagi nya, seperti biasa Arlin terbangun dengan sinar matahari. rambut nya yang begitu kusut. "hemmmm..haaaa" nafas yang di keluarkan oleh Arlin. sambil menggerak-gerakkan badan nya. Arlin pun segera, beranjak dari kasur. Lalu pergi menuju kamar mandi. Di sana Arlin sendang asik mandi,dan sedikit bernyanyi.
"cklak"(suara pintu kamar Arlin dibuka).
tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu, kamar mandi nya. Tok..tok..tok..tok
"Arlinda, nona Arlin, apakah kau masih lama"? Suara Amy terdengar dari arah luar.
"Yaa.. Sedikit lagi" jawab Arlin yang segera mendekat kearah pintu.
"kau harus segera berangkat ke sekolah" ucap Amy. mendengar hal itu sontak, Arlin sedikit terkejut. "apa..sekolah, Astaga aku melupakan nya" gumam Arlin.
"sebentar, aku akan segera keluar" teriak Arlin.
"baiklah, kalau begitu jangan sampai terlambat," jawab Amy yang segera, menyiapkan seragam sekolah Arlin. Tak lama kemudian, Arlin yang sudah selesai pun, segera keluar Lalau mengenakan pakaian nya.
"jam berapa sekarang"? Tanya Arlin ketika melihat, Amy masih berdiri didekat kasur nya.
"sekarang jam 06.35, pagi" jawab Amy.
"baiklah, kapan gerbang sekolah akan tutup?" tanya Arlin. yang sudah mengenakan seragam sekolah nya.
"sekitar 25 menit lagi" jawab Amy.
"oke, apa saja yang harus dibawa, seperti nya ini, dan ini,, selanjutnya...aku akan merapikan rambut disekolah saja" ucap Arlin. Yang segera mengambil tas nya. Lalu berjalan kearah luar.
"Tunggu, Arlin"! Pinta Amy. Sontak langkah kaki Arlin terhenti, lalu melihat kearah Amy.
"Ada apa?" tanya Arlin.
"maaf, aku akan mengantarmu ke sekolah,ini permintaan dari nona Erina" jawab Amy yang, membungkukkan kepala nya.
"hemm.. Baiklah, tetapi kemana pergi nya Erina"? Tanya Arlin.
"Nona Erina, sedang pergi ke rumah nya yang berada di hutan, dia berpesan kepada Nona Arlin, untuk tidak membuat masalah disekolah dan juga segera menyelesaikan tugas-tugas dari nona Erina " jelas Amy.
"baiklah, kalau begitu sampai kan pada nya, aku akan segera menyelesaikan tugas ku disini, dan tidak akan membuat masalah" ucap Arlin yang tersenyum lebar kearah Amy. Mereka berdua segera beranjak dari toko, lalu pergi menggunakan kereta kuda. Sesampai di gerbang sekolah, Arlin melihat banyak siswa-siswi yang telah masuk ke sekolah. Dan tampak seperti sekolah yang ada di dunia nya.
"wahh, aku sangat rindu dengan teman ku, serta sekolah, ayah ku juga" gumam Arlin. Yang sedang menatap gerbang sekolah.
"permisi nona, ini ada bekal yang disiapkan untuk mu" kata Amy, sambil menyerahkan sebuah kotak makanan.
"baiklah, terimakasih" jawab Arlin.
"kalau begitu, saya permisi dulu" ucap Amy. Yang segera masuk ke dalam kereta kuda, dan meninggalkan sekolah tersebut. Sementara itu, Arlin yang baru saja melewati gerbang sekolah, perhatian para siswa siswi, membuat Arlin menjadi sedikit malu. Disana Arlin melambaikan tangan nya, dan dijawab mereka dengan senyuman Bahkan, mereka juga, membungkukkan sedikit badannya. Namun tak lama kemudian terdengar suara kuda, yang sedang berlari menuju sekolah itu. hal itu membuat mereka menatap kearah luar.
Tuk..tuk..tuk..tuk,, srettt... (berhenti).
Arlin yang, sedikit terkejut pun, tampak membalikkan badan nya. Lalu melihat seorang pria yang keluar dari, kereta kuda, dengan dekorasi yang sangat mewah. Arlin sangat terkejut ketika mendengar teriakkan dari, beberapa gadis di sekolah. Ketika melihat pria tersebut.
"apa yang mereka lakukan, pria itu apakah dia pangeran dari kerajaan Kingsley"? Pikir Arlin.
pria tersebut melangkah kearah gerbang, lalu berjalan. dengan disusul oleh, seorang pria dari arah belakang nya, yang tidak lain adalah pangeran Rexsy dari kerajaan Eloy. Para gadis pun tampak sangat menyambut kedatangan mereka berdua. Begitu juga pria-pria yang ada disekolah. Membungkukkan badannya kearah pangeran. Arlin yang masih berdiri ditengah jalan tersebut pun, tanpa sadar ditarik oleh seorang pria. Untuk segera memberikan, jalan kepada pangeran tersebut.
