Zhang Xuanye, seorang pemuda desa, mendapatkan penunjuk takdir yang menghubungkannya dengan tahta Kaisar Giok, penguasa langit. Dalam perjalanannya untuk mengklaim kekuasaan tersebut, ia menghadapi berbagai ancaman dan mengungkap rahasia kelam. Dengan bantuan teman dan kekuatan baru, Zhang Xuanye berjuang untuk menyatukan dunia manusia dan ilahi.
Saya usahakan double up tiap weekend bilamana ada waktu lebih. Sekian, terima kasih🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yogasurendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bahaya Tersembunyi
Pasukan elit Huanyu, dengan seragam kebesaran berwarna merah dan emas, memacu kuda mereka melintasi jalan setapak berbatu menuju Gunung Langit Utara. Langit di atas mulai kelam, seolah memberi pertanda bahwa sesuatu yang besar sedang terjadi di sana. Kabut tipis mulai menyelimuti jalan, membuat perjalanan semakin terasa mencekam. Pangeran Yufeng dan Putri Xiaolun Ruixiang memimpin pasukan, namun masing-masing tenggelam dalam pikiran mereka sendiri.
Xiaolun Ruixiang merasa ketegangan di dadanya semakin meningkat. Dalam hatinya, ia masih mempertanyakan apakah benar tindakannya sebelumnya adalah sebuah kegagalan. Zhang Xuanye dan Biksuni Fengqing bukanlah orang yang sembarangan mengambil keputusan. Mereka mungkin memiliki alasan kuat untuk pergi tanpa izin. Namun, relik suci Guanyin memang pusaka yang terlalu berharga. Kekaisaran tidak bisa kehilangan benda semacam itu, apalagi dalam masa krisis seperti sekarang.
"Sekarang atau tidak sama sekali," gumamnya pada dirinya sendiri. Ia harus fokus. Tidak ada ruang untuk keraguan di medan seperti ini.
Sementara itu, Pangeran Yufeng yang tenang dan penuh keyakinan memandang lurus ke depan. Sebagai putra mahkota, ia telah berlatih seumur hidup untuk menghadapi situasi seperti ini—situasi di mana keputusan cepat dan tanpa ragu adalah segalanya. Namun di dalam hatinya, Yufeng juga menyadari risiko yang sangat besar dari misi ini. Kegelapan yang datang dari gunung kehampaan surgawi sudah menimbulkan keresahan di berbagai kerajaan di bawah panji Kekaisaran. Jika kekuatan ini dibiarkan berkembang, seluruh alam manusia mungkin berada di ujung kehancuran.
Ketika pasukan mencapai kaki Gunung Langit Utara, malam telah tiba. Bulan pucat bersinar di langit, tetapi cahaya itu tidak cukup untuk menembus kegelapan yang merambat di antara pepohonan. Pangeran Yufeng memberi isyarat agar pasukan berhenti sejenak. Mereka akan mendirikan kemah untuk malam ini, karena berangkat ke puncak gunung di malam hari terlalu berisiko.
Di luar kemah, Yufeng dan Xiaolun Ruixiang duduk di sekitar api unggun. Keheningan malam hanya diisi oleh suara hembusan angin dingin. Yufeng akhirnya berbicara, matanya tetap menatap ke arah puncak gunung yang tak terlihat dari tempat mereka berada.
"Xiang'er, apa kau benar-benar percaya bahwa Zhang Xuanye dan Biksuni Fengqing tidak punya maksud tersembunyi?" tanyanya tiba-tiba, suaranya datar namun penuh makna.
Xiaolun Ruixiang terdiam sejenak sebelum menjawab, "Aku ingin percaya bahwa mereka berjuang untuk tujuan yang sama seperti kita, kakanda. Tapi relik suci Guanyin... siapa pun yang memilikinya akan memiliki kekuatan yang luar biasa. Itu bisa mempengaruhi keputusan seseorang."
Yufeng mengangguk perlahan. "Kita harus siap menghadapi kemungkinan apa pun. Gunung ini menyimpan banyak misteri. Kita tidak tahu apa yang akan kita temui di puncaknya."
