Menantu Yang Tidak Diinginkan sebuah cerita yang dialami seorang wanita yang tidak diinginkan oleh mertuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Asiseh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
Setelah pulang dari perusahaan milik Hengki, Nita menunggu kabar dari Wiwik dan juga melakukan hal lain untuk melupakan segala kesedihan yang masih ia rasakan.
Rumah terasa sepi setelah kepergian Dara dan Surya, Nita masih tak menyangka kalau takdir hidupnya akan seperti ini. Kebahagiaan yang pernah ia rasakan sudah sirna, bahkan lelaki yang berkata akan menemaninya sampai kapanpun sudah tak lagi ada di sampingnya.
Berat, sangat berat tapi ini sudah menjadi takdir dan semua harus bisa dilalui. Setiap orang selalu mendapatkan ujian yang berbeda. Biar hari ini Nita merasakan sakit dan kecewa, ia berharap suatu saat nanti ada kebahagiaan yang menghampirinya, mungkin dengan pertemuan keluarganya atau hanya sekedar tahu siapa keluarganya karna dari kecil ia belum tahu seperti apa wajah kedua orang tuanya.
Kriiing kriing
Suara telepon Nita.
“Halo” ujar Nita
“Nit, kamu bisa datang ke kantor besok” ujar Wiwik
“Apa?! Serius Wik? Apa posisi aku belum ada yang menempatinya?” tanya Nita
“Sebenarnya sih ada tapi kata pak Hengki kamu disuruh datang saja dulu masalah tempat nanti bisa dibicarakan sama pak Hengki” jawab Wiwik
“Heemm” Nita tampak berpikir
“Sudah jangan kebanyakan berpikir, sampai jumpa besok ya daah”
Wiwik memutuskan sambungan teleponnya.
“Issh kebiasaan langsung dimatiin” omel Nita
Sebenarnya Nita merasa heran, tapi ia senang karna bisa kembali bekerja. Masalah posisi yang akan diterimanya terserah nanti mungkin bisa dibicarakan dengan Hengki.
Keesokan harinya, Nita yang sudah berada di depan kantor langsung masuk. Ia akan menemui Hengki untuk menanyakan semuanya, kalau nanti ia harus memulai ulang karirnya Nita akan menerima karna memang dari awal sudah menjadi resikonya.
Tok tok tok
Nita mengetuk pintu ruangan Hengki.
“Masuk” ucap Hengki
Nita pun membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan Hengki.
“Nita, ayo duduk. Saya pikir kamu tidak akan datang sama seperti waktu itu” ucap Hengki
Ya Nita ingat kenapa Hengki berbicara seperti itu. Semua itu memang kesalahannya, tapi ia juga tak punya pilihan lain selain kembali ke perusahaan ini.
“Maaf pak” ucap Nita menunduk ia merasa tak enak
“Tidak apa-apa, sebenarnya saya sedikit bingung kenapa kamu malah bekerja lagi bukannya kamu dilarang untuk bekerja kembali?” tanya Hengki
“Sebenarnya saya sudah berpisah dengan suami saya pak makanya saya bekerja lagi” jawab Nita
Hengki terkejut dengan penuturan Nita, setahu ia Surya sangat menyayangi Nita terlihat jelas perlakuannya ketika ia bertemu dan mengobrol dengannya. Tapi kenapa sekarang malah berpisah, Hengki tak mungkin menanyakan semuanya karna merupakan urusan pribadi meski sebenarnya ia penasaran alasan Nita bercerai dengan suaminya.
“Apa saya masih boleh bekerja di sini pak?” tanya Nita
Kreek
Pintu ruangan Hengki terbuka.
“Ini berkas-berkasnya bos” ucap Tino
“Tino, apa posisi Nita sudah ada yang menggantinya?” tanya Hengki
“Sudah bos, kebetulan baru terisi satu minggu yang lalu” jelas Tino
Nita menghela nafasnya, sepertinya ia harus mencari perusahaan lain untuk melamar pekerjaan.
Hengki melihat ke ara Nita yang sudah menundukkan wajahnya.
“Kalau begitu saya permisi pak” ucap Nita
Hengki mengerutkan keningnya “Mau ke mana?” tanya Hengki heran
“Kan tadi bapak bilang kalau posisi saya suda terisi jadi saya mau melamar pekerjaan di perusahaan lain” jelas Nita
“Apa kamu dengar kalau saya menyuruhmu pergi?” tanya Hengki
Nita menggelengkan kepalanya.