"kenapa kau, masih berdiri ditengah jalan"? Tanya pria tersebut, yang tidak lain adalah Erwin.
"Erwin, maaf kan aku" jawab Arlin. Erwin ya v mendengar perkataan Arlin pun, hanya tersenyum kearah nya.
"kau harus memberi hormat kepada, pangeran. Agar kau tidak mendapatkan masalah" pinta Erwin. Yang menatap kearah Arlin.
"baiklah, maafkan aku" jawab Arlin. setelah dua pangeran tersebut, menghilang dari arah pandangan mereka. Para siswa-siswi mulai, kembali menjalankan aktivitas nya.
"baiklah, sekarang kau harus menuju kelas mu" kata Erwin.
"oke, aku tidak tau Dikelas ku, bisakah kau menunjukkan jalan nya kepada ku"? Tanya Arlin. "tentu saja, ayo pergi" jawab Erwin yang menggenggam tangan Arlin. Mereka berdua segera berjalan kearah, kelas yang dimaksud, kelas untuk murid baru, berada di bagian Membaca mantra. Sesampai nya disana Erwin menunjukan kursi yang akan, diduduki oleh Arlin.
"kita berada dikelas yang sama, dan juga kita satu kelas dengan para pangeran" jelas Erwin.
"benarkah?" tanya Arlin.
"Yaa. Tentu saja, jika kita sudah menghafal kan mantra di buku. Dan bisa mengeluarkan sihir. Maka kau bisa masuk ke kelas lain nya" jawab Erwin.
"tapi, bukan kah pangeran berada di kelas tersendiri?" tanya Arlin.
"Tidak, mereka akan berbaur bersama kita" jawab Erwin.
"baiklah, sebentar lagi kita kan belajar.kau harus bisa menghafal mantra yang ada dibuku" lanjut Erwin yang menunjuk buku dimeja Arlin.
"oke" kata Arlin. Tak lama kemudian datang lah dua pangeran yang dimaksud. Mereka berada dikursi paling depan. Sedangkan Arlin dan Erwin berada di kursi paling belakang. Kedatangan mereka berdua, tentu saja membuat gadis yang ada dikelas, tampak tersenyum lalu melihat kearah pangeran tersebut. Hal itu membuat Arlin menjadi sedikit risih. Tak lama kemudian datang lah seorang guru, yang akan mengajarkan cara-cara menghafal mantra. Akan tetapi para siswa siswi diminta, untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing. Berawal dari arah kanan kemudian. Tiba lah seorang pangeran dari kerajaan Kingsley untuk, memperkenalkan diri.
"nama, saya Eric Kingsley, terimakasih" ucap pria yang dikagumi oleh para gadis. Kemudian dilanjutkan oleh Rexsy dari kerajaan Eloy. dan seterusnya.
"apa nama nya Eric, hahaha..kenapa pangeran nama nya singkat saja" gumam Arlin.
"kamu,, hey kamu", selanjut nya" ucap guru tersebut yang sedikit tegas. Hal itu membuat Arlin, sangat terkejut.
"saya" ucap Arlin yang menunjuk kearah nya.
"tentu saja" jawab guru tersebut. Para siswa siswi termaksud pangeran menatap ke arah nya. Arlin yang merasa sedikit malu pun mulai memperkenalkan diri nya.
"nama saya Arlinda Erinn, terimakasih" ucap Arlin singkat. Dan segera duduk kembali. Sontak membuat seisi kelas terdiam, dan seperti bertanya-tanya. Akan tetapi mereka melanjutkan untuk perkenalan diri, hingga masuk ke materi.
"kota mu, dari mana asal mu" bisik Erwin yang berada disamping.
"hah...apa"? Tanya Arlin sedikit kencang yang, membuat mereka menatap kearah nya,
"Ada apa"? Tanya guru tersebut.
"maaf" ucap Erwin. Kemudian mereka pun segera mulai melanjutkan untuk membaca buku. Sampai jam Istirahat.
"hey,, Arlin kenapa kau tidak mengatakan kota asal"? Tanya Erwin.
"aa...maafkan aku, lupa untuk mengatakan nya, apa kah mereka tadi ingin mengetahui nya"? tanya Arlin.
"tentu saja, dan kau lalu duduk begitu saja." jawab Erwin.
"aa...maafkan aku" kata Arlin.
"Tampak nya kau sedang memikirkan sesuatu" ucap Erwin. Tak lama kemudian gadis-gadis dikelas itu berjalan kearah mereka.
"permisi..Arlinda. Dari mana kah asalmu"? Tanya mereka.
