Tiba-tiba beralih ke tubuh seorang gadis tentu saja membuat Almira kaget. Yang Almira ingat adalah saat dirinya berperang dengan musuh Kakaknya dan dirinya tertembak beberapa kali, tentu saja tak mungkin hidup Almira pasti sudah mati.
Tapi kenyataannya Almira masih hidup, tapi bukan dalam tubuhnya. Wajahnya pun sangat berbeda ini sangat muda sedangkan Almira sudah 28 tahun.
Siapakah sebenarnya pemilik tubuh ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak sanggup
"Anya ayo bangun biar Mama obati, kamu harus pergi ke sekolah" Mawar membantu anaknya untuk bangkit dan memapahnya ke ruang tamu.
"Tunggu sebentar ya"
Anya menarik tangan Mamanya lalu menggelengkan kepalanya "Anya tak mau sekolah Ma, Anya mau dirumah saja. Tolong Mama bicara dengan Ayah jangan usir Anya. Mau tinggal dimana nanti aku. Aku tak punya siapa-siapa lagi"
Mawar mengusap kepala anaknya tersenyum getir dengan nasib anak perempuannya, kenapa jadi seperti ini. Hidupnya dulu sangat baik-baik saja tapi sekarang malah berantakan dalam sekejap semuanya langsung hilang.
"Kamu harus tetap sekolah, Mama ga mau kamu putus sekolah. Kamu adalah harapan satu-satunya Mama, setelah nanti lulus kamu bisa bekerja dan kita bisa pergi sama-sama"
Lagi lagi Anya menggelengkan kepalanya menatap Mamanya dengan tatapan sendu. Anya tak mau jadi bahan olok-olok temannya nanti.
"Mama obati sekarang, setelah itu pergi ke sekolah. Masalah Ayah biar Mama yang urus kamu ga akan pergi dari rumah ini"
Anya tak bisa membantah sekarang hanya bisa menangis. Pasrah saja apa yang akan terjadi nanti dengan dirinya disekolah.
...----------------...
Anya yang baru saja sampai disekolah sudah disambut dengan sorakan teman-temannya. Anya hanya bisa menundukkan kepalanya, kalau sendiri melawan teman-temannya Anya tak bisa.
"Huuh dasar, anak sekolah kok punya hutang sih. Sudah gitu bohong lagi kalau dia masih kaya " celetuk salah satu temannya.
Byur, Anya menatap pakaiannya yang basah, tak sempat menghindar sama sekali itu begitu cepat. Anya mulai menggigil ini seperti air es begitu dingin.
Teman-temannya tertawa terbahak-bahak melihat ini, bahkan ada yang mengejeknya, mendorongnya, menjambaknya.
"Sudah, ini tak lucu " cicit Anya.
"Hah mau lagi " tanya teman laki-lakinya.
Lagi-lagi Anya melihat teman laki-lakinya berlari kearah dirinya membawa sesuatu yang sepertinya menjijikan. Saat akan menghindar kakinya malah tersandung dan terjatuh. Ini adalah hari tersial.
Akhirnya cairan menjijikan itu tumpah juga ditubuhnya sangat lengket sekali jangan lupa bau sekali. Anya sampai ingin muntah tapi ditahan, tak mau sampai ditertawakan dan kembali di ejek.
"Sebenarnya apa salahku, aku tak pernah jahat pada kalian " teriak Anya yang sudah muak dengan semua ini.
"Orang seperti kamu itu pantas mendapatkan seperti ini, mungkin seharusnya lebih" teriak Naura yang memang menyebarkan semua tentang Anya.
Bahkan Naura dan juga Miranda yang menyuruh teman-temannya untuk merundung Anya, mereka berdua tak terima di bohongi. Anya harus menerima semuanya.
Lalu tiba-tiba sebuah rekaman saat Anya mencuri terputar dan disaksikan oleh semua teman-temannya bahkan oleh seluruh yang ada disekolah. Naura sengaja memajang layar besar di lapangan untuk kembali mempermalukan Anya.
"Tidak, itu semua tidak benar tolong jangan lakukan itu, itu bukan aku " Anya segera bangkit menghalangi layar besar itu tapi sama sekali tak menutupi.
Anya yang sudah terlanjur malu berlari kearah belakang sekolah, harga dirinya sudah tak ada. Rasanya sudah tak sanggup harus diperlakukan seperti ini, apa salahnya sebenarnya.
