Azura adalah gadis cantik tapi menyebalkan dan sedikit bar-bar. Dia mendapatkan misi untuk menaklukkan seorang dokter tampan namun galak. Demi tujuannya tercapai, Azura bahkan sampai melakukan hal gila-gilaan sampai akhirnya mereka terpaksa terikat dalam satu hubungan pernikahan. Hingga akhirnya satu per satu rahasia kehidupan sang dokter tampan namun galak itu terkuak. Akankah benih-benih cinta itu tumbuh seiring kebersamaan mereka?
Cover by @putri_graphic
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DGGM 1. Gadis Menyebalkan
Seorang gadis cantik, masuk ke sebuah club malam dengan nafas terengah-engah. Sang bartender yang merupakan sahabat se'iya sekata gadis itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah gadis itu yang sudah dihafalnya luar kepala.
"Dikejar lagi?" tanya Leon, si bartender dengan senyum mengejek membuat.
Geram melihat ekspresi sahabat lucknutnya, Azura pun memukul kepala Leon dengan tas punggungnya.
"Breng-sek banget sih loe, Ra! Untung loe cewek, kalau cowok udah gue tonjok loe!" maki Leon kesal. Tapi biar seperti itu, ia tidak pernah benar-benar marah karena begitu lah cara kedua orang sahabat itu berinteraksi.
"Tonjok kalau bisa? Kita liat, hidung siapa yang duluan patah." ejek Azura seraya mengedikkan bahunya angkuh. Bukannya sombong, tapi memang Azura itu jago silat. Jadi wajar dia sedikit sesumbar. Tapi walaupun begitu, ia tidak suka memanfaatkan kemampuannya sembarangan. Kadang ia lebih baik berpura-pura jadi gadis lemah untuk menghindari masalah. Walaupun kadang ah bukan kadang, tapi memang ia kerap bersikap menyebalkan dan suka membuat orang-orang kesal. Dia baru akan menggunakan kemampuannya saat di situasi yang genting atau saat ada yang membutuhkan.
"Cih, sombong! Mentang loe jago silat." sarkas Leon sambil melempar kulit kacang ke arah Azura tapi dengan gesit kulit kacang itu ditangkisnya hingga mengenai dahi seseorang.
"Aw, siapa sih! Kurang ajar banget. Sepertinya ada yang mau cari masalah!" seru seseorang yang terkena lemparan kulit kacang.
"Ra, kabur! Buruan!" bisik Leon saat tau yang terkena lemparan kulit kacang itu adalah manajer club' malam itu.
"Mampus gue! Loe sih, nggak ada kerjaan lempar gue paket begituan. Gue mah reflek aja nepisnya. Gue pamit dulu ya! Bye ... " ujar Azura sambil mengedipkan matanya sebelah membuat Leon menatapnya pura-pura jijik.
Azura pun bergegas lari ke ruang ganti seraya mengendap-ngendap tetapi baru saja beberapa langkah ia mengendap, kerah baju belakangnya ditarik seseorang membuatnya refleks hendak memukul.
Namun tangannya terhenti di udara saat melihat tatapan maut sang manajer.
"Eh, pak Salmon eh Salman maksud saya pak." ujar Azura cengengesan membuat pak Salman menatapnya jengah. Namun ekspresi itu tak bertahan lama, seketika senyum lah yang terbit di bibir pria pertengahan 40 tahunan itu. Azura sangat tahu arti senyum itu. 'Dasar kadal buntung. Buaya darat. Bekicot ngesot. Nggak inget bini di rumah malah sibuk pamer-pamer senyum sok menggoda. Loe kira gue tertarik gitu. Nehi ... ' gumam Azura dalam hati.
"Kamu baru datang, Ra!" tanya pak Salmon eh Salman maksud othor.
"Kan bapak udah liat, aku baru datang kok masih ditanyain sih! Mata bapak masih normal kan? Atau udah katarak?" cetus Azura dengan tatapan mata jengah. Tapi tidak dengan pak Salman yang justru makin melebarkan senyumnya.
"Saya kan cuma nanya, Ra. Emangnya kamu nggak suka ya saya perhatikan?"
"Bukan nggak suka, pak. Tapi ... "
"Tapi apa?" tanya pak Salman dengan mata berbinar.
"Tapi emang nggak suka banget. Ingat pak, ingat, bapak udah ada anak istri di rumah. Nggak kasian apa sama mereka. Mereka dengan sabar dan percayanya nungguin bapak pulang ke rumah sehabis bekerja, eh bapak malah sibuk godain cewek. Bapak bisa bayangin gimana perasaan mereka? Sedih pak, sedih ... hiks ... hiks ... hiks ... ." mamah Azura mix drama queen mode on. (Bukan mamah Dedeh ya, tapi mamah Azura. Hahaha ... )
Pletak ...
Pak Salman justru menjentik dahi Azura membuat Azura meringis.
"Lho, kok jidad saya di sentil sih, pak? Emang omongan saya ada yang salah?" tanya Azura bingung.
"Ya tentu aja salah, salah banget malah. Lha, saya aja belum nikah, gimana mau punya anak istri coba." desis Pak Salman mengejutkan Azura.
