Perangkap Cinta Putri Mafia
CKIIT!!
BRAAAK!!
Mavra turun dari mobil dengan perasaan kesal. Dia baru saja pulang dari kuliah dan tiba-tiba ada orang yang terang-terangan menganggunya.
"Keluarlah! Apa mau kalian?" tanya Mavra dengan nada dingin. Sejak dia keluar dari kampusnya, dia sudah tahu jika mobilnya sedang dibuntuti. Mavra mengeluarkan auranya yang benar-benar mampu mengintimidasi siapapun yang berhadapan dengannya saat ini.
Tiga orang laki-laki berbadan tegap keluar dari mobil yang menabrak Mavra tadi. Mereka masing-masing membawa senjata.
"Kami mau kau ikut dengan kami."
"Bagaimana jika aku menolak ajakan kalian?" Mavra melipat kedua tangannya di depan dada, senyum miring tercetak jelas di bibirnya.
"Kami terpaksa memaksamu dengan kekerasan."
"Jika begitu silahkan saja gunakan cara paksa kalian. Aku ingin tahu sekuat apa kalian, tapi nanti jangan salahkan aku jika kalian cidera."
Tiga orang pria itu tertawa remeh, Mereka pikir, gadis ini hanya seorang gadis manja yang kebetulan mengusik seseorang yang salah.
"Nona, sebaiknya kau menurut saja pada kami. Kami akan memperlakukanmu dengan baik."
Mavra meludah di depan tiga orang tadi. Dia tidak cukup sabar untuk menghadapi 3 cecunguk itu, karena dia sudah memiliki janji ke bioskop dengan sepupunya.
Ketiga pria tadi langsung menatap Mavra dengan tajam. Dengan terpaksa mereka maju.
Awalnya mereka berniat bersenang-senang dulu pada gadis di depannya ini, sebelum menyerahkannya pada klien mereka. Akan tetapi, sayangnya Mavra justru memprovokasi mereka.
Pria pertama yang membawa pemukul, langsung mengayunkannya pada Mavra, tanpa diduga, sebelum pemukul itu mengenai Mavra, Mavra berhasil menahannya, pemukul itu sekejap mata sudah berpindah ke tangan Mavra.
Ketiga pria itu terkejut. Namun, belum sempat mereka bereaksi, Mavra sudah terlebih dulu mengayunkan pemukul besi itu ke arah 3 pria tersebut.
Mavra menyeringai, matanya yang semula tampak biasa saja, kini sudah memerah. Saat mencium bau darah, jiwa paikopatnya menggelagak. Ketiga pria di depannya tiba-tiba bergetar ketakutan. Salah satu dari mereka merasakan giginya rontok dan 2 lainnya merasakan rahang mereka terlepas.
Pukulan Mavra benar-benar tidak bisa diremehkan. Mereka adalah sekelompok pembunuh bayaran yang cukup terkenal di kalangan dunia bawah, akan sangat memalukan jika sampai mereka kalah dari gadis ini. Salah seorang dari ketiga pria itu berdiri sembari meraih batang besi yang tadi di bawanya. Pria itu bergerak secara acak dan brutal mengarahkan batang besi itu ke arah Mavra.
Mavra menghela napas panjang. Apa-apaan pria ini? Sungguh sangat menyebalkan. Mavra meloncat dan menapaki badan mobil para pria itu dan memukulkan pemukul yang dia bawa dengan sangat keras. Dua rekan pria tadi tertegun melihat tubuh temannya tumbang dengan bersimbah darah.
Tanpa belas kasihan, Mavra bergerak maju mengintimidasi dua pria lainnya. Dia menunjuk wajah mereka dengan tongkat pemukul di tangannya.
"Cepat katakan padaku, siapa yang membayar kalian?"
"I_itu, ka_kami tidak tahu." ujar salah satu dari dua pria tadi. Saat mendengar jawaban salah satu dari mereka, bibir Mavra kembali menyeringai.
"Baiklah, tidak ada gunanya mempertahankan mulut kalian." Mavra sudah mengayunkan tongkat pemukul ke atas, sebelum akhirnya, pria tadi bicara lagi.
"A_ampun .... namanya Beatrice Martinez. Kami hanya di suruh membawamu. Dia marah karena katanya kau telah merebut kekasihnya."
"Beatrice Martinez?"
"Y_ya. Aku mendengar dari bos namanya Beatrice."
Mavra mengangguk. Tidak penting siapa yang membuat masalah dengannya. Justru dia merasa hasrah untuk melakukan sesuatu semakin besar.
"Terima kasih atas jawabanmu." Dengan gerakan yang cukup cepat Mavra mengayunkan tongkat besinya dengan keras hingga menghantam wajah pria pria tadi. Mereka seketika tergeletak.
Mavra melempar tongkat pemukul ke tanah. Beruntung jalanan saat ini sangat sepi. Mavra menghubungi kakak sepupunya Lionel dan meminta Lionel untuk membereskan kekacauan yang dia buat.
Lionel datang 10 menit kemudian. Dia menghela napas panjang melihat 3 mayat pria dengan kondisi mengenaskan.
Mavra dengan santainya bersandar di mobil dan menghisap rokoknya. Ya, dia jadi kecanduan nikotin sejak 2 tahun yang lalu ketika dia meninggalkan Los Angeles.
"Siapa lagi ini?"
"Entahlah, aku akan mencaritahu sendiri. Aku hanya ingin memintamu membereskan mereka. Jangan sampai uncle Jack tahu akan hal ini. Aku tidak mau ibuku menerorku lagi."
"Hmm, dasar anak nakal," ujar Lionel. Beberapa anak buah Lionel mulai bergerak menyingkirkan mayat-mayat itu.
Di tempat lain, Seorang pria berusia 30 tahun menggeram kesal saat mendengar laporan dari anak buahnya.
"Jadi mereka gagal membawa gadis itu?"
("Me_mereka tidak hanya gagal, Tuan Rocco. Akan tetapi, Nona itu bahkan menghabisi mereka bertiga dengan tongkat pemukul yang dibawa oleh Jill.")
Pria bernama Rocco itu menyeringai. Sangat menarik, aku jadi penasaran pada gadis itu.
"Cari tahu semua informasi mengenai gadis itu. Aku mau semua laporannya ada di mejaku malam ini."
Setelah sambungan terputus, Rocco lagi-lagi menyeringai sembari menatap foto Mavra yang diberikan oleh Beatrice.
...----------------...
Visual Mavra
Visual Enrique
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Wooowww Cantik buaanggeeett Mavra😍😍😍😍😍,gini nih visual yg cocok,Kadang perannya antagonis tapi Visual nya Artis KOREA gak cocok banget,bikin down feeling baca ku ..
2024-10-11
2
Qaisaa Nazarudin
Mampir dong akunya,Baru baca udah langsung jatuh cinta..
2024-10-11
0
Fajar Ayu Kurniawati
.
2024-10-20
0