Setelah Mende berhasil merebut Prasetya dari istri nya yang bernama Fiona, wanita itu mengira hidup nya akan indah seperti impian nya.
Hidup bahagia dengan Prasetya yang pegawai kantoran dan tinggal dirumah megah dengan segala kemewahan yang dimiliki pria itu.
Namun dia lupa jika hukum tabur tuai itu ada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Pagi hari nya, rumah kembali ramai dengan teriakan bu Soraya yang membuat Pras terbangun dari tidur nya.
Tapi tidak dengan Mende yang masih nyenyak tidur, karena sejak dua hari yang lalu Mende sudah mengundurkan diri dari tempat kerja nya.
"Ibu lapar, ibu mau mandi. ini sudah jam 8 dimana istri mu yang pemalas itu"
"Jangan teriak teriak bu, mende masih tidur. lagi pula ada mak Marni kenapa ibu tidak mandi sama Marni"
Tiba tiba Marni keluar dari kamar nya sambil menenteng tas nya menghampiri Pras dan bu Soraya.
"Maaf Pak, saya ingin mengundurkan diri sebagai perawat bu Soraya. saya tidak betah kerja disini, apa lagi bu Soraya juga tidak mau saya rawat" ucap Marni.
Terpaksa Pras pun mengiyakan kan keputusan Marni, apa lagi ibu nya tidak mau dirawat oleh nya.
Setelah mendapat gaji selama dua hari bekerja, Marni pun bergegas pergi dari rumah itu.
"Mana istri kamu itu" soraya kembali berteriak.
"Bu,, sudah pras bilang, Mende masih tidur"
"Apa? masih tidur? dasar perempuan tidak tau di untung. Coba aja ada Fiona pasti dia sudah bangun sejak subuh. Sudah masak, bahkan jam segini ibu sudah mandi, makan dan berjemur"
"ibu lapar... ! pyarr...!
Bu Soraya melempar gelas hingga pecah.
Mendengar ada benda yang pecah, mende terkejut dan langsung bangun lalu menyusul suaminya.
" Ada apa mas"? tanya Mende.
"Mandiin ibu gih" bukan nya menjawab pras justru menyuruh istri nya untuk memandikan bu Soraya.
"Kan ada perawat mas"? bantah Mende.
" Marni sudah mengundurkan diri. sudah sekarang kamu mandiin ibu dulu, aku mau cari sarapan "!
Mende menunjuk dirinya sendiri.
" Aku mas? apa gak salah aku ngurusin ibu kamu"?
"Ya kan kamu istri aku, kalau bukan kita siapa lagi? cepatlah"!
Mende mendengus kesal, dengan perasaan jengkel wanita itu di bantu suaminya memandikan bu Soraya.
Ocehan demi ocehan membuat Mende merasa frustasi.
Ia pikir menikah dengan Prasetya hidup nya akan bahagia dan tenang, nyatanya baru beberapa hari saja sudah stress.
Berbeda dengan Fiona yang kehidupan nya kini jauh lebih baik.
Bagun pagi ia hanya mengurus anak nya, setelah itu menyelesaikan tugas nya membersihkan rumah, baru setelah itu membantu bik minah memasak.
Pekerjaan yang sangat sangat ringan, bahkan sekarang Fiona sudah bisa merawat dirinya sendiri.
Membeli pakaian yang bagus meski tidak mahal, bahkan sedikit sedikit ia sudah bisa menabung, karena impian nya yang sangat ingin memiliki rumah untuk dirinya dan Caraka.
Siang itu setelah selesai meeting, Aditya memutuskan untuk langsung pulang.
Namun kali ini pria itu tidak pulang ke apartemen, melainkan pulang ke rumah nya.
Di tengah perjalanan, Aditya teringat jika ada seseorang anak kecil di rumah nya.
Aditya memutuskan untuk membelikan mainan untuk anak itu.
"Maaf tuan, kenapa tuan pulang tidak memberi tau bibik terlebih dulu. bibik jadi belum masak makanan kesukaan tuan" ucap bi minah yang melihat tuanya datang tiba tiba.
"Tidak papa bik, bibik bisa masakin aku nanti. karena malam ini aku akan menginap disini" ucap Aditya.
Bik minah langsung mengajak Fiona untuk menyiapkan bahan makanan untuk menu makan malam nanti.