"aku,, aaa..saya berasal dari kota Reven" jawab Arlin. Yang membuat mereka tersenyum. Sedangkan pangeran yang, masih berada di kelas tampak, melihat kearah Arlin. Dengan tatapan yang sedikit dingin dari Eric. Lalu Eric dan Rex pergi kearah luar.
"baiklah, kami juga berasal dari kota Reven" jawab mereka.
"kalau begitu, kami permisi dulu" ucap mereka yang membungkukkan sedikit badannya.
"baiklah" jawab Arlin yang ikut membungkukkan sedikit badannya.
diluar, Eric dan Rex tampak sangat dekat. Mereka sudah menjadi teman semenjak usia 3 tahun. "Pangeran Eric, bukan kah wanita itu tampak sedikit aneh"? Tanya Rex yang berada didampingi nya.
"entah lah, kau tidak perlu menyapa ku dengan sebutan pangeran, aku tidak terlalu menyukai nya" jawab Eric yang melihat dingin kearah Rex.
"ayolah teman, bukan kah seharusnya seorang pangeran, itu memiliki ruang belajar tersendiri"? Tanya Rex.
"tidak, biarkan saja kita bergabung" jawab Eric singkat. Kemudian berjalan menuju sebuah ruangan. Didalam ruangan tersebut terdapat seorang wanita berambut coklat, terurai, setelah dan sepanjang lengan nya. wanita itu juga, duduk dikursi menyilangkan kedua kaki nya, dan membaca sebuah buku.
"salam putri" ucap Rex yang ikut duduk di kursi Sebelah nya. Sedangkan Eric tampak tak mengatakan sepatah kata. Dan segera mencari buku,lalu duduk dikursi milik nya.
"Eric, kau selalu saja bersikap dingin, bahkan pada teman mu sendiri" ucap wanita itu.
"diam lah, Briel kau sangat menganggu ku membaca" ucap Eric dingin.
"huh.." baiklah" jawab wanita itu.
wanita yang bernama Briel Ester, tersebut adalah seorang putri dari, kerajaan Ester. Mereka bertiga merupakan anak dari tiga kerajaan, yang telah, bekerja sama semenjak 10 tahun yang lalu, dan hidup damai. hal itu membuat tiga kerajaan menjadi seperti saudara. Maka dari itu ketiga nya sudah dekat, begitu lama. Dan menjadi teman. Akan tetapi sikap Eric tetap lah dingin. Tidak seperti yang lain nya.
Entah apa yang membuat Eric menjadi dingin?....
"aku, ingin mengetahui siapa wanita yang, tidak sengaja menabrak ku, lalu menjatuhkan sebuah tongkat kecil ini"? Gumam Rex. Yang mengeluarkan tongkat kecil, dari saku nya.
Eric yang, mendengar nya pun, segera menutup buku nya. Lalu menatap ke arah Rexsy.
"berikan kepada ku, aku ingin melihat nya" pinta Eric yang mengulurkan tangannya.
"apa..tumben saja kau ingin melihat nya" jawab Rex yang tersenyum. Dan begitu pula dengan Briel yang melihat kearah Eric. Rex pun memberikan kepada Eric. Disana Eric tampak melihat-lihat tongkat tersebut. Lalu berkata.
"ini ambil kembali, seharus nya kau segera memberikan kepada wanita itu" ucap Eric yang kembali membaca buku nya.
"apa.. bagiamana aku memberikan nya, sedangkan aku tidak mengetahui pemilik nya" ucap Rex.
"aaaa...sudahlah, pasti wanita itu akan mencari nya jika, itu benda yang berharga" sambung Briel.
sementara itu, Arlin dan Erwin tampak, sedang menikmati makanan di atas meja, yang berada di taman sekolah.
"aaa...apakah kau sudah bisa menggunakan sihirmu" tanya Arlin.
"Yaa tentu saja. namun tidak begitu kuat hanya saja aku bisa menggerakkan benda" jawab Erwin yang, menunjuk ke sendok yang ada diatas meja, lalu mulai mengerakkan nya.
"wahh,, apa nama sihir mu" tanya Arlin.
"hemm...sihir ku yaitu mengerakkan benda" ucap Erwin yang tersenyum lebar.
"ayolah,, hahaha..apa kau sedang bercanda" ejek Arlin. mereka berdua tampak tertawa.
dan menikmati makanan hingga tak tersisa.
"nah.. bagiamana dengan mu, tunjukkan kepada ku sihir aka yang kau miliki"? tanya Erwin.
"aaa...itu, maaf aku belum bisa menggunakan nya" jawab Arlin dengan memegang kepala nya.
"oh.. baiklah, kau harus segera melakukan nya" ucap Erwin.
"baiklah, kalau begitu" kata Arlin. mereka berdua pun akhirnya segera pergi menuju kelas. Untuk segera menghafalkan mantra dibuku. Agar bisa menggunakan sihir.