Shanum mendapat kabar bahwa ayahnya sakit. Demi menuruti permintaan sang ayah, ia pun harus rela menjalani perjodohan dengan seorang pria.
Siapa sangka pria yang dijodohkan dengan dirinya adalah Arga, mantan kekasih Shanum yang pernah menggores luka mendalam di masa silam. Membuat Shanum trauma untuk menjalin cinta lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ririn Puspitasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4. Perjanjian Pranikah
Shanum tidak pernah menyangka bahwa ia akan kembali bertemu dengan pria yang pernah menggoreskan luka di masa lalunya. Apalagi pertemuan kali ini bukanlah sekedar pertemuan biasa, melainkan sebuah pertemuan yang akan mengikat mereka dalam suatu pernikahan.
Shanum melihat sekelilingnya, semua orang tampak bergembira. Baik kedua orang tua Arga atau pun orang tuanya sibuk membicarakan masalah pernikahan. Sementara Shanum, ia masih berpikir, kehidupan pernikahan seperti apa nantinya akan ia jalani pada pria yang amat ia benci itu.
Untuk menenangkan pikirannya, Shanum mencoba menjauh sejenak dari sana. Ia memilih duduk di sebuah kursi, di taman depan rumahnya. Terdengar suara langkah kaki yang berjalan mendekat ke arah Shanum, membuat gadis berparas cantik itu langsung mengarahkan pandangannya ke sumber suara.
"Aku tidak menyangka akan dipertemukan denganmu dalam keadaan seperti ini," celetuk Arga melangkahkan kakinya mendekati Shanum.
"Jika aku bisa memilih, lebih baik aku tidak dijodohkan denganmu," geram Shanum sembari membuang wajahnya.
"Kalau memang begitu maunya, kita bisa berbicara pada kedua orang tua kita. Meminta untuk tidak melanjutkan perjodohan ini sebelum terlambat," balas Arga seraya mengendikkan bahu.
Shanum merasa kesal dengan ekspresi yang diperlihatkan oleh Arga. Pria itu tidak berubah sama sekali, masih angkuh seperti dulu.
"Kenapa? Apakah kamu tidak ingin mengatakannya? Kalau begitu biar aku saja yang menyampaikan hal ini kepada kedua orang tua kita," ucap Arga yang melangkahkan kakinya pergi dari sana.
Namun, baru beberapa langkah ia berjalan, Shanum langsung mencegatnya.
"Tunggu!!"
Shanum menahan Arga dengan memegang lengan pria tersebut. Arga menoleh, ia melihat tangan Shanum yang masih setia bergelayut di lengannya. Shanum pun langsung melepaskan tangannya.
"Maaf," ujar Shanum.
"Apa yang ingin kamu bicarakan tadi?" tanya Arga.
"Tolong jangan batalkan perjodohan ini. Menikahlah denganku," ucap Shanum dengan tatapan serius.
Arga menatap gadis tersebut secara seksama. Lalu ia pun mengembangkan senyumnya. "Apakah kamu baru saja melamarku?" tanya Arga.
"Apa?!"
"Ucapanmu barusan, terdengar seperti kamu benar-benar ingin menikah denganku," jelas Arga.
Raut wajah Shanum langsung berubah seketika. Gadis itu mendengkus, melihat wajah Arga dengan tatapan kesal.
"Aku menikah denganmu bukan karena ingin. Intinya ada perjanjian pranikah antara kita dan itu ... tidak boleh dilanggar!" tegas Shanum.
"Perjanjian pranikah?" Arga menaikkan alisnya sebelah.
"Intinya, mari bertemu beberapa hari kemudian. Aku akan menyiapkan kontrak perjanjian tersebut. Ku harap kamu bisa bekerja sama," tutur Shanum yang kemudian bergegas meninggalkan Arga.
Arga menatap punggung wanita itu dengan lekat. Ia pun tersenyum geli saat mendengar ucapan dari mantan kekasihnya itu.
"Perjanjian pranikah? Dia benar-benar sangat lucu," gumam Arga.
...****************...
Tiga hari kemudian, Arga dan juga Shanum telah memasang janji di sebuah restoran. Arga melirik arloji di tangannya, ia cukup bosan menunggu Shanum yang tak kunjung datang.
Tak lama kemudian, Shanum pun muncul. Gadis itu mengedarkan pandangannya, melihat Arga yang berada di salah satu kursi terletak di ujung sana, Shanum pun langsung melangkahkan kakinya menuju ke tempat tersebut.
"Ini ... dokumen pranikah kita!" ucap Shanum membuka dokumen yang ada di tangannya.
Arga menjengit, ia pun membuka dokumen tersebut dan membacanya secara seksama.
"Setelah menikah, tidak boleh seranjang. Tidak boleh saling bersentuhan. Tidak boleh mengurusi hidup satu sama lain. Jika ada kedua orang tua, boleh saling bersentuhan seadanya, agar terlihat sedikit romantis walaupun palsu," ujar Arga membaca semua dokumen tersebut.
"Iya," ucap Shanum yang tengah menjilat materai. Ia pun menempelkan materai tersebut di atas kertas tadi.
"Bubuhkan tanda tanganmu di atasnya," lanjut Shanum.
Arga melirik ke arah Shanum sejenak, ia pun langsung membubuhkan tanda tangan di atas perjanjian tersebut. Setelah selesai, ia langsung menyerahkan dokumen tersebut pada Shanum.
"Baiklah kalau begitu. Mari kita menikah dengan syarat," ujar Shanum.
Ia pun langsung meninggalkan tempat itu tanpa memesan minuman terlebih dahulu. Sepeninggal Shanum, Arga menyesap minuman yang ada di hadapannya.
"Menarik!" gumam Arga kembali meletakkan kopinya ke atas meja.
Maafkan aku ya gengs, karena membuat kalian menunggu sampai bertahun-tahun 😅 Terima kasih banyak buat kalian yang sudah membaca karyaku sampai selesai. Berkat dukungan dari kalian, aku bisa menamatkan kisah Arga dan Shanum. Berat sih, sangat berat namatinnya karena aku dilanda mager bgt, ngga cuma itu aja aku juga males mikir. Astaga🤦....
Sebenarnya kisah Shanum dan Arga ini diambil sedikit dari kisahku, dimana aku yang sampai saat ini masih menjadi pejuang garis dua. Semoga saja ya, Allah mempercepat karena umurku hampir kepala 3😅
Intinya aku berterima kasih sebanyak-banyaknya sama kalian, tanpa kalian aku hanyalah remahan rengginang yang berada di kaleng Khong Guan. Udah dulu ceramahnya, semoga kita berjumpa lagi di karya aku yang lainnya. Biar ngga bosen nunggu, baca aja yg tamat wkwkwk. Itu pun kalau kalian berkenan hahaha ....
Udah ya, udah sangat panjang. Ngetiknya di kolom komentar biar nanti jadi top komen wkwkwkw. Sekian dan terima kasih. Ketjup manjahhh dari othor termager ini 💋💋💋💋💋♥️♥️♥️