"Lho, kata Leon ..." Azura berdecak kesal saat sadar ia telah dikerjai oleh Leon. Tapi wajah kesalnya tiba-tiba berubah jadi senyum jahil. "Bapak single toh? Belum punya pasangan?" tanya Azura sambil mengusap dagunya.
"Hmm ... I'm single." sahut Pak Salman bangga.
Diperhatikannya wajah pak Salman yang sebenarnya cukup tampan tapi ... saat pandangan mata Azura jatuh ke atas perut Pak Salman yang seperti ibu hamil 5 bulan, Azura langsung menggeleng-gelengkan kepalanya. 'Not my type.'
"So ... artinya bapak nggak laku dong udah setua ini masih single." ledek Azura seraya tergelak meninggalkan pak Salman yang mukanya sudah merah padam karena kesal.
"Azura ... " pekik Pak Salman murka.
'Cantik-cantik tapi menyebalkan. Untung cantik, kalau nggak, udah saya pecat dari kemarin dia.' geram pak Salman.
Lalu Azura segera masuk ke kamar ganti dan memakai pakaian khusus pelayan club' malam, sebuah kemeja slimfit berwarna putih dan rok hitam selutut. Beda dari pelayan yang lain yang roknya di atas lutut, Azura justru memakai sebatas lutut. Ia merasa tak nyaman bila menampakkan aset pribadinya. Dia bukanlah wanita yang alim, tapi ia cukup pandai menjaga diri. Apalagi lingkungan pekerjaannya seperti ini, tentu ia harus lebih mawas diri.
Azura memang bekerja di club' malam itu sebagai pelayan tapi bukan pelayan plus-plus ya! Azura hanya bertugas mengantarkan minum. Bila ada yang ingin minta ditemani, maka mereka harus membayar lebih mahal. Biasanya para bos besarlah yang suka melakukan itu. Mereka berani membayar dengan harga tinggi agar bisa dilayani para pelayan cantik. Tapi tetap, no skinship apalagi lebih. Azura juga tidak menerima tawaran minum alkohol. Biarpun ia bekerja di club' malam, Azura masih tau perbuatan boleh dan tidak boleh. Andai ada pekerjaan yang dapat menghasilkan cuan yang lebih banyak dan tidak berisiko seperti ini, tentu ia akan lebih memilih pekerjaan lain itu. Tapi mau bagaimana lagi, ia hanya bisa berusaha, demi pundi-pundi rupiah yang melimpah.
Selain bekerja sebagai pelayan di club' malam, Azura juga bekerja sebagai kasir di sebuah minimarket. Penghasilannya di sana memang tidak besar, tapi cukup untuk kebutuhannya sehari-hari. Apalagi ia juga harus menanggung keperluan adik semata wayangnya yang kini sedang berkuliah di tingkat akhir. Perjuangannya masih panjang.
...***...
Langit di luar makin gelap, jalanan pun sudah mulai sepi, tapi tidak dengan tempat hiburan malam seperti club' malam. Di sana justru terlihat begitu ramai. Ada yang menari diiringi musik EDM yang menghentak, ada yang sekedar ingin bersenang-senang,dan ada juga yang hanya berbincang sembari minum-minuman beralkohol. Kata mereka minuman itu bisa membuat jiwa dan raga mereka terasa lebih relaks. Padahal efeknya bisa lebih membahayakan dari sekedar relaks. Belum lagi risiko bagi mereka yang minum sampai mabuk. Terkadang orang yang mabuk bisa berbuat sesuatu di luar kesadarannya yang bukan hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga orang lain.
"Ini minumannya, kak. Silahkan diminum." ujar Azura ramah sembari meletakkan sebotol minuman haram dan 2 buah gelas kecil.
"Sama-sama, cantik. Duduk di sini, yuk! Temani kakak." goda pelanggan pria sambil mengerlingkan sebelah matanya genit.
"Maaf kak, kalau mau ditemani, bisa minta yang lain
Saya masih sibuk soalnya." tolak Azura ramah. Padahal dalam hati ia sibuk mengumpat. 'Dasar kadal buntung mata keranjang. Nggak bisa liat cewek cantik dikit main godain.' umpatnya dalam hati, namun bibirnya justru tersungging senyum ramah.
"Yah, sayang banget. Kalau nggak sibuk lagi, mampir ke sini ya! Nih, buat kamu." ujar pelanggan yang pria itu dengan wajah penuh penyesalan. Lalu tangan kanannya mengambil beberapa lembaran uang merah dan di selipkan ke genggaman tangan Azura. Azura pun membalas pelanggan itu senyuman yang lebih manis lagi karena merasa senang bisa mendapatkan banyak duit hanya dengan berbicara sedikit manis.
"Wah, makasih banget ya Kaka! Kakak udah ganteng, baik lagi!" puji Azura padahal dalam hati ia mau muntah. Uwekk ...
Setelah sedikit berbasa-basi, Azura kembali melanjutkan pekerjaannya hingga tuntas. Jadwalnya bekerja hanya sampai pukul 2 dini hari. Selesai bekerja, ia segera berganti pakaian di ruang loker. Matanya berbinar-binar saat melihat lembaran demi lembaran uang merah yang berhasil ia dapat hari ini.
...***...
...Happy reading 🥰🥰🥰...
Cerita yang lucu dan menggemaskan karakter tokoh utamanya Azura Arkan 😊😊😊