Sedangkan Tino hanya menyimak pembicaraan bos dan wanita yang ada di depannya tanpa ikut menambahi tanpa seizin bosnya.
“Saya hanya bertanya tentang posisi kerja kamu, karna sudah terisi jadi kamu akan menjadi sekretaris aku” ucap Hengki
Nita langsung mengangkat wajahnya, ia menatap Hengki seakan mencari kebohongan di wajahnya namun Nita tak menemukan, apa barusan ia hanya salah dengar.
“Ma-maksudnya pak?” tanya Nita
“Apa ucapan saya masih kurang jelas? Kamu akan menjadi sekretaris saya” ulang Hengki
“Lalu pak Tino” Nita beralih menatap Tino
“Tino adalah asisten pribadi saya” jawab Hengki
Nita meminta jawaban pada Tino seolah ia masih setengah sadar dengan ucapan Hengki.
Tino pun mengangguk membenarkan jawaban sang bos.
“Apa kamu keberatan?” tanya Hengki
“Ah tidak-tidak pak, saya tidak keberatan”
“Kamu bisa bekerja mulai hari ini dan nanti Tino yang akan menjelaskan jika kamu masih belum memahami tugas kamu”
“Baik pak”
“Mari saya antar ke ruangannya” ucap Tino
Nita mengangguk kemudian ia berdiri dan berpamitan pada Hengki untuk memulai bekerja.
“Huft apa ini nyata atau hanya mimpi” Nita mencoba mencubit tangannya sendiri “Aww sakit jadi semua ini bukan mimpi, ini semua adalah kenyataan. Ya Tuhan tidak menyangka banget kalau sekarang malah jadi sekretaris” gumam Nita
Tino hanya tertawa di dalam hatinya ketika mendengar gumaman Nita, menurutnya Nita lucu pantas saja bosnya mau menerima dia kembali atau mungkin bosnya itu sudah jatuh hati pada Nita, pikir Tino.
“Ini adalah ruangan kamu, apa kamu sudah tahu tugas dari sekretaris apa?” tanya Tino
“Belum pak” jawab Nita
“Tugas kamu adalah mengatur jadwal pak Hengki lalu membacakannya setiap hari setelah ia sudah berada di ruangannya, lalu kamu harus memesankan makan siang untuk pak Hengki. Selebihnya kamu hanya mengerjakan pekerjaan yang perlu kamu selesaikan, jika pak Hengki tidak ada kamu bisa melaporkannya pada saya, apa ada yang ingin ditanyakan?”
“Tidak pak”
“Sya rasa kamu sudah mengerti, kalau begitu saya permisi dulu kalau memang ada hal yang ingin kamu tanyakan bisa tanyakan pada saya atau pada pak Hengki langsung”
“Baik pak”
Tino keluar dari ruangan Nita.
“Aku benar-benar masih tidak menyangka kalau ini semua itu nyata. Bagaimana bisa aku menjadi sekretaris dengan secepat ini” ucap Nita menatap sekeliling ruangan yang belum pernah ia tempati itu
“Aku harus mengabari Wiwik pasti dia menunggu aku kembali ke tempatku yang lama” Nita mengambil ponselnya lalu mengetikkan sebuah pesan dan mengajaknya makan siang nanti untuk menceritakan semuanya.
Nita memang belum sepenuhnya memahami pekerjaannya tapi ia cukup mengerti karna ia sering menonton film yang memerankan sebagai seorang sekretaris bos.
Setelah bergelut dengan laptopnya, Nita melihat jam sudah menunjukkan waktu makan siang. Sebelum ia menghampiri Wiwik di knatin, Nita masuk ke dalam ruangan Hengki untuk menanyakan makan siangnya.
“Permisi pak” ucap Nita
“Iya masuk” jawab Hengki
“Karna saya belum tahu makanan yang biasa bapak pesan, saya ingin bertanya bapak mau makan apa ya?” tanya Nita gugup
Sekarang Nita akan berhadapan dan bertemu setiap hari dengan bosnya itu, padahal dulu ia selalu menghindari pertemuan dengannya. Entah kenapa tapi kalau dulu ia ingin hubungannya dengan sang suami.