Tiba-tiba, seorang prajurit berlari mendekat. "Yang Mulia, kami menemukan jejak pertempuran di hutan sebelah barat. Tampaknya ada kelompok yang bertarung di sana belum lama ini."
Yufeng berdiri. "Arahkan kami ke sana."
Tak lama kemudian, Yufeng, Xiaolun Ruixiang, dan beberapa prajurit berjalan menuju lokasi yang dimaksud. Sesampainya di sana, mereka menemukan tanda-tanda jelas pertempuran sengit: tanah yang teracak, batang-batang pohon yang tercabik, dan bekas-bekas energi spiritual yang masih terasa di udara.
Xiaolun Ruixiang berjongkok, memperhatikan tanah yang tergores. "Ini jejak dari teknik pedang tingkat tinggi... Mungkin milik Zhang Xuanye."
Yufeng memeriksa sekeliling dengan cermat. "Dan ini... bekas serangan kekuatan kegelapan," katanya, menunjuk pada lingkaran hitam di tanah yang memancarkan aura yang tidak menyenangkan. "Kegelapan yang sama yang kita temui di gunung kehampaan surgawi."
Saat mereka menyelidiki lebih lanjut, terdengar suara gemuruh dari arah gunung. Tanah di sekitar mereka bergetar, dan tiba-tiba, dari balik pepohonan, muncul sosok yang tidak mereka duga. Seorang lelaki tua dengan jubah kelabu dan wajah penuh keriput, memegang tongkat kayu yang tampak usang, muncul di hadapan mereka.
"Siapa kau?" seru Yufeng sambil meraih gagang pedangnya.
Lelaki tua itu tertawa kecil, suaranya serak namun penuh kebijaksanaan. "Aku hanyalah seorang pengembara tua yang kebetulan melihat kalian di sini," jawabnya dengan tenang. "Namun, aku tahu bahwa kalian datang untuk mencari relik suci Guanyin."
Xiaolun Ruixiang menatap lelaki tua itu dengan penuh kecurigaan. "Apa yang kau ketahui tentang relik itu?"
Lelaki tua itu menatap ke arah puncak gunung dengan tatapan dalam. "Relik suci Guanyin adalah kunci. Bukan hanya sebuah pusaka yang membawa kedamaian, tapi juga pintu menuju kekuatan besar yang tersembunyi di Gunung Langit Utara. Namun, kekuatan itu bisa menjadi berkat atau kutukan, tergantung siapa yang menggunakannya."
Yufeng maju selangkah. "Apakah kau tahu di mana mereka sekarang? Zhang Xuanye dan Biksuni Fengqing?"
Lelaki tua itu tersenyum samar. "Mereka sudah jauh di depan, mendekati puncak. Namun, ada sesuatu yang menunggu mereka di sana... Sesuatu yang bahkan lebih berbahaya dari kegelapan yang kalian hadapi di gunung kehampaan surgawi."
Yufeng dan Xiaolun Ruixiang saling pandang, keraguan menyelimuti hati mereka. "Apa maksudmu?" tanya Xiaolun Ruixiang.
"Gunung ini bukanlah gunung biasa," jawab lelaki tua itu dengan suara rendah. "Ia adalah penjara bagi makhluk-makhluk purba yang telah lama terkunci. Jika segel-segel di gunung ini terbuka, kegelapan yang kalian lihat hanyalah permulaan."
Sebelum Yufeng bisa menanggapi, lelaki tua itu berbalik dan menghilang ke dalam kabut, seolah-olah ia adalah bagian dari gunung itu sendiri.
Yufeng mengepalkan tinjunya, merasa bahwa waktu mereka semakin sempit. "Kita tidak punya banyak waktu. Kita harus mengejar mereka sebelum segel-segel itu terbuka."
Xiaolun Ruixiang mengangguk. Mereka kembali ke pasukan dengan hati yang lebih waspada dan penuh kekhawatiran. Perjalanan menuju puncak Gunung Langit Utara kini tidak hanya tentang merebut kembali relik suci Guanyin, tetapi juga tentang menghentikan sesuatu yang jauh lebih besar—sesuatu yang bisa menghancurkan seluruh alam manusia jika mereka gagal.
Di kejauhan, puncak gunung itu masih tersembunyi dalam kegelapan, menunggu kedatangan mereka.