Sedangkan Caraka, Fiona biarkan mainan di ruangan dekat dapur.
"Hay ganteng, kenapa diam aja" tegur Aditya pada bocah kecil itu.
Caraka yang saat ini sudah lancar berjalan pun mendekat ke arah Aditya, bocah kecil itu merentangkan tangan nya seolah minta di peluk.
"Oh.. kamu minta di peluk? sini om peluk"
Caraka mengangguk, bocah kecil itu seperti merasakan kenyamanan yang belum pernah ia rasakan sebelum nya.
"Boleh kan aku mengajak Raka bermain di luar"? ucap aditya meminta ijin pada Fiona.
Wanita itu pun mengiyakan.
Pria itu pun mengajak Caraka pergi untuk membeli mainan.
Rasanya senang sekali ada anak kecil di rumah nya.
Rumah yang biasanya sepi, kini terasa hidup kembali. setelah kepergian kedua orang tua nya.
Aditya membelikan mainan untuk Raka tanpa perhitungan.
Setelah membayar semuanya, aditya mengajak Raka pergi ke minimarket untuk membeli cemilan.
"Seperti Caraka" ucap pras yang melihat ke arah meja kasih yang cukup ramai.
Merasa sangat penasaran, pras bergegas pergi ke arah meja kasir yang ternyata Caraka sudah di gendong keluar.
"Iya itu Caraka, sepertinya aku tidak salah lihat" ujar pras yang hendak mengejar Caraka, namun mobil Aditya sudah melaju pergi.
Untuk beberapa saat pria itu terdiam.
"Ah,, mungkin aku hanya salah lihat, tidak mungkin Caraka pergi sama orang kaya seperti itu? mobil nya saja terlihat sangat mewah"
Pras mengelengkan kepala nya, pria ini kembali masuk ke supermarket untuk membelikan pesanan Mende.
Beberapa hari telah berlalu.
Pagi itu Fiona di kejutkan oleh Caraka yang berlari kecil dan langsung memeluk kaki nya.
Fiona menoleh ke bawah, wanita itu tersenyum lalu berjongkok mensejajarkan dengan putra nya..
"Ada apa sayang"? tanya Fiona dengan begitu lembut.
" Aka oleh kut om "? Ucap Caraka dengan nada bocah nya.
" Lho jangan sayang, om Adit mau kerja aka gak boleh ikut"
Caraka cemberut, tapi detik itu senyum nya kembali lebar saat melihat Aditya yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Saya pinjam anak kamu ya"?
Seketika wajah Fiona berubah, ada rasa kekhawatiran yang berlebihan di dalam nya.
Aditya yang melihat perubahan Fiona pun merasa penasaran.
" Ada apa? tenang saja aku tidak akan melukai anak mu"
"Bu, bu kan begitu mas. sebenarnya ayah Caraka juga bekerja di kantor milik mas Aditya" ucap Fiona jujur.
"Apa? siapa nama suami mu dan bekerja di bagian apa"? tanya Aditya yang sedikit terkejut.
" Namanya Prasetya, di bagian keuangan mas"
"Baiklah kamu tenang saja, akan aku pastikan mantan suami mu itu tidak akan melihat Caraka, karena ruangan ku dengan karyawan bagian keuangan itu jauh" ucap Aditya.
Fiona merasa lega mendengar ucapan Aditya.
"Oleh ya unda" rengek bocah kecil itu.
"Iya boleh, tapi Aka gk boleh nakal ya"?
Caraka mengangguk, bocah kecil itu langsung menarik tangan Aditya kemudian masuk ke dalam mobil.
Tidak pernah Fiona melihat anak nya seceria ini.
Fiona melambai-lambai tangan nya, saat mobil menjauh pergi.
Bi Minah menghampiri Fiona, wanita paruh baya itu merasa sangat senang karena sejak kehadiran fiona dan Caraka majikannya berubah.
"Tuan Aditya baru kali ini menginap di sini sampai satu minggu, biasa nya gak pernah" ucap bi minah memberi tau.
"memang nya kenapa bi"? tanya Fiona penasaran.
" Nanti bibi ceritakan, sekarang sebaiknya kita beberes dulu"
Keduanya akhirnya masuk ke dalam rumah, bi minah dan Fiona saling mengerjakan tugas mereka masing-masing.
m ibuy sdh ga punya apa²,,dan fitnah sukses sm kerjaany
.