Laura yang memang ada di sana hanya bisa tertawa melihat penderitaan Anya yang baru saja di mulai. Sepertinya dia begitu menderita sekali. Laura juga yang memberitahu teman-teman Anya untuk datang ke rumah dan memakai akun Anya juga.
Hal itu begitu mudah Laura lakukan, sosial media Anya begitu mudah untuk Laura retas. Untuk rekaman juga Laura yang merekamnya.
Flashback on
Laura yang akan tidur tak jadi lupa membawa minum, baru saja berbelok kearah dapur malah melihat Anya yang masuk kedalam kamar orang tuanya tentu saja Laura penasaran apa yang akan dilakukan oleh Anya.
Dengan langkah terburu-buru Laura mengintip dan langsung mengeluarkan ponselnya merekam apa yang Anya lakukan. Ini bisa jadi senjata untuknya pasti nanti pagi Anya akan melemparkan masalah ini padanya.
Saat melihat Anya akan keluar Laura segera berlari kearah kamarnya dan mengirimkan rekaman ini juga pada Naura. Biar sekalian juga kan menghancurkan Anya tak sedikit-sedikit.
"Mulai sekarang hidupku akan tenang, sudah ada yang menggantikan. Selamat menempuh hidup susah mu Anya aku akan selalu tertawa saat melihat kamu di permalukan nanti"
Laura menarik selimut dan tertidur dengan nyaman, ingin segera menyambut hari esok.
flashback of
Laura yang sudah puas mengikuti langkah Anya yang terseok-seok. Saat sudah ada dihadapannya Laura menepuk bahunya, meskipun harus menahan rasa jijik dari cairan lengket ini Laura tetap menempelkan tangannya.
"Bagaimana saat menggantikan ku apakah menyenangkan"
Anya menepis tangan Laura "Pergi, aku tak mau ditemui siapa-siapa "
"Baiklah renungi setiap kesalahan yang kamu lakukan. Jangan seolah-olah kamu yang paling tersakiti kamu harus introspeksi diri sebelumnya kamu itu seperti apa"
Laura memberikan sebuah tas dan menyimpannya disamping Anya, lalu pergi untuk mengikuti kelas yang akan segera dimulai.
Anya yang sudah tak mendengar lagi langkah kaki segera membuka tas yang dibawakan Laura, ternyata didalamnya ada seragam dan juga alat mandi. Anya menyandarkan tubuhnya dan kembali menangis.
Begitu sakit hatinya, ingin sekali membalas apa yang mereka lakukan. Tapi apa daya hanya seorang diri bagaimana akan melawan dan ini semua pasti ulah Laura.
Laura sangat senang dirinya dipermalukan seperti ini, pasti yang merencanakan ini semua Laura dia pura-pura baik padanya agar tak disalahkan. Dia benar-benar licik lihat saja Anya akan membalaskan semua kesakitan ini pada Laura.
Anya mengendap-endap keluar dari persembunyiannya dan masuk kedalam kamar mandi teman-temannya sudah tak ada.
Setelah membersihkan dirinya Anya pergi keruang guru untuk mengadukan semua ini. Baru saja diperbolehkan masuk Anya langsung menangis dan menghadap wali kelasnya.
"Ada apa Anya tiba-tiba menangis seperti ini "
"Aku dirundung Bu dan semua yang merencanakan ini Laura"
"Laura kan Kakakmu mana mungkin dia seperti itu"
Guru-guru memang tak tahu, karena tempat Anya dirundung cukup jauh dengan ruangan guru. Tapi entah mungkin ada yang menahan juga agar tidak ketahuan.
"Iya memang Bu Laura itu Kakakku, tapi dia memang seperti itu dia yang merencanakan semua ini. Aku juga benar-benar tidak menyangka Laura akan seperti ini. Kami memang di rumah sering bertengkar dan sekarang Laura malah melampiaskannya di sekolah Bu"
"Baiklah akan Ibu panggil Laura agar tak ada kesalahan pahaman, ada lagi selain Laura "
"Tidak ada Bu hanya Laura saja yang merencanakan semua ini"
Anya menganggukkan kepalanya mengusap air matanya, menunggu kedatangan Laura dan Anya akan menimpalkan semua kesalahan ini pada Laura, Anya tak mau membawa teman-temannya, tak mau sampai nanti di jauhi oleh teman-temannya juga.
Semoga aja cerita ini g seperti itu yg beda dong thor yg jahat y dihempaskan
Semangat terus dlm berkarya semoga makin maju